Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa FKp Simulasikan Bantuan Hidup Dasar di SMK Gama Cendekia

Simulasi Bantuan Hidup Dasar bersama siswa-siswi pada Rabu (06/12/2023) di SMK Gama Cendekia. (Sumber Foto: Dokumentasi Panitia)
Simulasi Bantuan Hidup Dasar bersama siswa-siswi pada Rabu (06/12/2023) di SMK Gama Cendekia. (Sumber Foto: Dokumentasi Panitia)

UNAIR NEWS – Pertolongan pertama yang tepat sebelum tenaga medis datang dapat menyelamatkan jiwa korban dan mencegah kecacatan dan memberikan rasa nyaman serta menunjang proses penyembuhan. Pengetahuan dasar terkait bantuan hidup dasar (BDH) wajib kiranya bagi semua orang untuk mengetahui caranya.

Dengan latar masalah tersebut, Mahasiswa Alih Jenis B26 bersama Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga kembali melaksanakan pengabdian masyarakat dengan tema “Selamatkan Kehidupan dengan Bantuan Hidup Dasar”. Acara yang diselenggarakan pada Rabu (06/12/2023) ini berlokasi di SMK Gama Cendekia, Surabaya.

Kegiatan ini juga dihadiri dosen Fakultas Keperawatan Sylvia Dwi Wahyuni SKep Ns MKep selaku dosen penanggung jawab dalam pengabdian masyarakat. Selain itu, juga hadir Syafii SPd selaku waka kurikulum; Rizky Kurniasari SKep selaku kaprodi keperawatan dan Apri Nurhayati SFarm selaku kaprodi farmasi.

Sesi foto bersama siswa SMK Gama Cendekia pada pengabdian masyarakat Rabu (06/12/2023). (Sumber Foto: Dokumentasi Panitia)

Diana selaku pemateri menyampaikan bahwa sebelum melakukan pertolongan tiga hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu yaitu aman diri, aman lingkungan dan aman pasien. Aman diri dengan menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan handscoon. Sedangkan aman lingkungan berarti menghindari korban dari keramaian. Aman pasien bermaksud untuk meletakkan pasien di tempat yang datar.

Bantuan hidup dasar dapat diberikan pada korban dengan kondisi berhenti bernapas atau tidak dapat bernapas secara efektif. Tidak hanya itu, korban dengan penghentian mendadak sirkulasi normal darah karena kegagalan jantung berkontraksi secara efektif pun dapat diberikan bantuan hidup dasar.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan edukasi mengenai bantuan hidup dasar. Namun, mahasiswa juga melakukan simulasi BDH berupa RJP (Resusitasi Jantung Paru). Marta dan Aini sepakat bahwa ada lima high quality CPR (Cardiopulmonary Resuscitation).

Titik tumpu tangan penolong di tengah dada bagian bawah korban, kedalaman pijatan sekitar 5-6 cm, dan kecepatan pijatan sekitar 100-120 kali per menit. Usahakan untuk meminimalisir adanya interupsi serta recoil sempurna.

Siswa yang berasal dari studi keperawatan dan farmasi ini merasa puas dengan materi yang disampaikan serta terlihat antusias untuk mencoba melakukan tindakan CPR saat kegiatan berlangsung. Sebelum acara berakhir, pemberian apresiasi oleh Farah selaku ketua panitia kepada siswa yang telah aktif dari awal hingga akhir kegiatan.

Penulis: Meli Nor Arista

Editor: Feri Fenoria