UNAIR NEWS – Tim mahasiswa Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA)
Banyuwangi belajar bersama nelayan tentang pentingnya menjaga keselamatan kerja. Khususnya pada pentingnya kewaspadaan nelayan soal bahan berbahaya.
Ketua tim Muhammad Fikriansyah Harjono menerangkan bahwa ikan dapat tercemar beberapa bahan kontaminan berbahaya. Itu dapat berdampak buruk bagi kesehatan yang mengonsumsi. Beberapa jenis ikan lain yang perlu diwaspadai adalah ikan tenggiri, ikan tuna, ikan todak, dan ikan marlin.
“Ada beberapa ikan tangkapan yang perlu diwaspadai karena mengandung merkuri dan akan membahayakan kesehatan. Nelayan hingga saat ini belum begitu mengenalinya,” terangnya.
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat SIKIA angkatan 2021 itu mengungkapkan, perbedaan ikan segar berciri mata bening, berwarna terang, dan aromanya segar. Sementara, ikan yang tercemar merkuri akan berbau asam sesaat setelah diangkat ke daratan.
“Jika ikan mengandung merkuri berbau asam dan terlihat tidak segar,” imbuhnya.

Selain produk ikan, Fikriansyah menuturkan nelayan perlu memperhatikan keselamatan kerja. Karena, selama ini nelayan mengabaikannya dan berisiko terhadap kesehatan.
“Persiapan alat pelindung diri dan pemeriksaan kesehatan sangat penting bagi nelayan. Karena, mereka nggak tau apa yang akan terjadi saat melaut,” katanya.
Selain sebagai tugas projek kolaborasi keilmuan, sosialisasi dilakukan dalam mengembangkan edukasi berkualitas. Terutama upaya mendorong pewujudan ekosistem laut yang berkelanjutan di kawasan pantai dan laut.
“Sosialisasi ini bertujuan dalam mewujudkan program SDGs nomor 4 dan 14,” ungkapnya.
Projek kolaborasi keilmuan itu ditujukan untuk meningkatkan nilai kesehatan produk dan keselamatan dalam lingkungan kerja nelayan. Mahasiswa SIKIA UNAIR melakukan sosialisasi pemberdayaan nelayan Pantai Kulub Lestari guna meningkatkan perekonomian dan wisata estetik pada Jumat (27/5/2022) bersama Komunitas nelayan Pantai Dermaga Cinta, Banyuwangi.
Penulis:azhar burhanuddin
Editor:Feri Fenoria