Universitas Airlangga Official Website

Menerapkan Agile Management dalam Pekerjaan

Sesi pemaparan materi oleh Amin Leiman PMI ACP PMP MSBA MBA pada Kamis (8/6/2023). (Foto: Istimewa)
Sesi pemaparan materi oleh Amin Leiman PMI ACP PMP MSBA MBA pada Kamis (8/6/2023). (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS Airlangga Health Promotion Center menggelar Sosialisasi Kawasan Tanpa Rokok dan Training Agile Management pada Kamis (8/6/2023). Dalam kegiatan itu menghadirkan narasumber salah satunya adalah Amin Leiman PMI ACP PMP MSBA MBA selaku Agile Practitioner and Educator. 

Pada kesempatan tersebut Amin menjelaskan bahwa agile management merupakan sebuah ilmu adaptif yang memandu kemampuan organisasi untuk merespon perubahan dengan membuat keputusan yang tepat. Menurutnya aspek agility adalah cognitive, affective, dan motoric.

“Ketiga hal ini saling berkaitan, karena perlu adanya sinkronisasi untuk melakukan sebuah perubahan. Agile ini bukan merupakan kerangka kerja atau proses tapi merupakan sebuah manifesto,” jelasnya.

Metode Agile Management

Amin mengungkapkan bahwa agile sangat dibutuhkan karena dunia sudah berubah menjadi VUCA (Vulnerable, Uncertain, Complex, Ambiguous). Menurutnya, nilai-nilai agile sangat perlu agar kita bisa menjadi lebih produktif. Metode populer yang tepat untuk mengeksekusi agile adalah dengan scrum, kanban, dan safe.

Scrum adalah kerangka kerja dengan menerapkan prinsip-prinsip agile. Kanban adalah metode kerja yang berfokus pada visualisasi, membatasi pekerjaan yang sedang berjalan, dan manajemen aliran. Safe adalah metode yang lebih canggih dengan menggabungkan semuanya.

“Dengan sistem kanban kita bisa lebih mengatur kehidupan kita sehari-hari. Dengan kanban akan berfokus pada aliran pekerjaan yang efisien dengan mengurangi hal yang belum selesai karena hal yang belum selesai itu menjadi lebih tidak produktif,” jelasnya.

Selain itu, Amin juga menjelaskan bahwa inspeksi dan adaptif merupakan cara efektif untuk menyelaraskan dan menyesuaikan suatu pekerjaan atau organisasi. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meninjau sebuah pekerjaan dengan try, feedback, dan improve

“Anda harus mencoba, baru kita akan mendapatkan feedback, lalu kita bisa improve. Di agile ini kita coba dulu salah tidak apa-apa, kita perbaiki kemudian kita terapkan, akhirnya kita sempurna melalui sebuah literasi karena tidak mungkin suatu hal bisa jadi dalam waktu sekali” jelasnya.

Di akhir, Amin menjelaskan bahwa implementasi agile dapat terlaksana melalui understanding, incubation, matching, dan maturing. Menurutnya agile ini sangat menarik untuk diterapkan di semua kehidupan. Agile ini merupakan ilmu yg perlu berkembang dan perlu kita gali bersama.

“Sebagai agilist harus mempunyai beberapa aturan dalam hidup. Sebagai agilist jangan mudah terjerumus dalam hoax dan percakapan-percakapan yang tidak produktif. Mulailah untuk saling sharing agar kita bisa lebih berkembang,” ungkapnya.

Penulis : Nopitasari

Editor : Khefti Al Mawalia