Universitas Airlangga Official Website

Menghadapi Tantangan Polusi Udara di Sekitar Industri Semen

Ilustrasi polusi udara. (Sumber: kompascom)
Ilustrasi polusi udara. (Sumber: kompascom)

Industri semen merupakan salah satu sektor vital dalam pembangunan infrastruktur baik secara nasional maupun global, namun keberadaannya sering kali menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, khususnya terkait dengan polusi udara. Industri semen adalah salah satu industri yang paling banyak menghasilkan polusi di dunia dimana industri ini bertanggung jawab atas sekitar 7% emisi karbon dioksida global, dan juga menghasilkan berbagai polutan lain, termasuk sulfur dioksida, nitrogen oksida, dan partikel. Industri semen juga berkontribusi pada 5% gas yang meningkatkan pemanasan global.

Polutan yang dihasilkan oleh industri semen juga dapat berbentuk gas, cair, dan padatan yang merupakan hasil dari pembakaran bahan baku pembentuk klinker atau proses penggalian. Polutan ini dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Polusi udara di sekitar industri semen dapat mengandung berbagai logam berat berbahaya yang berdampak langsung pada kesehatan penduduk setempat. Studi terbaru ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan polusi udara di sekitar industri semen dan mengeksplorasi dampak potensial terhadap kesehatan masyarakat, serta mengusulkan strategi untuk mengatasi risiko kesehatan tersebut.

Polusi udara dari pabrik semen mengandung partikel dan logam berat seperti timbal, kadmium, dan merkuri, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk risiko kanker. Penduduk yang tinggal di sekitar pabrik semen terpapar polutan ini secara terus-menerus, meningkatkan risiko gangguan pernapasan, penyakit kardiovaskular, dan kanker.

Untuk mengatasi risiko kesehatan yang terkait dengan polusi udara, studi ini memperkenalkan strategi lingkungan yang unik. Langkah-langkah yang diterapkan meliputi:

1. Meningkatkan Ketinggian Cerobong Asap: Dengan menambah ketinggian cerobong, penyebaran polutan dapat lebih luas dan tidak terkonsentrasi di permukiman dekat pabrik. Studi kami menemukan bahwa peningkatan ketinggian cerobong sebesar 60 meter dapat mengurangi konsentrasi logam rata-rata sebesar 5,38%, sementara peningkatan hingga 90 meter dapat mengurangi konsentrasi logam sebesar 24,07%.

2. Penanaman Pohon: Menanam pohon yang dikenal mampu menyerap partikel polutan dapat membantu menyaring udara di sekitar pabrik. Ketika 2550 pohon ditanam, efektivitasnya dalam mengurangi konsentrasi logam rata-rata mencapai 2,33%, dan ketika 3900 pohon ditanam, efektivitasnya meningkat hingga 24,12%.

3. Penggunaan Masker Pelindung: Mendorong penduduk untuk menggunakan masker pelindung, baik kain maupun sekali pakai, juga merupakan langkah penting. Masker kain dapat mengurangi risiko karsinogenik sebesar 36,90% untuk orang dewasa dan 36,93% untuk anak-anak. Sementara itu, masker sekali pakai menunjukkan efektivitas yang jauh lebih tinggi, dengan pengurangan risiko karsinogenik sebesar 96,30% untuk orang dewasa dan 78,93% untuk anak-anak.

Studi kami menggunakan sistem pemodelan dinamis yang diterapkan melalui perangkat lunak STELLA untuk memprediksi efektivitas kombinasi berbagai intervensi. Model tersebut menunjukkan bahwa kombinasi langkah-langkah yang paling efisien untuk secara signifikan mengurangi konsentrasi logam dan risiko karsinogenik bagi penduduk terdekat.

Beberapa intervensi yang diuji coba menggunakan pendekatan sistem dinamis membuktikan bahwa penggabungan beberapa metode seperti peningkatan ketinggian cerobong, penanaman pohon, dan penggunaan masker pelindung diprediksi sebagai metode yang paling efektif dalam mengurangi paparan masyarakat di sekitar industri semen dari logam berat di udara. Kombinasi skenario optimis ini memberikan informasi yang sangat berharga untuk memahami prediksi risiko kesehatan lokal yang terkait dengan paparan logam di udara.

Studi ini menegaskan pentingnya strategi lingkungan yang terintegrasi untuk mengurangi dampak polusi udara dari industri semen terhadap kesehatan masyarakat. Dengan memanfaatkan pemodelan dinamis dan penggabungan beberapa metode untuk mengurangi konsentrasi logam berat di udara, hasilnya menunjukkan bahwa kombinasi intervensi dapat secara signifikan mengurangi risiko kesehatan. Hal ini memberikan dasar yang kuat bagi pembuat kebijakan dan masyarakat untuk mengambil langkah-langkah yang lebih efektif dalam mengelola polusi udara dan melindungi kesehatan masyarakat.

Penulis: Dr. Ratna Dwi Puji Astuti, S.K.M.