Universitas Airlangga Official Website

Manfaat Cagar Budaya Sebagai Wisata

Dr. Sri Endah Nurhidayati, S.Sos., M.Si memberikan penjelasan mengenai pemanfaatan cagar budaya sebagai sebuah wisata. (Foto: Ini Tanjung Tani)
Dr. Sri Endah Nurhidayati, S.Sos., M.Si memberikan penjelasan mengenai pemanfaatan cagar budaya sebagai sebuah wisata. (Foto: Ini Tanjung Tani)

UNAIR NEWS – Dosen Program Studi D4 Destinasi Pariwisata, Fakultas Vokasi (FV) Universitas Airlangga (UNAIR), Dr Sri Endah Nurhidayati SSos MSi menjelaskan manfaat dari cagar budaya berdasarkan perspektif pariwisata. Kegiatan itu dikemas berupa webinar Kajian Peninggalan Klasik Jawa Timur oleh Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur pada Rabu (26/06/2023).

Hubungan Pariwisata dan Cagar Budaya

Menurut Dr Sri, Pariwisata menghubungkan cagar budaya melalui masa lalu dengan masa sekarang. Cagar budaya mengandung tradisi serta modernitas masa kini sehingga ketika memaknainya tidak hanya sekedar masa lalu tetapi berkaitan dengan masa depan.

“Sebenarnya ketika kita bicara soal cagar budaya, kita tidak hanya berbicara masa lalu tapi bagaimana masa lalu tersebut dapat memberikan inspirasi yang tidak tergantikan kepada masa depan,” ujarnya.

Candi Pari sebagai Cagar Budaya

Ia juga menyoroti Candi Pari yang berada di Porong Jawa Timur bisa menjadi salah satu cagar budaya yang dapat berkembang sebagai pariwisata. Candi Pari yang memiliki morfologi degan Sidoarjo secara umum sebagai sebuah kota dan menjadi ikon Sidoarjo. Candi ini juga memiliki langgam candi Jawa Timur dan gaya arsitekturnya dipengaruhi oleh budaya Vietnam dan Kamboja. 

Selain sebagai sebuah wisata, cagar budaya memiliki fungsi lain. Di antaranya, merupakan sebuah modal politik untuk pembangunan, pusat ekonomi, gambaran historis kota dan tempat ibadah.

“Karena didalamnya tersimpan sejarah, teknologi, sebuah proses yang menjadi modal politik kita dan sebagai kekayaan bangsa,” ungkapnya.

Manfaat Candi sebagai Tempat Wisata

Candi sebagai daya tarik wisata memiliki banyak manfaat. Di antaranya, sebagai sarana edukasi, destinasi religius, museum dan galeri serta panggung pertunjukkan. Pameran interaktif juga bisa berkembang pada candi sehingga pengunjung dapat mengetahui tampilan informasi-informasi visual.

“Sehingga jika kita menjadikan ini virtual museum, pengunjung dapat tetap datang kesana meskipun dia tidak bersentuhan secara langsung. Walaupun virtual tour tidak akan bisa menggantikan kehadiran secara langsung, tetapi setidaknya memberikan gambaran kepada semua orang dan mencegah kerusakan-kerusakan yang terjadi di candi tersebut.”

Menurutnya, candi menawarkan beberapa opsi hiburan seperti wisata petualangan, pusat seni dan kerajinan serta pusat rekreasi keluarga. Sebagai pusat seni, candi bisa menjadi sarana pengembangan seni dan kreativitas masyarakat lokal. Hal ini membuat pengunjung tidak hanya mendapatkan informasi seputar candi saja, melainkan tentang kebudayaan masyarakat lokal.

“Jika pengemasannya baik, candi bisa menjadi objek wisata yang menarik,” tutur Dr. Sri.

Penulis: Ini Tanjung Tani

Editor: Khefti Al Mawalia