Universitas Airlangga Official Website

Meningkatkan Kapasitas Perusahaan UMKM: Mengapa Hal Ini Penting?

Foto by Ekonomi Bisnis

Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam kegiatan ekonomi di Indonesia sangat vital. Porsi penyerapan tenaga kerja di Indonesia yang hampir mencapai 95% dan kontribusinya terhadap output nasional yang melebihi 60% menggambarkan pentingnya perusahaan UMKM bagi ekonomi Indonesia.

Perusahaan UMKM menyediakan lapangan kerja yang fleksibel dan akses yang relatif mudah bagi orang-orang ke pasar tenaga kerja, baik yang terampil maupun tidak terampil. Banyak kontribusi cemerlang lainnya yang diberikan oleh UMKM sehingga patut mendapat perhatian penting dari para pembuat kebijakan. Namun, sulit membayangkan bagaimana aktivitas ekonomi sebuah negara bisa dimodernisasi dan bagaimana UMKM bisa menjadi penggerak inovasi ketika kondisi pasar retak di sana-sini. Akses permodalan bagi UMKM masih rendah sejak beberapa tahun lalu. Meskipun pendanaan meningkat karena implementasi program tertentu akhir-akhir ini, tren tersebut belum tentu akan berkelanjutan.

Tenaga kerja membutuhkan peningkatan  keterampilan dan kemampuan yang signifikan. Namun, akses ke pasar dibatasi oleh infrastruktur yang kurang, walaupun telah diakselerasi pembangunannya dalam beberapa tahun terakhir. Kesenjangan besar dalam akses ke informasi, keuangan, pasar, energi, dan insentif yang ada menandakan bahwa “arena bermain” tidak sebanding untuk semua. Belum lagi kemampuan penciptaan inovasi yang masih rendah serta budaya inovasi yang belum menjadi inti model bisnis di Indonesia, menjadikan tantangan besar pembangunan perusahaan UMKM.
Tentu saja UMKM dalam konteks pasar yang terkoordinasi dengan baik di mana kebijakan diatur dengan baik dapat menjadi penggerak yang luar biasa untuk inovasi, diversifikasi kegiatan ekonomi, dan penggerak perubahan. Upaya yang masif diperlukan oleh sektor publik dan swasta. Sebab, perusahaan dan individu itu sendiri memiliki kekuatan transformatif yang luar biasa. Sebab, perubahan teknologi paling dinamis di pasar, transformasi model, adopsi teknologi baru dan konsep bisnis berasal dari individu dan perusahaan.

Sebenarnya, pemerintah memiliki kapasitas yang lebih rendah untuk mendorong perubahan dibandingkan dengan apa yang dapat dilakukan oleh perusahaan dan masyarakat.
Melihat bisnis teknologi di Indonesia, seperti platform e-commerce seperti Tokopedia dan Bukalapak, dan bisnis lain seperti Gojek, Traveloka, dan sebagainya, kita dapat melihat kekuatan transformatif yang besar dari bisnis tersebut.

Perdagangan digital pada tahun 2019 telah mendukung penciptaan 4 juta pekerjaan baru. Bahkan pada tahun 2022, diproyeksikan akan ada lebih dari 26 juta pekerjaan baru yang didukung secara langsung maupun tidak langsung oleh adanya perdagangan digital. Mayoritas dari mereka yang sekarang berpartisipasi dalam platform digital adalah pengusaha baru. Di Tokopedia tahun 2017, sekitar 70% dari  hampir 2,6 juta penjual yang terdaftar merupakan pengusaha baru yang memulai bisnis pertama mereka di platform e-commerce ini. Perdagangan digital juga dapat memacu kontribusi perempuan dalam perekonomian. Sekitar 35% dari nilai penjualan dalam perdagangan digital berasal dari kontribusi perempuan. Persentase tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan persentase kontribusi perempuan dalam perdagangan konvensional, yaitu 15%.

Lihatlah jumlah pengusaha baru yang sekarang berdagang di aplikasi semacam itu (toko, restoran, pengecer, pabrik, dan banyak lainnya). Lihatlah jumlah individu dan perusahaan yang mengadopsi teknologi smartphone dan internet untuk menjual dan bergabung dengan platform tersebut. Lihatlah jumlah pengguna baru e-wallet dan uang elektronik yang terhubung dengan bisnis semacam itu. Lihatlah berapa banyak bisnis dan individu di daerah pedesaan sekarang memiliki akses ke pasar yang lebih luas. Lihatlah berapa banyak perempuan yang sekarang berpartisipasi di pasar dengan peran yang lebih mandiri saat menggunakan platform semacam itu. Jumlahnya bisa sangat melimpah.

Sebaliknya, membandingkan jumlah pengusaha, pengguna teknologi, pengguna uang elektronik, bisnis pedesaan, dan perempuan yang diberdayakan oleh program pemerintah mungkin jauh lebih rendah daripada dampak dari pemain swasta. Bukan karena kurangnya kapabilitas dalam pemerintahan atau kebijakan yang buruk saja, tetapi juga karena sektor swasta memiliki dinamisme dan mekanisme yang jauh lebih besar untuk mendorong perubahan.

Dengan demikian, tampaknya penting bahwa program pemerintah mencoba untuk mendorong tidak hanya kelangsungan hidup dan kesehatan perusahaan UMKM karena mereka menyumbang sebagian besar kontribusi terhadap PDB dan sebagian besar penyerapan tenaga kerja. Program pemerintah harus mendorong UMKM untuk tumbuh dan berkembang, membangun kemampuan dan meningkatkan sumber daya yang mereka butuhkan agar lebih kompetitif. Hanya dengan memiliki perusahaan yang kompetitif, efisien, dan produktif, kita dapat berharap bahwa perusahaan dapat mengekspor barang dan bersaing ke luar negeri, atau berinovasi dan mengembangkan produk yang kompetitif, atau berinvestasi dalam pembangunan kapasitas untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan teknologi.

Hanya dengan mendorong perusahaan untuk tumbuh, kita dapat mengharapkan bahwa UMKM akan menjadi pendorong perubahan ekonomi. Sulit membayangkan bagaimana lembaga keuangan dapat diyakinkan untuk menyalurkan pinjaman lebih banyak kepada UMKM. Sulit membayangkan bagaimana ekspor dapat meningkat jika perusahaan tidak kompetitif dan kekurangan sumber daya dan kemampuan untuk berinvestasi dalam produk dan pasar. Sama halnya, sulit untuk melihat bagaimana UMKM dapat membayar gaji yang lebih tinggi dan berinvestasi pada pekerja jika mereka tidak kompetitif di pasar, pun juga sulit mendukung pendapatan pemerintah jika keuntungannya kecil.

Contoh dari dampak positif sektor swasta berbasis platform ini antara lain adalah: mempromosikan kewirausahaan; meningkatkan akses ke layanan keuangan; meningkatkan penggunaan uang dan dompet elektronik; mengenalkan teknologi baru; menciptakan lebih banyak pekerjaan; memperbesar pangsa pasar pengusaha kecil; dan meningkatkan jumlah perempuan dalam pasar tenaga kerja. Jumlah pengusaha baru yang memulai bisnis melalui platform ini sangat besar. Sektor ini juga mendorong adaptasi teknologi di kalangan masyarakat yang dapat dilihat dari semakin banyaknya penjual dan konsumen yang terbiasa menggunakan smartphone, internet, aplikasi digital, layanan transfer online dan lain sebagainya.

Adaptasi masyarakat terhadap teknologi mungkin tidak sebaik ini jika hanya mengandalkan program-program pemerintah. Jumlah pengguna uang dan dompet elektronik kini jauh melebihi pencapaian dari otoritas perbankan negara. Banyaknya perempuan yang sekarang bekerja berkat platform teknologi juga luar biasa. Bayangkan betapa sulitnya pencapaian ini dapat terealisasi jika melalui program promosi dan pengembangan konvensional dari pemerintah.


Dalam makalah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Economics Bulletin (American Journal), para peneliti dari Universitas Airlangga meneliti apakah ukuran perusahaan penting dalam hal efisiensi. Buktinya jelas, mendukung bahwa ketika perusahaan berkembang (baik dalam ukuran berdasarkan output, tenaga kerja, atau modal) mereka akan menunjukkan performa lebih baik dibandingkan perusahaan dengan skala lebih kecil. Ukuran penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja, skala produksi dan efisiensi, sehingga kebijakan pemerintah harus memprioritaskan dukungan perusahaan dalam meningkatkan skala perusahaan.

Namun demikian, dukungan kinerja perusahaan lokal dengan memfasilitasi pengembangan keterampilan, kemampuan penyerapan teknologi, infrastruktur yang lebih baik, intelijen pasar, dan akses terhadap lembaga keuangan juga harus berdampingan dengan kebijakan peningkatan skala perusahaan.

Terlebih lagi, menurut temuan studi tersebut, perusahaan besar dapat menikmati efisiensi yang lebih baik bahkan sejak mereka didirikan, sehingga kondisi ini menjadi tantangan bagi UMKM untuk dapat tumbuh lebih besar agar mencapai tingkat efisiensi yang lebih baik. Dalam dua kondisi ini, perlakuan pemerintah juga harus dibedakan karena pada awalnya perusahaan besar mungkin telah mencapai kinerja yang lebih baik, memiliki hambatan yang lebih tinggi untuk keluar, dan memiliki banyak sumber daya. Sebaliknya, UMKM lebih rentan untuk keluar dari pasar ketika tekanan persaingan meningkat.

Penulis: Miguel Angel Esquivias

Kajian Jurnal Ilmiah dapat di akses di: Mohammad Zeqi Yasin and Miguel Angel Esquivias and Suyanto Suyanto, (2021) ”Does Firm Size Matter? Evidence from Indonesian Manufacturing Firms”, Economics Bulletin, Vol. 41 No. 4 pp. 2401-2417. http://www.accessecon.com/Pubs/EB/2021/Volume41/EB-21-V41-I4-P208.pdf