Universitas Airlangga Official Website

Meningkatkan Layanan Perpustakaan dengan Kecerdasan Buatan

Meningkatkan Layanan Perpustakaan dengan Kecerdasan Buatan
Sumber: andrewjwalsh.com

Di era digital, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) telah menjadi katalisator perubahan dalam berbagai sektor, termasuk perpustakaan. Penelitian terbaru oleh Putri Nur Amalia, Irdiana Rahma Kurniawati, dan Faisal Fahmi dari Universitas Airlangga menyoroti dampak transformasional AI terhadap layanan informasi perpustakaan. Studi ini mengeksplorasi bagaimana AI dapat meningkatkan efisiensi, personalisasi layanan, dan manajemen koleksi di perpustakaan. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini menemukan bahwa penerimaan AI oleh profesional perpustakaan cukup positif, meskipun tantangan dalam pelatihan staf dan masalah privasi data tetap menjadi perhatian.

Penerapan AI dalam layanan perpustakaan mengubah cara perpustakaan mengelola informasi dan berinteraksi dengan pengguna. Dengan kemampuan otomatisasi, AI memungkinkan perpustakaan untuk menjalankan tugas-tugas rutin seperti katalogisasi dan pengindeksan secara lebih efisien. Ini mengurangi beban kerja pustakawan, memungkinkan mereka untuk fokus pada layanan bernilai tambah seperti bimbingan penelitian dan penelusuran informasi yang lebih kompleks. Dalam konteks ini, perpustakaan menjadi pusat inovasi yang dinamis, yang berperan penting dalam penyebaran pengetahuan di era digital.

Dari perspektif pengguna, integrasi AI dalam layanan perpustakaan seperti chatbot dan sistem rekomendasi memberikan pengalaman yang lebih personal dan responsif. Pengguna dapat dengan cepat menemukan bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, berkat kemampuan AI untuk menganalisis pola perilaku dan preferensi individu. Hal ini tidak hanya meningkatkan kepuasan pengguna, tetapi juga membuat layanan perpustakaan lebih intuitif dan mudah diakses.

Namun, penelitian ini juga mengidentifikasi tantangan signifikan dalam implementasi AI. Salah satu kendala utama adalah kebutuhan pelatihan tambahan bagi staf perpustakaan agar mereka dapat mengelola dan menggunakan alat-alat AI secara efektif. Selain itu, kekhawatiran mengenai privasi data dan potensi bias dalam rekomendasi yang dihasilkan AI menuntut perhatian serius. Untuk memastikan penerapan AI yang etis dan bertanggung jawab, perpustakaan perlu menerapkan kebijakan privasi yang kuat dan terus memantau kinerja algoritma AI.

Selain memperbaiki layanan pengguna, AI juga berperan penting dalam manajemen koleksi perpustakaan. Dengan algoritma AI, perpustakaan dapat mengklasifikasikan, menyusun, dan mengelola koleksi secara lebih efisien. Hal ini meningkatkan kualitas layanan dan memastikan bahwa koleksi perpustakaan selalu relevan dengan kebutuhan pengguna.

Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa AI menawarkan peluang besar bagi perpustakaan untuk berinovasi dan meningkatkan layanannya di era digital. Namun, tantangan-tantangan yang ada juga harus diatasi agar manfaat dari teknologi ini dapat dimaksimalkan tanpa mengorbankan aspek etis dan privasi pengguna. Dengan penerapan AI yang tepat, perpustakaan dapat terus menjadi pusat pengetahuan yang relevan dan inovatif di masa depan.

Penulis: Faisal Fahmi, S.Pd., M.Sc., Ph.D.

Link: https://journal2.um.ac.id/index.php/bibliotika/article/view/49948

\Baca juga: Rekognisi Teks untuk Penataan Koleksi Buku Perpustakaan