UNAIR NEWS – Angka stunting yang tinggi di Kelurahan Janti, Kabupaten Kediri, mendorong mahasiswa KKN BBM 67 Universitas Airlangga melakukan sosialisasi pencegahan. KKN yang beranggota sepuluh mahasiswa itu menggelar sosialisasi bertajuk “MP-ASI Cegah Stunting” pada Kamis (26/1/2023) di kediaman kepala desa.
Ketua KKN Vicia Dara Wandira menyatakan, MP-ASI merupakan makanan pendamping untuk anak usia 6-24 bulan, selain ASI. Tujuan pemberian MP-ASI adalah untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Termasuk menghindari terjadinya berbagai masalah gizi pada bayi. Salah satunya, stunting.
Mahasiswa Keperawatan UNAIR Nur Diyah Shinta Aldani menjadi pengisi materi dalam sosialisasi itu. Dalam paparannya, Shinta menjelaskan bahwa pemberian MP-ASI untuk mencegah stunting pada anak harus tepat waktu sesuai dengan ketentuannya.
Jika kurang dari 4 bulan, pemberian MP-ASI akan menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi dari ASI dan berisiko obesitas. Sebaliknya, jika lebih dari usia 6 bulan, pemberian MP-ASI berisiko membuat kondisi kurang nutrisi. Terutama zink dan zat besi hingga terjadi stunting pada anak.
“Stunting ini menyebabkan tumbuh kembang anak menjadi rendah serta menurunkan kemampuan kognitif dan motorik menjadi tidak maksimal. Dan, kemungkinan terburuknya adalah kematian,” tekannya.
Guna menghindari stunting, imbuh Shinta, MP-ASI terdiri atas makanan selain ASI yang mengandung banyak gizi. Misalnya, protein dan makanan gizi seimbang (4 sehat, 5 sempurna).
Protein sendiri memiliki sumbangan energi lebih tinggi bagi anak. Shinta menyebutkan, bayi stunting menyerap protein lebih kecil daripada bayi normal pada umumnya.
“Kurangnya gizi pada anak harus lebih diperhatikan oleh orang tua. Termasuk sanitasi lingkungan rumah tempat anak tinggal. Hal tersebut berguna dalam mengurangi terjadinya angka stunting pada anak di wilayah Kediri,” pungkasnya.
Penulis: Azka Fauziya
Editor: Feri Fenoria