Universitas Airlangga Official Website

Meningkatkan Akurasi Identifikasi Jenis Kelamin melalui Gigi

Ilustrasi gigi (Sumber: sehatq)

Forensic odontology, atau kedokteran gigi forensik, telah mengalami kemajuan signifikan dengan adanya teknologi kecerdasan buatan (AI). Bidang ini berfokus pada identifikasi individu berdasarkan bukti gigi, terutama ketika elemen kerangka lain seperti panggul, tengkorak, dan tulang panjang tidak tersedia atau rusak parah. Dalam konteks ini, sisa-sisa gigi menjadi sumber informasi yang sangat berharga.

Dalam beberapa tahun terakhir, AI telah membawa transformasi besar dalam ilmu forensik. Teknologi seperti machine learning dan deep learning telah menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan akurasi dan efisiensi berbagai analisis forensik, termasuk analisis sidik jari, pengenalan wajah, dan profil DNA forensik. Kemajuan ini menunjukkan potensi besar AI dalam kedokteran forensik, terutama dalam estimasi usia gigi dan penentuan jenis kelamin.

Para ahli odontologi forensik kini dapat menggunakan pendekatan AI untuk membuat model prediksi yang dilatih pada data rekam gigi yang luas. Algoritma seperti support vector machines dan random forests digunakan untuk melatih model ini, memanfaatkan pengukuran dan pola gigi yang relevan. Integrasi AI ini berpotensi mengubah proses identifikasi jenis kelamin berdasarkan karakteristik gigi, sehingga memajukan bidang kedokteran gigi forensik secara signifikan.

Sebuah tinjauan literatur terbaru mengkaji potensi AI dalam meningkatkan akurasi penentuan jenis kelamin melalui analisis gigi. Penelitian ini mencakup studi-studi yang menggunakan AI dalam penentuan jenis kelamin pada kedokteran forensik. Studi ini dilakukan dengan pencarian literatur akademik yang menyeluruh di basis data PubMed, mencakup publikasi dalam dekade terakhir, dan berfokus pada penggunaan gigi dan struktur maksilo-mandibula sebagai indikator dimorfisme seksual.

Lebih jauh lagi, penerapan AI dalam kedokteran forensik tidak terbatas pada penentuan jenis kelamin. AI juga dapat digunakan untuk estimasi usia, analisis bekas gigitan, dan pemeriksaan kesan bibir. Hal ini menunjukkan bahwa AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan presisi dan inovasi dalam praktik investigasi forensik.

Berbagai penelitian telah menunjukkan keberhasilan penggunaan AI dalam identifikasi jenis kelamin berdasarkan gigi dan struktur maksilo-mandibula. Sebagai contoh, algoritma machine learning yang diterapkan pada gambar CBCT (cone beam computed tomography) telah menunjukkan tingkat akurasi yang tinggi. Selain itu, model deep learning yang digunakan untuk estimasi usia dan jenis kelamin dari orthopantomograms (OPGs) juga memberikan hasil yang sangat memuaskan.

Secara keseluruhan, penggunaan AI dalam odontologi forensik menjanjikan peningkatan signifikan dalam akurasi dan efisiensi penentuan jenis kelamin serta identifikasi forensik secara umum. Dengan terus berkembangnya teknologi dan penelitian di bidang ini, AI berpotensi menjadi komponen fundamental dalam memajukan praktik forensik, memberikan kejelasan dan keandalan yang lebih besar dalam investigasi forensik.

Penulis: Arofi Kurniawan, drg., Ph.D

Artikel dapat diakses pada: https://hrcak.srce.hr/en/318137

Baca juga: Pengetahuan Dokter mengenai Pigmantasi pada Papilla Lidah