UNAIR NEWS – Kekurangan supply darah selalu menjadi permasalahan yang tak kunjung terselesaikan di Indonesia. Kebutuhan stok darah di Indonesia terus mengalami defisit hingga 1,3 juta kantong darah per tahun.
Permintaan kantong darah yang semakin melonjak di Indonesia berbanding terbalik dengan jumlah pendonor yang terus mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan tidak adanya good supply antara kebutuhan dari rumah sakit dan jumlah pendonor.
Jumlah pendonor juga semakin menurun drastis saat bulan Ramadhan kemarin. Masyarakat cenderung tidak mau mendonorkan darahnya saat sedang berpuasa karena beranggapan bahwa donor darah dapat membatalkan puasa, padahal MUI sudah menegaskan tidak ada kaitan antara donor darah dan batalnya puasa.
Dalam mengatasi permasalahan ini, lima mahasiswa jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga (FTMM UNAIR) menawarkan solusi untuk mengatasi penurunan donor darah pada Ramadhan tahun depan yang mereka tulis dalam artikel ilmiah mereka. Kelima mahasiswa tersebut yaitu Safardi Samsa (1620125330), Tika Yuniar Sari (162012533046), Vibrananda Dwi Aris Kurniawan (1620125330), Adriel Maruli Vincent (1620125330), dan Amadeo Lemuel (1620125330).
Pendataan Pendonor
Perwakilan kelompok, Safardi, kepada UNAIR NEWS pada Rabu (10/5/2023) menuturkan perlu dilakukan pendataan pendonor yang pernah mendonorkan darah sebelumnya agar mempermudah untuk menghubungi kembali.
“Kita juga perlu mempertimbangan safety stock, reorder point, dan jumlah persediaan maksimum,” papar Safardi.
Safety stock, ujarnya, penting untuk mengurangi terjadinya kekurangan kantong darah. Sedangkan, lanjutnya, reorder point penting untuk menentukan waktu yang tepat melakukan pemesanan agar tidak kekurangan persediaan dan jumlah persediaan maksimum penting untuk ditentukan agar tidak mengeluarkan biaya holding cost yang tinggi.
Penyebaran Informasi Donor Darah
“Perlunya melakukan penyebaran informasi manfaat donor darah dan kegiatan pembudayaan kesadaran untuk donor darah selama bulan Ramadhan juga akan membantu mengamankan stok persediaan darah,” ucap Safardi.
“PMI dalam hal ini bisa melakukan donor darah ke tempat yang mudah dijangkau oleh pendonor atau bisa melakukan donor darah pada malam hari untuk mengakomodasi pendonor Muslim yang ingin melakukan donor darah setelah shalat teraweh,” sambungnya.
Safardi dan kelompoknya turut menyarankan PMI untuk menyusun agenda donor darah bagi pendonor selain Muslim pada bulan Ramadhan serta menjalin komunikasi dengan Gereja, Vihara, Pura, dan tempat-tempat ibadah lain untuk meningkatkan kegiatan pembudayaan donor darah. (*)
Penulis: Dewi Yugi Arti/Safardi, Tika, Vibrananda, Adriel, Amadeo
Editor: Feri Fenoria