Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) merupakan metode kontrasepsi yang paling efektif untuk mengendalikan kehamilan dan kelahiran. Beberapa contoh MKJP antara lain adalah Intrauterin (IUD); strerilisasi wanita; dan implant/norplant. Berdasarkan studi terdahulu, MKJP dapat membantu mencegah kehamilan yang tidak diinginkan hingga 20 kali lebih baik dibandingkan dengan metode kontrasepsi yang lain seperti konsumsi obat dan penggunaan cincin vagina. Apabila dilihat dari segi finansial, MKJP merupakan metode kontrasepsi termurah dibandingkan metode kontrasepsi lainnya.
Manfaat MKJP
Penggunaan MKJP penting bagi wanita yang telah melahirkan lebih dari dua kali (wanita multiparous) dan wanita yang telah melahirkan lebih dari empat kali (wanita grand multiparous). Dengan menggunakan MKJP, wanita multiparous dan grand multiparous dapat mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Studi yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa wanita multiparous dan grand multiparous memiliki risiko mengalami komplikasi selama kehamilan dan persalinan. Beberapa risiko tersebut antara lain adalah risiko makrosomia janin, diabetes mellitus gestasional, postpartum hemorrhage, hipertensi yang disebabkan karena kehamilan, hingga kematian.
Salah satu penyebab peningkatan risiko tersebut adalah, karena wanita multiparus dan grand multiparus memiliki waktu yang lebih sedikit untuk mengistirahatkan tubuh dan memulihkan organ reproduksinya. Meski begitu masihi banyak wanita multiparus dan grand multiparus yang enggan menggunakan MKJP.
Hambatan Penggunaan MKJP
Penelitian yang dilakukan oleh Laksono dkk., (2022) menunjukan bahwa terdapat beberapa hambatan yang mempengaruhi wanita multiparus dan grand multiparus di Indonesia dan Filipina enggan menggunakan MKJP. Yaitu terkait usia; lokasi tempat tinggal wanita; tingkat pendidikan; pasangan; pekerjaan; dan status ekonomi.
Wanita multiparus yang berusia lebih muda cenderung tidak menggunakan MKJP. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh wanita multiparus yang berusia lebih tua lebih banyak yang ingin berhenti hamil dan melahirkan sementara wanita multiparus yang lebih muda masih bersemangat dan ingin memiliki anak lagi.
Wanita yang tinggal di pedesaan cenderung lebih sedikit yang menggunanakn MKJP dibanding wanita yang tinggal di perkotaan. Secara empiris, kondisi tersebut disebabkan karena daerah perdesaan memiliki akses yang lebih terbatas terhadap layanan kesehatan yang melayani MKJP dibandingkan wanita yang tinggal di perkotaan.
Pasangan juga memiliki peran dalam penggunaan MKJP oleh wanita multiparus dan grandmultiparus di Indonesia dan Filipina. Wanita yang tidak memiliki pasangan cenderung tidak menggunakan MKJP. Meski begitu, rasanya kemungkinan hamil dan melahirkan oleh wanita yang tidak memiliki pasangan cukup rendah di Indonesia dan Filipina karena budaya bahwa hubungana seksual bukan dengan pasangan sah adalah aib.
Wania multiparus dan grand multiparus yang bekerja memiliki tingkat penggunaan MKJP yang lebih tinggi karena dirasa lebih efektif. Kesibukan dan lupa adalah faktor terbesar yang mempengaruhi keputusan tersebut.
Hambatan terakhir adalah terkait dengan ekonomi. Wanita dengan tingkat ekonomi lebih rendah memiliki akses yang lebih terbatas pada layanan kesehatan yang membutuhkan biaya, salah satunya adalah pemakaian MKJP.
Rekomendasi Pemecahan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan MKJP memiliki manfaat untuk mencegah wanita multiparus dan grand multiparus mengalami kehamilan. Pencegahan kehamilan tersebut penting karena mereka memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami permasalahan kesehatan serta komplikasi selama kehamilan dan melahirkan.
Adapun hambatan yang mempengaruhi rendahnya penggunaan MKJP antara lain adalah usia; lokasi tempat tinggal wanita; tingkat pendidikan; pasangan; pekerjaan; dan status ekonomi. Rendahnya penggunaan MKJP dapat berpengaruh pada tingginya angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali. Dampak negatif yang lain adalah, apabila orang tua dengan anak banyak tidak dapat mengasuh secara optimal maka akan menghasilkan generasi yang kurang berkualitas.
Beberapa rekomendasi pemecahan masalah yang direkomendasikan oleh penulis antara lain pemberian subsidi layanan MKJP bagi masyarakat miskin. Menginisiasi model asuransi untuk MKJP. Memberikan edukasi kepada masyarakat secara masif, inovatif, kreatif, dan terukur. Serta secara berkala meningkatkan kapasitas keterampilan tenaga kesehatan.
Penulis : Hario Megatsari, S.KM., M.Kes
Sumber :
https://bmcpublichealth.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12889-022-13844-z
Laksono, A. D., Rohmah, N., & Megatsari, H. (2022). Barriers for multiparous women to using long ‑ term contraceptive methods in Southeast Asia : case study in Philippines and Indonesia. BMC Public Health, 1–8. https://doi.org/10.1186/s12889-022-13844-z