Penggantian sendi lutut (Total knee replacement atau TKR)merupakan salah satu solusi dari kerusakan sendi lutut yang sudah sangat parah. Diestimasikan jumlah tindakan penggantian sendi lutut akan meningkat sebanyak enam kali dalam 25 tahun kedepan dan hal itu berarti akan ada 3,5 juta tindakan penggantian sendi lutut setiap tahunnya.
Layaknya segala tindakan operatif lainnya, manajemen nyeri selalu menjadi tantangan. Sekitar 75% dari pasien yang menjalani TKR akan mengalami nyeri paska operasi dan 60% diantaranya tidak menerima penanganan yang adekuat. Padahal, dengan tidak tertanganinya nyeri, penyembuhan yang optimal tidak tercapai dan bahkan dapat jadi berkepanjangan / menjadi kronis.
Salah satu modal utama dalam penanganan nyeri tersebut adalah dengan memberikan campuran injeksi anti nyeri secara langsung ke sendi saat masih terbuka selama operasi (periarticular injection/ PAI. Hasil dari penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang baik karena penghambatan penjalaran nyeri dapat dilakukan pada beberapa jalur dan efek sinergistikpun tercapai tanpa efek samping yang signifikan.
Salah satu campuran dari kombinasi anti nyeri tersebut adalah penggunaan steroid. Steroid memiliki efek anti inflamasi yang kuat sehingga dinilai dapat meningkatkan secara signifikan efek anti nyeri dari kombinasi injeksi yang akan digunakan. Penelitian sebelumnya pun telah banyak menemukan bahwa injeksi dengan steroid memiliki hasil yang secara signifikan lebih baik daripada tanpanya. Meski demikian, steroid spesifik yang paling baik untuk digunakan sebagai antinyeri paska TKR masih belum diketahui. Steroid secara garis besar dapat dibagi menjadi dua yaitu particulate dan non-particulate. Perbedaan utamanya ada di ukuran dari steroid dengan particulate steroid memiliki molekul lebih besar daripada non particulate. Perbedaan ukuran partikel memiliki dampak luas diantaranya pada durasi anti nyeri, komplikasi yang terjadi, dan efisiensi dari antinyeri yang diberikan.
Untuk membantu mengembangkan penggunaan PAI pada pasien paska TKR, sebuah regimen atau kombinasi spesifik yang paling baik perlu diungkap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe steroid manakah yang paling baik untuk digunakan sebagai kombinasi dari racikan injeksi yang paling optimal. Penelitian ini dilakukan secara meta analysis yakni dengan menggambungkan data-data dari penelitian yang ada.
Setelah mengulas 108 jurnal, kami menyimpulkan 10 jurnal yang paling layak dan dapat dibandingkan untuk diolah dalam penelitian ini. Ke sepuluh jurnal tersebut mencakup data dari 935 pasien berumur rata-rata 57,2 tahun. Dari penelitian-penelitian tersebut ditemukan bahwa seluruh jurnal menggunakan ropivacaine dan epinefrin dalam regimen mereka. Selain itu tambahan yang tidak selalu ada yaitu morfin, ketorolac, clonidine, isepamicin, atau flurbiprofen.
Melalui analisa statistik, didapati bahwa steroid non partikulat lebih baik dalam menangani nyeri dalam jangka panjang namun tidak berbeda sigifikan. Apabila membandingkan langsung dari tiap-tiap jenis steroid, dexamethasone dan triamcinolone memiliki efek kontrol nyeri yang paling baik dan konsisten dibanding tiap steroid lainya. Dari sisi komplikasi, kedua macam steroid tidak berdampak pada jumlah komplikasi yang berbeda secara signifikan. Umumnya, klinisi akan enggan menggunakan steroid dikarenakan meningkatkan resiko infeksi. Namun, dari seluruh jurnal yang mengulas penggunaan steroid sebagai regimen PAI, infeksi pada area luka tidak didapati sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan steroid sebagai bahan campuran tergolong aman.
Dari mengulas jurnal yang ada, kami dapati bahwa tipe partikulat pada steroid bukanlah penentu efisiensi efek analgetik pada pasien paska TKR. Sebaliknya, perbandingan perlu dilakukan secara langsung pada tiap tipe steroid. Pada penelitian ini didapati bahwa dexamethasone dan triamcinolone merupakan steroid yang lebih stabil dan baik untuk mengontrol nyeri paska TKR. Klinisi juga tidak perlu terlalu mengkhawatirkan resiko infeksi karena didapati kejadian infeksi yang tidak ada pada seluruh studi. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi landasan untuk penelitian lebih lanjut tentang PAI untuk TKR dan juga dasar untuk penggunaan yang lebih luas dalam PAI TKR.
Penulis: Mohammad Zaim Chilmi, dr. Sp.OT(K)
Jurnal: Is particulate or non-particulate steroid the determinant of periarticular injection efficacy for controlling postoperative TKR pain? Network meta-analysis