Universitas Airlangga Official Website

Mengatasi Salmonellosis: Eksplorasi Komprehensif Faktor Risiko, Dampak, dan Solusi

Ilustrasi Salmonellosis (*)

Keamanan pangan masih menjadi masalah penting dengan merebaknya penyakit yang ditularkan melalui makanan yang mengakibatkan kerugian besar bagi individu, industri makanan, dan perekonomian. Meskipun terdapat kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi pangan, penyakit yang ditularkan melalui makanan tetap menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat dan ekonomi utama di seluruh dunia. Risiko penyakit yang ditularkan melalui makanan telah meningkat secara signifikan selama 20 tahun terakhir, dengan hampir seperempat penduduk mempunyai risiko penyakit yang lebih tinggi. Salmonellosis adalah salah satu penyakit bawaan makanan utama di dunia dan diperkirakan 93,8 juta kasus akibat spesies Salmonella terjadi secara global setiap tahunnya, dengan 155.000 kematian.

Gastroenteritis adalah manifestasi infeksi Salmonella yang paling umum di seluruh dunia, diikuti oleh bakteremia dan demam enterik. Meskipun sebagian besar kasusnya ringan dan terkadang dapat sembuh dengan sendirinya, namun penyakit klinis yang mengancam jiwa sering terjadi. Penyakit ini berpotensi menyebabkan diare akut dan kronis serta kematian pada banyak spesies hewan dan manusia. Baik di negara maju maupun kurang berkembang, salmonellosis dianggap sebagai zoonosis bawaan makanan yang paling umum. Hal ini juga terkait dengan banyak sindrom penyakit lainnya; termasuk septikemia, dan enteritis akut dan kronis. Tingkat keparahan salmonellosis bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti strain spesifik yang menyebabkan infeksi, kondisi kesehatan, dan usia inang.

Salmonella adalah bakteri Gram negatif, berbentuk batang berflagel yang berukuran sekitar 2-3 x 0,4-0,6 μm, dan anaerob fakultatif yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Genus Salmonella dibagi menjadi dua spesies yaitu Salmonella enterica dan Salmonella bongori. Salmonella enterica dianggap sebagai penyebab utama wabah Salmonellosis pada manusia. Sejauh ini, lebih dari 2400 serovar milik S. enterica telah dideskripsikan di seluruh dunia, dan banyak dari serovar tersebut mampu menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Unggas hidup dianggap sebagai reservoir utama Salmonella. Kolonisasi bakteri ini terjadi di saluran usus, kulit, dan bulu unggas sehingga dapat menimbulkan penyakit klinis pada unggas dan menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar akibat unggas yang terinfeksi dan biaya pengobatan bagi peternak unggas.

Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan resistensi antimikroba (AMR) di antara patogen bawaan makanan seperti Salmonella telah dikaitkan dengan peningkatan jumlah kematian manusia, lama rawat inap yang lebih lama, dan tingginya biaya pengobatan akibat kegagalan terapi. Beberapa klon Salmonella yang resistan terhadap berbagai obat (MDR) telah muncul pada akhir tahun 1990an dan awal tahun 2000an dan sejak itu, prevalensinya pada manusia, hewan peliharaan, dan spesies satwa liar lainnya telah meluas secara global. Baru-baru ini, peningkatan prevalensi MDR Salmonella seperti resistensi terhadap antimikroba yang penting secara klinis seperti fluoroquinolones dan sefalosporin generasi ketiga telah menjadi masalah yang muncul di seluruh dunia.

Infeksi Salmonella sering kali didapat melalui konsumsi makanan hewani yang terkontaminasi dan kontak dengan hewan yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi. Bakteri ini paling sering diisolasi, dan sebagian besar ditemukan pada unggas, telur, dan produk susu. Sumber makanan lain yang terlibat dalam penularan Salmonella termasuk buah-buahan dan sayuran segar. Secara umum, makanan hewani seperti babi, unggas dan sapi merupakan sumber utama infeksi Salmonella. Rute penyebaran utama patogen ini melibatkan perdagangan hewan dan produk makanan hewani mentah. Proses penyembelihan hewan pangan di rumah potong hewan dianggap sebagai salah satu sumber penting kontaminasi organ dan karkas oleh Salmonella. Munculnya patogen bawaan makanan yang resisten terhadap antibiotik telah menimbulkan kekhawatiran masyarakat karena patogen tersebut lebih ganas sehingga menyebabkan peningkatan angka kematian pasien yang terinfeksi.

Infeksi Salmonella masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di seluruh dunia, dan berkontribusi terhadap beban ekonomi baik di negara-negara industri maupun negara-negara terbelakang melalui biaya yang terkait dengan pengawasan, pencegahan dan pengobatan penyakit. Tujuan penulisan artikel review ini adalah untuk menjelaskan nomenklatur, etiologi, sejarah, patogenesis, reservoir, clinical symptoms, diagnosis, epidemiologi, transmission, faktor risiko, resistensi antimikroba, kepentingan kesehatan masyarakat, dampak ekonomi, pengobatan, dan kontrol penyakit Salmonelosis.

Penulis: Prof. Dr. Mirni Lamid, drh., M.P
Nama jurnal: Open Veterinary Journal
Link jurnal: https://www.openveterinaryjournal.com/?mno=187236