Deep Vein Thrombosis (DVT) adalah pembentukan bekuan darah abnormal di dalam pembuluh darah vena dalam, yang seringkali terjadi di area kaki. Kondisi ini berpotensi menyebabkan komplikasi yang cukup serius seperti amputasi, bahkan berujung pada kematian. DVT memiliki prevalensi yang signifikan, terutama pada individu dengan usia lanjut, ibu hamil, penderita obesitas, pascaoperasi, atau pasien kanker. Di Amerika Serikat, diperkirakan terdapat 900.000 kasus DVT setiap tahunnya. Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat mencegah dampak buruk dari penyakit ini, menjadikannya salah satu fokus utama dalam dunia medis.
Oleh karena itu, penulis membuat penelitian yang menawarkan pendekatan inovatif untuk mendiagnosis DVT menggunakan teknologi rekonstruksi volume berbasis ultrasound. Penelitian ini mengembangkan metode rekonstruksi 3D dengan memanfaatkan pemindaian ultrasound bebas tangan (freehand ultrasound) yang dilengkapi sistem pelacak optik. Metode ini mencakup segmentasi berbasis deep learning untuk mendeteksi area bekuan darah, sekaligus menghitung volumenya dengan akurasi yang tinggi.Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memberikan alternatif yang lebih aman dibandingkan metode tradisional seperti angiografi sinar-X yang memiliki risiko paparan radiasi. Selain itu, penelitian ini juga mengadopsi penggunaan multi-denoising filter untuk meningkatkan kualitas gambar ultrasound, sehingga segmentasi menjadi lebih akurat. Eksperimen dilakukan menggunakan dataset pasien DVT nyata dan dataset simulasi, yang menunjukkan keberhasilan metode dengan tingkat sensitivitas 95,5% dan akurasi total 82,4%.
Hasil penelitian ini membawa dampak besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang medis dan teknologi rekayasa biomedis. Teknologi rekonstruksi 3D berbasis ultrasound menawarkan pendekatan diagnostik yang lebih aman, murah, dan efisien. Di Indonesia, teknologi ini memiliki potensi besar untuk diterapkan di berbagai fasilitas kesehatan yang mungkin memiliki akses terbatas terhadap teknologi canggih seperti MRI atau CT scan. Selain itu, implementasi teknologi ini dapat mendorong inovasi lokal dalam pengembangan alat kesehatan berbasis AI, sekaligus meningkatkan kapabilitas tenaga medis dalam mendiagnosis penyakit kompleks seperti DVT. Dengan terus mengembagkan dan menerapkan inovasi seperti ini, Indonesia dapat lebih maju dalam penyediaan layanan kesehatan berkualitas tinggi, sekaligus mendukung penelitian dan pengembangan teknologi medis berbasis lokal. Penelitian ini tidak hanya menjadi tonggak penting dalam penanganan DVT, tetapi juga inspirasi bagi kolaborasi lintas disiplin untuk menciptakan solusi medis yang lebih baik.
Link: https://inass.org/wp-content/uploads/2024/08/2024123190-2.pdf