UNAIR NEWS – Tiga mahasiswa Fakultas Psikologi (FPsi) UNAIR berhasil meraih juara I kompetisi esai ilmiah National Islamic Psychology Fair (NIPF) 2025. NIPF merupakan kompetisi yang digelar oleh Ikatan Mahasiswa Muslim Psikologi (IMAMUPSI) Universitas Islam Indonesia (UII), Sabtu-Minggu (10-11/5/2025). Tiga mahasiswa itu adalah Rhein Sasi Kirana, Fitria Nur Zahara, dan Humaidah Dwi Rahmayanti dari FPsi angkatan 2021.
Pesaing mereka pada perlombaan ini berasal dari berbagai universitas di Indonesia. Antara lain Universitas Jambi, UIN Walisongo Semarang, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Brawijaya, dan lainnya. NIPF terdiri dari dua jenis perlombaan, yakni Instagram reels dan esai ilmiah. Kali ini NIPF mengangkat tema Happy Souls, Healthy Bound: Crafting Harmonious Relationships with Islambic Psychology.
“NIPF sendiri bertujuan memperkenalkan peran Psikologi Islam dalam keilmuan Psikologi. Sekaligus penerapannya dalam praktik Psikologi guna memberikan solusi yang lebih holistik atas isu yang ada,” jelas Humaidah Dwi Rahmayanti atau yang akrab disapa Rahma.
Rancang Inovasi Psikologi Islam
Rahma menceritakan, ia dan timnya memilih membuat inovasi untuk esainya pada tema Menciptakan Hubungan yang Sehat dengan Teman Sebaya Berlandaskan Psikologi Islam. Inovasi yang mereka hadirkan pada esai tersebut berjudul Growve: Komunitas Sebaya Berbasis Bi’ah Shalihah guna Membangun Growth Mindset sebagai Faktor Protektif Individu Dewasa Awal.
“Inovasi ini menggabungkan konsep psikologi umum seperti peer community, growth mindset, dan intervention mapping dengan psikologi islam yakni bi’ah shalihah, dalam menjawab kompleksitas masalah mental yang terjadi pada Individu dewasa awal,” terangnya.
Dalam aplikasinya, lanjut Rahma, mereka melakukan pendekatan yang cukup kompleks melalui 5Power. Meliputi peer circle, psychoeducation, peer catalyst, peer project, dan pathlight. Rahma mengaku, perlu waktu dan analisis mendalam untuk membuat inovasi kompleks tersebut. “Kami menganalisis masalah hingga solusi secara tajam. Memastikan bahwa penulisan sudah runtut, posible dilakukan, dan berkelanjutan,” paparnya.
Nama dan Doa Baik
Terdapat hal menarik yang dilakukan oleh Rahma dan kedua rekannya. Mereka memberi nama timnya Qadarullah. Menurutnya, nama tim merupakan doa baik bagi tim mereka. “Selain kompetisi ini bernuansa Islami, kami percaya bahwa bagaimanapun tantangan dan hasil yang kami temui, semua itu adalah ketetapan Allah,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Rahm dan timnya mengungkapkan bahwa perlombaan ini menjadi spesial. Karena mereka bertiga merupakan mahasiswa tingkat akhir yang telah menyelesaikan skripsinya. “Sebagai mahasiswa semester akhir, kami ingin menutup perjalanan perkuliahan ini dengan happy ending melalui sebuah kompetisi. Jadi, menurut kami NIPF merupakan ajang yang cocok untuk merealisasikan cita-cita tersebut, yang pada akhirnya alhamdulillah esainya juara I dan kita bisa explore hal-hal menarik di Jogja. Sangat menyenangkan!” tutupnya.
Penulis: Febriana Putri Nur Aziizah
Editor: Yulia Rohmawati