Universitas Airlangga Official Website

Manggis sebagai Bahan Antivirus yang Memicu Kanker Serviks

Ilustrasi manggis. (Sumber: CNN Indonesia)

Kanker Serviks merupakan kasus kanker dengan resiko kematian yang sangat tinggi. Pemicu penyakit kanker serviks adalah virus bernama human papillomavirus (HPV). Human papillomavirus (HPV) merupakan virus DNA dari keluarga Papillomaviridae. Terdapat sekitar 170 jenis virus ini dan sebagian besar dapat memicu kutil atau lesi prakanker. Risiko penularan infeksi HPV meningkat melalui hubungan seksual seperti berganti-ganti pasangan, lemahnya daya tahan tubuh, dan kebiasaan merokok.

HPV bisa menular dari ibu ke bayi saat hamil. Lantai toilet juga bisa menjadi media penularan virus ini, HPV tidak bisa terbunuh dengan hand sanitizer dan disinfektan. Infeksi HPV dapat meningkatkan risiko kanker vagina, leher rahim, vulva, penis, anus, dan mulut3,4. Jenis HPV yang dapat memicu kanker serviks terdiri dari HPV-16 dan HPV-18. Sekitar 70% kasus, HPV-6 dan HPV-11 hanya memicu kutil kelamin.

Kasus kanker serviks akibat infeksi HPV di dunia terus meningkat sejak tahun 2018. Sebanyak 569.000 (kasus baru) teridentifikasi dan 311.000 (meninggal), penularan dominan terjadi melalui kontak seksual. HPV memiliki dua jenis protein yang terdiri dari protein awal (E) dan terlambat (L), protein E yang muncul dari virus pada awal tahap inisiasi replikasi4,5. Protein E berperan dalam memicu ekspresi onkoprotein, replikasi, dan perakitan partikel virus baru, protein L muncul pada akhir tahap replikasi untuk pembentukan dua lapisan kapsid minor dan mayor dengan struktur pentamer6,7. Jenis HPV-16 dan HPV-18 berisiko tinggi memicu kanker serviks. Tipe HPV risiko tinggi mempunyai kemampuan mengganggu kinerja penekan tumor dalam sel melalui aktivitas oncoprotein (protein pemicu kanker).

Onkoprotein pada HPV terdiri dari E6 dan E7 yang berperan memicu keabadian sel inang. Onkoprotein E6 dapat membentuk kompleks E6-p53 untuk mengalami degradasi melalui proteasome, E7 bekerja menghambat aktivasi pRb pada siklus sel kemudian memicu gangguan check point 8, 9, 10. E6 dapat menghambat representasi interferon dan MHC yang memicu kegagalan respons antivirus alami melalui deteksi sel kekebalan ketika infeksi HPV tahap awal terjadi. E6 merupakan onkoprotein penting karena memungkinkan degradasi penekan tumor di sel inang, E6 dapat menjadi target utama dalam desain obat antivirus. Penghambatan domain E6 oleh senyawa kandidat antivirus merupakan bagian penting dalam mencegah pembentukan kompleks E6-p53 dan mencegah perkembangan kanker.

Pengobatan dan terapi herbal merupakan pilihan terbaik menurut cerita rakyat tradisional. Beberapa laporan menunjukkan bahwa banyak tanaman telah dieksplorasi untuk memerangi beberapa penyakit. Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman yang termasuk dalam famili Clusiaceae yang banyak di Asia Tenggara. Buah dari tanaman ini bisa menjadi obat tradisional untuk mengatasi infeksi bakteri, virus, jamur, sebagai antioksidan, dan penyakit degeneratif.

Banyak penelitian telah melaporkan bahwa manggis dapat menghasilkan efek farmakologis secara laboratorum (in vitro) sebagai antikanker. Kandungan senyawa kimia dalam kulit manggis terdiri dari αMangostin, β-Mangostin, γ-Mangostin, Mangostenone A, Mangostenone B, Mangostenone C, Mangostenone D, dan Mangostenone E14. Penelitian in silico sebelumnya menunjukkan bahwa senyawa mangostin yang teridentifikasi dapat menghambat aktivitas Mpro SARS-CoV-2.

Selanjutnya senyawa dari manggis juga telah terbukti mampu berperan sebagai antivirus HPV melalui penghambatan Onkoprotein E6 pada HPV-16 dan HPV-18 melalui analisa computer. Metode analisis yang digunakan secara computer meliputi uji kemiripan obat, probabilitas antivirus, simulasi docking, analisis interaksi kimia, dan visualisasi molekuler.

Hasil yang ada menunjukkan bahwa beberapa turunan Mangostenon berperan aktif dalam penghambatan virus human papilloma (virus oemicu kanker serviks). Turunan manggis senyawa dari Garcinia mangostana L. dapat menjadi kandidat antivirus HPV melalui penghambatan ganda mekanisme oleh Mangostenone A. Senyawa ini mempunyai aktivitas yang kuat melalui afinitas pengikatan yang lebih negatif nilai dan ikatan lemah seperti ikatan hidrogen dan hidrofobik daripada dengan turunan manggis lainnya senyawa.

Hasil penelitian sangat berarti sebagai dasar penelitian lanjutan pemanfaatan tanaman manggis sebagai bahan antivirus maupun antikanker. Banyak penelitian lanjutan yang perlu dilakukan untuk pemanfaatan tanaman manggis sebagai bahan obat, terutama untuk antikanker dan anti virus.

Penulis: Dwi Kusuma Wahyuni, S.Si., M.Si.

Jurnal: Mangostenone Bioactive Compound from Garcinia mangostana L. as Antiviral Agent via Dual Inhibitors Against E6 HPV 16/18 Oncoprotein through Computational Simulation

Baca Juga: Guru Besar Antropologi UNAIR Soroti Lonjakan DBD di Indonesia