Universitas Airlangga Official Website

Mendorong Masyarakat untuk Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

Berdasarkan UU RI No. 36 Tahun 2009  pasal 1 ayat 11 pelayanan kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Perilaku hidup bersih dan sehat di Indonesia masih  di bawah target nasional seperti terlihat pada indikator kurangnya ketersediaan tempat sampah, kurangnya olahraga dan merokok ; untuk itu diperlukan adanya  mengaktifkan kader kesehatan, memberikan penyuluhan dan melakukan pendampingan terhadap perkembangan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat untuk meningkatkan kepedulian kesehatan individu, keluarga dan masyarakat dengan berperilaku hidup bersih dan sehat.  

Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya untuk memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan yang berkualitas ini harus dapat dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta. Dengan pelayanan kesehatan yang bermutu ini diharapkan masyarakat akan lebih berminat untuk memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan mulai dari tingkat Puskesmas, rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lain

Sebagian besar warga masyarakat masih mempunyai pengetahuan kurang dan berorientasi pada nilai penyembuhan penyakit dan belum mengarah pada pencegahan penyakit. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)  dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, sikap, status ekonomi, dukungan petugasa kesehatan dan dukungan sosial. Untuk meningkatkan pengetahuan  tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tatanan rumah tangga melalui upaya promotif penyuluhan kesehatan program ibu hamil dengan tiga strategi pokok, yaitu pemberdayaan, bina suasana dan advokasi. Pemberdayaan yang dilakukan dengan pendekatan edukatif kepada masyarakat dengan melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama dan perlu identifikasi tentang pola-pola komunikasi yang ada dalam masyarakat guna menyusun strategi intervensi perlu menyesuaikan program promosi tentang PHBS sehingga sasaran dan target sesuai dengan yang diharapkan.  

Keluarga Sebagai Ujung Tombak  Hidup Bersih Dan Sehat

Di dalam konteks pembangunan Program Indonesia Sehat, ditekankan perlunya pelaksanaan integratif  dengan menekankan pada tiga hal yang menjadi  prioritas aspek pembangunan kesehatan nasional, yang terdiri dari Penerapan Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Secara sinergis dan bersama-sama dengan para pemangku kepentingan publik serta masyarakat sebagai objek sekaligus subjek pembangunan kesehatan berperan serta dalam mendukung pelaksanaan, pemberdayaan pada tataran teknis keluarga menjadi pintu masuk untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat.  Terdapat hubungan yang signifikan antara tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan., Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat. Perilaku hidup bersih sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menularkan pengalaman mengenai pola hidup sehat melalui individu, kelompok ataupun masyarakat luas dengan jalur  komunikasi melalui berbagai media informasi. Ada berbagai informasi yang dapat dibagikan seperti materi edukasi guna menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara hidup yang bersih dan sehat. Keluarga mempunyai peran yang sangat penting untuk menjaga kesehatan dalam kehidupan sehari-hari dan sudah menjadi tugas keluarga untuk menjaga kesehatan keluarga. 

Metode

Penelitian berkaitan dengan pelayanan Kesehatan di Kabupaten Sidoarjo sebagai lokasi penelitian merupakan hal yang sangat tepat. Dengan menjadikan Kabupaten Sidoarjo sebagai lokasi penelitian maka diharapkan hasil dari penelitian ini dapat juga dipakai sebagai Prototype daerah-daerah lainya.  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan pendekatan ini diharapkan akan dapat dikaji secara komprehenship dan mendalam.       Sumber informasi utama  dalam penelitian ini adalah  Dinas Kesehatan Kabupaten , Puskesmas,  Manajer Kesehatan, Tenaga Medis maupun administrasi  Kesehatan, peserta pasien yang mendapatkan pelayanan di bidang kesehatan.

 Penutup

  1. Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat maka peerintah mempunyai arah pemberdayaan bidang kesehatan  diantaranya adalah (1) Pemberdayaan aparat kesehatan agar dapat  lebih kompeten, responsif dan akomodatif dengan lebih  meningkatkan tata kelola dengan menciptakan pemerintah yang Baik dan Bersih atau tidak korupsi.  Meningkatkan sistem informasi kesehatan yang terintegrasi bersiergi antar kementerian atau lembaga dan  Kemitraan sera meningkatkan integrasi  dalam  perencanaan, bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi 
  2. Untuk memberdayakan masyarakat dapat Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat; maka perlu dibangun adanya  kesadaran kritis masyarakat denga diajak untuk berpikir serta menyadari hak dan kewajibannya di bidang kesehatan. Membangun kesadaran masyarakat merupakan awal dari kegiatan pengorganisasian masyarakat yang dilakukan dengan membahas bersama tentang harapan mereka, berdasarkan prioritas masalah kesehatan sesuai dengan sumber daya yang dimiliki. Jika masyarakat memiliki pengetahuan yang baik, maka masyarakat akan memiliki perilaku yang baik yang akan berlangsung lama. Untuk mendorong adanya kesadaran kritis maka dibentuk  kelompok Gerakan Masyarakat Hidup Bersih Dan Sehat (GERMAS) dengan meningkatkan sinergisitas antar lembaga maupun keterlibatan  seluruh lapisan masyarakat mulai dari individu, keluarga, akademisi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, maupun  organisasi profesi di tingkat daerah ataupun  pusat.  
  3. Dalam membudayakan Perilaku  Hidup Bersih Dan Sehat, terdapat tiga  tahapan, yaitu: tahap pertama , pemberian pemberi pengetahuan dengan pola memberikan  informasi  melalui berbagai media komunikasi maupun buku saku  Tahap kedua adalah peningkatan kapasitas, sering disebut dengan istilah capacity building yang terbagi dalam tiga macam yaitu capacity building, yaitu manusia, organisasi dan sistem nilai.. Tahap ke tiga merupakan tahap pemberdayaan, pada tahap ini masyarakat  otoritas atau peluang untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi  yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut di lingkungan masing-masing sehingga timbul adanya kearifan lokal.

Penulis

Rr. Herini Siti Aisyah, Ahmad Munir , M. Hadi Shubhan , Nur Basuki Minarno , Siswanto , Sudarsono , Siswandi Hendarta , Raissa Virgy Rianda , Rama Azalix Rianda , and Heru Irianto

No HP +628123068653  NIP 196912251995122001

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.scopus.com/inward/record.uri?eid=2-s2.0 85169686056&doi=10.28946%2fslrev.Vol7.Iss1.1367.pp173-188&partnerID=40&md5=6b43d16af49fccc8a8d99c749d594f63