Gulma Alligator (Alternanthera philoxeroides) atau bayam dempo, kemah air atau Alligator weed selama ini dikenal sebagai gulma invasif yang merepotkan petani di berbagai belahan dunia. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa tanaman ini sebenarnya menyimpan potensi luar biasa sebagai bahan pakan akuakultur, terutama untuk ikan herbivora. Dengan kandungan protein tinggi (18,5g/100g), serat kasar (21g/100g), serta mineral penting seperti kalsium dan kalium, alligator weed dapat menjadi alternatif yang lebih murah dan ramah lingkungan dibandingkan bahan pakan konvensional seperti tepung ikan. Tidak hanya itu, senyawa bioaktif seperti flavonoid dan fenol di dalamnya memberikan manfaat antioksidan yang dapat meningkatkan kesehatan dan ketahanan ikan terhadap stres lingkungan.
Penggunaan Gulma Alligator (Alternanthera philoxeroides) dalam pakan akuakultur juga terbukti meningkatkan performa pertumbuhan dan efisiensi konversi pakan (FCR). Penelitian menunjukkan bahwa tingkat penambahan optimal sebesar 20% dalam pakan dapat mendukung pertumbuhan optimal pada berbagai spesies seperti nila, grass carp, hingga udang air tawar. Ini bukan hanya solusi untuk pengurangan biaya pakan, tetapi juga cara inovatif untuk mengelola populasi gulma invasif. Dengan potensi luar biasa ini, alligator weed dapat menjadi “superfeed” baru bagi industri akuakultur yang lebih berkelanjutan.
Penulis: Dr. Veryl Hasan, S.Pi., M.P.
Baca juga: Dampaknya Tanaman Alien-Invasif untuk Masa Depan Sungai Brantas?