Universitas Airlangga Official Website

Memahami Karakteristik Kontak Serumah dan Faktor Risiko Penularan Kusta

Foto by Hermina Hospitals

Kusta yang juga dikenal sebagai penyakit Morbus Hansen merupakan penyakit menular kronis yang menyerang kulit, saraf perifer, mukosa saluran pernapasan, dan mata. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan/atau Mycobacterium lepromatosis. Kusta termasuk salah satu penyakit yang diabaikan dan masih menimbulkan masalah kesehatan masyarakat. Indonesia merupakan negara penyumbang penderita kusta baru tertinggi ketiga di dunia.

Sebuah studi dilakukan oleh Adriyani, dkk (2023) di Winongan, Kabupaten Pasuruan yang merupakan salah satu daerah endemis kusta di Jawa Timur. Temuan utama dari penelitian ini adalah keberadaan seropositivitas antibodi IgM anti-PGL-1 diantara orang yang tinggal serumah yang selanjutnya disebut kontak serumah penderita kusta. IgM anti-PGL-1 adalah antigen imun dominan yang memicu respons kekebalan pada individu yang terinfeksi bakteri kusta. Dalam penelitian ini sebanyak 8,11% kontak serumah penderita kusta, positif antibodi IgM anti-PGL-1-nya. Hal ini menunjukkan potensi infeksi aktif dan penularan kusta di masyarakat.

Studi ini juga mengidentifikasi beberapa faktor risiko penularan kusta, antara lain adalah pekerja di sektor informal, kemiskinan, minum dari sumber air yang tidak dilindungi, air minum tanpa direbus hingga mendidih, dan berenang di badan air terbuka. Faktor lingkungan dan perilaku tersebut berkontribusi pada penularan kusta. Penting untuk dicatat bahwa seropositivitas IgM anti-PGL-1 tidak berarti bahwa seseorang tersebut mengalami gejala klinis kusta. Beberapa individu dapat terinfeksi bakteri tanpa menunjukkan tanda-tanda penyakit. Namun, seseorang dengan titer IgM anti-PGL-1 tinggi, berisiko lebih tinggi untuk berkembang menjadi manifestasi kusta setelah beberapa tahun terinfeksi.

Kebutuhan untuk melakukan deteksi dini dan diagnosis kasus di daerah endemis kusta sangat diperlukan. Strategi penemuan kasus aktif dengan memeriksa kontak serumah dan kontak sosial penderita kusta dapat membantu penemuan kasus baru serta mencegah penularan kusta. Selain itu, mempromosikan gaya hidup bersih dan sehat, termasuk kebersihan pribadi dan mengkonsumsi air minum yang aman, sangat penting dalam pencegahan penyakit kusta.

Kusta masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di beberapa negara, termasuk Indonesia. Memahami karakteristik kontak serumah penderita kusta dan mengidentifikasi faktor yang berkontribusi pada penularan sangat penting untuk pencegahan dan pengendalian kusta secara efektif.

Penulis: Retno Adriyani

Judul dan link artikel internasional bereputasi (Scopus-Q3)

Judul   : Serological IgM antibody profile of M. Leprae PGL-1 and characteristics

of leprosy contacts from an endemic area in East Java, Indonesia

DOI : 10.4081/jphia.2023.2581

Link :   https://publichealthinafrica.org/jphia/article/view/2581