Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa Kebidanan Lakukan Aksi Pemberdayaan Kesehatan

Tim Bidan Muda Profesi Universitas Airlangga (UNAIR) dan siswa-siswi SMPN 49 Surabaya. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Tim Bidan Muda Profesi Universitas Airlangga (UNAIR) dan siswa-siswi SMPN 49 Surabaya. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

UNAIR NEWS –  Tim bidan muda Profesi Universitas Airlangga (UNAIR) melakukan pemberdayaan kesehatan di kecamatan Tenggilis Mejoyo Surabaya pada pada Kamis- Jumat (30-31/3/2023). Kegiatan itu berlatar belakang minimnya pengetahuan ibu-ibu mengenai  tes iva (tes deteksi kanker leher rahim) dan banyak yang tidak memakai kontrasepsi. Selain itu juga minimnya kesadaran remaja mengenai kesehatan reproduksi. 

“Untuk itu, dari tiga masalah besar yang terjadi pada  153 kartu keluarga di RT 03/RW03 Tenggilis Mejoyo. Kami mengadakan tiga program besar, dengan fokus utama yakni remaja tingkat menengah. Kami menyasar siswa-siswi kelas 7 dan 8  SMPN 49 Surabaya,’’ papar Ardhel Koordinator Kegiatan .

Di bawah bimbingan Bidan koordinator Puskesmas Tenggilis Elly Fatmawati Amd Keb dan dua dosen Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR Sofia Al Farizi SKeb Bd MKes dan Dwi Izzati Budiono SKeb Bd MSc mengarahkan program-program tersebut mencakup paparan materi mengenai stunting, diskusi dan pembagian poster, serta pelantikan 35 kader remaja sehat.

Deklarasi Komitmen Kesehatan Bagi Siswa

Dalam prosesnya, peserta memiliki rasa curiosity dan terbuka sehingga mereka antusias dengan materinya. Selanjutnya tim bidan muda ini membuat  deklarasi  komitmen. Pihaknya (red: bidan muda) meminta peserta  untuk menandatangani secara simbolis sebagai remaja bebas stunting, anemia, dan Infeksi Menular Seksual (IMS),  serta peduli gizi.  

Baca: Cegah Stunting, Mahasiswa UNAIR Kenalkan Pijat Tuina

Tim juga mendapat respons dan dukungan sangat baik dari Puskesmas Tenggilis maupun SMPN 49 Surabaya. Bahkan pihak sekolah berharap agar kegiatan serupa dapat terselenggara secara rutin.

“Gurunya bilang, ini adalah materi yang kami cari selama ini, dan harapannya bisa terselenggara secara rutin,” jelas Ardhel.

Menegaskan hal itu, tim juga menyambut baik harapan dari pihak sekolah. Sebab remaja ialah fase persiapan sebelum dewasa dan menikah. Menurutnya stunting pada anak terjadi karena pola hidup orang tua yang kurang baik sedari remaja, utamanya gizi. Berkaitan dengan hal itu, permasalahan hamil di luar nikah dan pernikahan dini (married by accident) juga berpotensi membawa dampak masalah kesehatan yang buruk, seperti infeksi menular seksual ataupun HIV AIDS. 

“Oleh sebabnya, ini bukan ilmu tabu. Jangan ragu untuk divalidasi, karena di sosial media juga barangkali bias. Terlepas dari hal itu, setiap sekolah pun terjadi regenerasi dari siswa kelas 7 ke 8 dan begitu seterusnya. Maka kegiatan serupa ini gak menutup kemungkinan diadakan setiap tahun,’’ ucap Lia Octaviana Ketua tim. 

Penulis: Viradyah Lulut Santosa

Editor: Khefti Al Mawalia