Universitas Airlangga Official Website

Mengenal Karakter Gelap sebagai Pemicu Toxic Relationship

Toxic Relationship
Ilustrasi Karakter Gelap pada Toxic Relationship (sumber: CNN Indonesia)

UNAIR NEWS – Manusia terdiri dari karakter yang beragam. Namun siapa sangka bahwa sisi lain manusia adalah karakter gelap yang melengkapinya. Karakter gelap ini ternyata dapat memicu terjadinya toxic relationship.

Margaretha SPsi P G Dip Psych MSc mengatakan bahwa karakter gelap dapat dimiliki oleh siapapun. “Karakter gelap ini bisa ada pada siapapun orang normal, bukan hanya penderita gangguan mental atau pelaku kejahatan,” katanya. Karakter gelap manusia ini bahkan ada pada mahasiswa  dan seseorang yang sukses dalam tatanan masyarakat. 

Seseorang dengan karakter gelap ini akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. “Demi mencapai tujuan pribadi mereka mau menyakiti atau merugikan orang lain,” tutur Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) itu. 

Dosen Fakultas Psikologi UNAIR, Margaretha SPsi PGDip Psych MSc (Foto: Dok. Pribadi)

Margaretha mengungkapkan bahwa ada empat karakter gelap manusia. Pertama, machiavellian. Individu dengan karakter ini menunjukkan sikap yang dingin, sinis, perilaku yang tidak sesuai dengan moral, dan orientasi kepentingan pribadi yang tinggi. Seseorang dengan karakter ini akan tampil sebagai orang yang licik, haus kekuasaan, dan pandai memanipulasi sesuatu. “Misalnya untuk memperoleh kekuasaan atau uang ia terlibat dalam penipuan atau eksploitasi,” paparnya.

Kedua, narsisme. Individu ini menganggap posisinya lebih tinggi dibanding dengan orang lain. Ia sering merendahkan orang lain, memiliki kesombongan yang tinggi, dan cenderung arogan. “Narsisme sering menunjukkan cara pandang yang berlebih atas kemampuan diri, merasa banyak orang yang kagum kepadanya, melebih-lebihkan prestasinya, dan cenderung arogan, kasar yang secara umum kurang menyenangkan,” terangnya. 

Ketiga, psikopat. Individu dengan karakter psikopat tidak peduli dengan orang lain serta norma sosial. Mereka sering tampil sebagai orang yang sangat profesional dan karismatik. Tapi ternyata secara emosional dangkal dan hanya terfokus pada tujuan pribadi. 

Hal ini menyebabkan mereka sulit untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain. “Gaya hidup psikopat sering menerapkan gaya hidup parasit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Karakter ini bisa muncul pada seseorang yang berkeyakinan bahwa ia cakap secara sosial. Misalnya memiliki keterampilan sosial untuk menghindari kemarahan orang lain,” jelasnya. 

Keempat, sadisme sehari-hari. Individu dengan karakter ini akan melakukan kekejaman dengan perasaan yang bersemangat. Menyakiti orang lain baginya adalah pengalaman menyenangkan, menarik, bahkan bisa meningkatkan hasrat seksualnya. “Alih-alih meringankan penderitaan orang lain, orang sadis akan mencari peluang untuk menambah kekejaman dan memperpanjang penderitaan orang lain,” ujarnya. 

Margaretha berpesan kepada masyarakat untuk selalu waspada dalam berinteraksi dengan orang lain. Ia harap masyarakat dapat memahami karakter gelap yang manusia miliki. Tidak menutup kemungkinan karakter gelap ini terjadi pada diri sendiri. “Karakter gelap ini bisa terjadi pada siapa saja, bahkan orang yang normal bisa memiliki karakter ini. Saya berharap bahwa kita mampu untuk memahami hal ini sehingga mampu menghadapi dan mengelola karakter kita secara sehat,” pungkasnya. 

Penulis: Icha Nur Imami Puspita

Editor: Khefti Al Mawalia