UNAIR NEWS – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) resmi menyambut kedatangan mahasiswa program internasional dari Inggris di Ruang Chairil Anwar, Gedung FIB UNAIR pada Rabu (14/6/2023). Tercatat sebanyak delapan mahasiswa Staffordshire University (STAFFS) mengikuti program canangan Airlangga Global Engagement (AGE) UNAIR di FIB. Program itu salah satunya mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) dalam peningkatan kualitas pendidikan.
Dr Lina Puryanti MHum PhD secara langsung memberikan sambutan dan ucapan selamat datang kepada seluruh staf dan mahasiswa STAFFS. Ia juga memperkenalkan beberapa hal terkait FIB UNAIR dan agenda yang akan dilakukan oleh para mahasiswa program internasional selama dua minggu ke depan.
Dalam sambutannya, Lina berharap pertemuan dua negara dengan latar belakang berbeda dapat membuat mahasiswa melihat perspektif baru dari kacamata dunia yang tampak asing.
Setelah itu, seluruh mahasiswa mengikuti perkuliahan dua mata kuliah sebagai bekal pengetahuan budaya Indonesia, khususnya di Jawa Timur, selama mengikuti program dua pekan ke depan. Mata kuliah itu terdiri dari History of Society and Culture of East Java yang diisi oleh Johny Alfian Khusyairi PhD dan Local Cultural Studies yang dijelaskan oleh Edi Dwi Riyanto PhD.
Kenalkan Surabaya
Selain materi dan diskusi di kelas, para mahasiswa diajak untuk mengunjungi Monumen Tugu Pahlawan Surabaya untuk mengenalkan histori Surabaya. Kunjungan itu sejalan dengan topik mata kuliah sebelumnya yakni History of Society and Culture of East Java. Sehingga, para mahasiswa mendapatkan insight secara nyata tentang peradaban sejarah di Jawa Timur.
Siti Lusiyandari staf Airlangga Global Engagement (AGE) UNAIR yang mengelola acara tersebut menyampaikan bahwa Surabaya terkenal sebagai kota Pahlawan. Surabaya memiliki karakteristik pejuang dan simbol keberanian warga Surabaya melawan penjajah.
Menurut Lusi, Tugu Pahlawan merupakan ikon dan simbol semangat heroik masyarakat Surabaya. Ia berharap mahasiswa asing terinspirasi dari monumen bersejarah itu. Yakni, untuk memiliki karakteristik atau sikap yang tangguh dan pantang menyerah seperti warga Surabaya memperjuangkan kemerdekaan. (*)
Penulis: Aidatul Fitriyah
Editor : Binti Q Masruroh
