Karena faktor ekonomi, sosial, dan teknis, tempat kerja kontemporer menjadi lebih dinamis. Perusahaan harus siap menghadapi setiap tantangan yang mungkin terjadi untuk berkembang dan bersaing di pasar global. Di berbagai bidang, seperti manufaktur, jasa, perbankan, dan media, metode kerja baru muncul karena evolusi ini. Kesulitan dalam industri media, khususnya pertelevisian Indonesia, adalah munculnya platform baru yang dapat menyajikan informasi dan hiburan yang lebih beragam. Beberapa platform terkemuka, seperti YouTube dan Netflix, menawarkan pilihan konten yang lebih luas yang dapat disesuaikan dengan preferensi dan usia masing-masing pengguna. Berbeda dengan 8,2 jam yang dihabiskan untuk menonton televisi, konsumen berusia 13 hingga 24 tahun menghabiskan 11,3 jam per minggu untuk menonton video online secara gratis.
Meskipun demikian, terlepas dari anggapan bahwa internet telah memengaruhi media konvensional, televisi kemungkinan akan terus memiliki banyak penonton setidaknya untuk beberapa dekade mendatang. Masih ada bagian media televisi yang tidak tergantikan; keaslian dan keandalannya tidak dapat dengan mudah ditiru, meskipun telah diperkenalkan platform baru dengan karakteristik uniknya masing-masing. Meskipun demikian, banyak orang yang tinggal di tempat yang jauh dan tidak memiliki akses internet tetap mengandalkan televisi sebagai sumber utama hiburan dan informasi. Menurut data terakhir, negara-negara Asia Tenggara memiliki sekitar 192 juta orang tanpa koneksi internet, hal yang sama juga terjadi di beberapa negara di Afrika.
Kreativitas karyawan memungkinkan organisasi untuk meningkatkan kinerja dan mencoba metode, strategi, dan produk baru. Ini dapat mendorong inovasi, karena ide orisinal ini diubah menjadi produk dan layanan baru yang sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Keadaan kerja yang mendukung dan apresiasi mendorong inovasi dan antusiasme. Perekonomian yang kompetitif saat ini menuntut dukungan organisasi untuk meningkatkan kreativitas. Perusahaan yang suportif membangkitkan loyalitas dan membuat pekerja merasa dihargai. Sementara itu, makna kerja mempengaruhi bagaimana orang memandang pekerjaannya, menjalankan tugasnya, dan memahami perusahaan. Jika keyakinan dan tujuan pribadi dan organisasi mereka sesuai dengan makna pekerjaan mereka, karyawan menjadi lebih kreatif.
Kajian dari penelitian ini dilakukan di Net Mediatama Television, sebuah perusahaan televisi swasta, khususnya di kalangan karyawan yang bekerja di bagian konten, karena divisi ini selalu membutuhkan kreativitas untuk mengembangkan konsep dan membuat program siaran.
Penelitian ini sendiri bertujuan untuk menunjukkan bahwa dukungan organisasi yang dirasakan dan makna kerja memiliki dampak menguntungkan yang dapat memotivasi dan menumbuhkan kreativitas. Pekerja yang merasakan dukungan organisasi lebih mungkin mengembangkan kreativitas yang diperlukan untuk inovasi. Selain itu, temuan menunjukkan bahwa makna karyawan di tempat kerja dapat memotivasi orang untuk menghasilkan ide-ide baru dengan memanfaatkan pengalaman mereka.
Akibatnya, perusahaan dapat melihat kreativitas karyawan sebagai sumber keunggulan kompetitif, karena memungkinkan karyawan mempelajari teknik, ide, atau produk baru dan meningkatkan kinerja organisasi. Dengan demikian, karyawan akan terdorong untuk mengembangkan pekerjaan berkualitas lebih tinggi dan berkontribusi pada kesuksesan jangka panjang. Temuan menunjukkan bahwa memilih kerja keras, menetapkan tujuan yang tinggi, dan bertahan dalam menghadapi kesulitan membantu karyawan meningkatkan kreativitas mereka.
Penulis: Anis Eliyana
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di :
(Building Creativity in the Television Industry: The Mediating Role of Meaning of Work)
