Universitas Airlangga Official Website

Mempersiapkan Pelatihan Tentang Kesehatan Mental Ibu untuk Kader Posyandu

IL by Lintastv.com

Menjadi seorang ibu dapat menjadi hal yang didambakan oleh banyak wanita dan menjadi sumber kebahagiaan. Meskipun begitu, tidak jarang, pengalaman menjadi ibu justru menjadi pengalaman yang membuat wanita stress dan tertekan. Transisi menjadi seorang ibu, dapat memantik tantangan baik secara emosional maupun mental. Gangguan kesehatan mental pada ibu hamil/menyusui adalah permasalahan yang umum dihadapi oleh wanita di seluruh dunia, gejalanya termasuk depresi dan kecemasan yang berkaitan dengan kehamilan, dan melahirkan (Waqas et al., 2022).

Sekitar 10% dari wanita hamil, dan 13% wanita yang baru saja melahirkan, di seluruh dunia, mengalami masalah kesehatan mental, terutama depresi. WHO mencatat bahwa pada negara berkembang, prevalensi kejadian ini lebih tinggi, mencapai 15,6% selama masa kehamilan, dan 19,8% setelah melahirkan. Isu kesehatan mental pada ibu hamil/menyusui ini, jika terlewat untuk ditangani, dapat menyebabkan berbagai dampak negatif. Depresi dan kecemasan dapat memicu rangsangan kontraksi rahim, yang beresiko meningkatkan tekanan darah yang dapat menyebabkan preeklamsia dan keguguran, berat bayi rendah, dan bayi premature.

Pelayanan pada masa sebelum kelahiran di Indonesia, diantaranya dilakukan oleh kader posyandu. Sayangnya, tidak ada data yang menunjukkan bahwa kader posyandu telah menerima pelatihan untuk mendeteksi depresi pada ibu. Padahal, berdasarkan studi di negara lain, kader yang telah mengikuti pelatihan terkait masalah mental pada ibu, mengalami peningkatan kemampuan untuk mengenali ibu dengan permasalahan mental tersebut.

Kader posyandu berperan penting dalam mendeteksi depresi pada ibu, namun mereka belum dibekali dengan pedoman dan pendidikan khusus tentang kesehatan mental meskipun memiliki latar belakang pendidikan yang beragam. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengembangkan materi pelatihan dan kurikulum yang tepat untuk kader posyandu di Surabaya untuk mendeteksi masalah kesehatan mental pada ibu, yang harus disesuaikan dengan latar belakang pendidikan dan sosial budaya mereka.

Untuk menjawab kebutuhan ini tim peneliti yang diketuai Endang Surjaningrum melakukan kajian untuk mengembangkan materi dan kurikulum untuk mendeteksi masalah kesehatan mental ibu, yang dapat diberikan pada kader posyandu. Penelitian ini kemudian dimuat di International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol. 12 No 2, Juni 2023 berjudul Delphi study to develop maternal depression training materials for cadres.Penelitian dengan Teknik Delphi ini berusaha mendapatkan masukan dan arahan dari tim ahli termasuk pada kader terhadap tujuan, materi, metode implementasi, durasi, evaluasi, dan pelatih yang tepat untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan kader posyandu tentang depresi pada ibu hamil dan pasca kelahiran.

Para ahli bersepakat tentang beberapa hal, yaitu: materi sebaiknya meliputi definisi, penyebab, kriteria, dan prevalensi depresi ibu, gejala awal, dan alat skrining; perlu ada sharing session dari orang-orang yang pernah mengalami depresi pasca melahirkan; pelatihan harus mencakup pengetahuan tentang intervensi dini untuk depresi pasca persalinan dan strategi pencegahannya.

Para ahli menyarankan bahwa metode pelatihan untuk masalah ini harus melibatkan ceramah, diskusi kelompok, permainan peran, dan media interaktif. Metode ini sudah banyak diterapkan untuk melatih masyarakat dan pemberian tugas terstruktur dengan materi yang menarik juga bisa efektif. Namun, metode pelatihan online belum direkomendasikan karena tantangan teknologi seperti konektivitas, kecepatan internet yang rendah, dan data internet yang terbatas.

Kesepakatan lain adalah tentang durasi pelatihan yang disarankan adalah 1,5-2 jam per sesi, tiga kali seminggu atau seminggu sekali selama tiga minggu, diadakan antara pukul 10 hingga 12 pagi. Waktu pelatihan tidak boleh dilakukan sepanjang hari tetapi harus diulang secara berurutan dengan penugasan di antara waktu istirahat. Pelatih harus profesional yang berkualitas seperti psikolog, psikiater, penyintas, perawat, dokter umum, atau bidan dan bukan  kader posyandu. Strategi lain adalah memberikan pretest-posttest, kuis interaktif, praktik bermain peran, diskusi, dan kegiatan tanya jawab. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mengembangkan kurikulum dengan hati-hati untuk relawan di masyarakat sangat penting untuk memastikan efektivitasnya. Penelitian ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan modul dan kurikulum untuk mendeteksi depresi pasca persalinan pada ibu hamil dan menyusui bagi kader di Surabaya pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Penulis: Endang Retno Surjaningrum

Sumber: Surjaningrum, E. R., Leonardi, T., Andriani, F., Sosialita, T. D., Yudanagara, B. B. H., & Mujahadah, H. (2023). Delphi study to develop maternal depression training materials for cadres. International Journal of Public Health Science, 12(2), 598–605. https://doi.org/10.11591/ijphs.v12i2.22465