Universitas Airlangga Official Website

Menilik Keyakinan Ibu Menyusui di Indonesia

Menyusui merupakan landasan kesehatan bayi, yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk enam bulan pertama kehidupannya. Namun, di negara seperti Indonesia, angka pemberian ASI eksklusif seringkali berada di bawah tingkat optimal. Para ibu menghadapi tantangan yang signifikan pada minggu-minggu awal pascapersalinan, termasuk permasalahan seperti suplai ASI yang tidak mencukupi dan puting yang nyeri, sehingga menyebabkan beberapa ibu berhenti menyusui sebelum waktunya. Selain itu, ketidakpastian mengenai kemampuan pemberian ASI untuk memuaskan rasa lapar bayi berkontribusi terhadap tren penghentian pemberian ASI.

Bukti empiris menunjukkan adanya hubungan antara keterlambatan produksi ASI pada tiga hari pertama pascapersalinan dengan kecemasan, ketidakpuasan, dan peralihan ke pemberian susu formula. Keyakinan luas akan pasokan ASI yang tidak mencukupi memainkan peran penting dalam penghentian menyusui. Keyakinan seorang ibu memainkan peran penting dalam keberhasilan menyusui, menjadikan masa nifas sangat penting dalam menentukan pilihan ibu dan mempengaruhi hasil kesehatan bayi.

Health Belief Model (HBM) memberikan kerangka kerja yang berharga, menyoroti kesiapan individu untuk melakukan tindakan terkait kesehatan berdasarkan persepsi kerentanan, tingkat keparahan, manfaat, dan hambatan. Model ini menekankan isyarat untuk bertindak dan efikasi diri dalam pengambilan keputusan, terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan perilaku menyusui di berbagai populasi. Meskipun sudah efektif, masih terdapat kekurangan dalam kesiapan ibu hamil untuk menyusui, sehingga mempengaruhi motivasi dan kepercayaan diri mereka dalam perjalanan ibu yang penting ini. Penelitian sebelumnya seperti Paramashanti et al. (2023), telah menyoroti tantangan penghentian menyusui karena pasokan ASI yang dirasakan tidak memadai, sejalan dengan permasalahan yang terjadi di Indonesia.

Namun, meskipun penelitian sebelumnya menekankan pentingnya menyusui dan mengakui peran HBM, faktor budaya, sosial, dan keluarga tertentu yang mempengaruhi keputusan menyusui di kalangan ibu nifas di Indonesia masih kurang dieksplorasi. Studi ini mengatasi kesenjangan ini dengan mengevaluasi dampak “Modul Pencapaian Peran Ibu” yang dipandu oleh HBM terhadap pencapaian peran ibu dan keberhasilan menyusui di Indonesia. Kebaruan penelitian ini terletak pada fokusnya pada intervensi sensitif budaya yang disesuaikan dengan konteks Indonesia, yang bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik dalam intervensi keperawatan. Norma budaya, tekanan masyarakat, ekspektasi keluarga, dan keyakinan individu di Indonesia secara signifikan mempengaruhi pilihan pemberian ASI, sehingga memerlukan pemahaman yang lebih dalam untuk mengembangkan intervensi dan kebijakan yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi terhadap beasiswa keperawatan di Asia, dengan menawarkan wawasan mengenai faktor-faktor penentu yang mempengaruhi pilihan menyusui di kalangan ibu nifas di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak “Modul Pencapaian Peran Ibu” terhadap praktik menyusui pada ibu nifas di Indonesia.

Penulis: Dr. Esti Yunitasari, S.Kp., M.Kes

https://doi.org/10.4081/hls.2024.11941