Universitas Airlangga Official Website

Meningkatnya Budaya Akademik di UNAIR

Dalam perangkingan Perguruan Tinggi nasional seringkali Universitas Airlangga (UNAIR) berada di ranking 4 di bawah Perguruan Tinggi “saudara tua”. Seperti Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. Posisi seperti itu ternyata juga UNAIR sandang dalam hal publikasi ilmiah internasional.

Dalam buku Indikator Iptek, Riset, dan Inovasi Indonesia 2024 rilisan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Republik Indonesia, tercatat ada sepuluh institusi yang berperan besar dalam menghasilkan publikasi ilmiah bertaraf internasional.

Sepuluh institusi penghasil publikasi ilmiah internasional tahun 2023 terbanyak terdiri dari delapan perguruan tinggi negeri. Satu perguruan tinggi swasta, dan satu lembaga riset pemerintah yaitu BRIN.

Meskipun secara kolektif jumlah publikasi ilmiah internasional perguruan tinggi mendominasi, tetapi jika dilihat secara lebih rinci BRIN lebih banyak memublikasikan daripada sembilan institusi lainnya.

BRIN menghasilkan 5.273 publikasi; Universitas Gadjah Mada 3.483 publikasi; Universitas Indonesia 3.341 publikasi; Universitas Airlangga 3.306 publikasi. Selanjutnya diikuti Bina Nusantara; Institut Teknologi Bandung; Universitas Diponegoro; IPB, UNPAD; ITS.

Posisi UNAIR dalam jumlah publikasi itu tentu membanggakan dan menunjukkan bahwa keseriusan para peneliti, dosen di lingkungan UNAIR sangat tinggi untuk melakukan penelitian dan mempublikasikan penelitiannya di level internasional. Hal ini juga menunjukkan bahwa academic culture atau budaya akademik di lingkungan Universitas Airlangga sudah berkembang dengan baik. Bukan hal yang tidak mungkin setelah ini posisi UNAIR dalam publikasi ini meningkat lagi.

Secara umum publikasi ilmiah internasional di Indonesia memang meningkat pesat pada tahun 2023 selama lima tahun terakhir. Padahal, Government Budget Allocations for R&D (GBARD) atau alokasi pendanaan riset yang diberikan pemerintah pada 2023 hanya sekitar Rp 7,92 triliun rupiah. Angka tersebut masih teralokasikan lagi ke beberapa sektor. Yakni BRIN sebanyak Rp 6.356.162.008.000, Pemda Rp 1.163.443.825.814, dan LPDP sebesar Rp 409.485.000.000.

Meski demikian, dengan berbagai skema pembiayaan tambahan, jumlah publikasi ilmiah internasional Indonesia tahun 2023 mampu menyentuh 59.808. Publikasi tersebut terdiri dari 22.183 jurnal, 35.750 prosiding, dan 1.875 publikasi lainnya. Angka itu mengalami kenaikan signifikan yaitu sebanyak 13.975 dokumen, daripada tahun 2022 yang menyentuh angka 45.833.

Tercatat, perguruan tinggi masih menjadi lembaga dengan publikasi ilmiah internasional tertinggi. Hal ini berbanding lurus dengan jumlah sumber daya manusia (SDM) di bidang iptek yang perguruan tinggi miliki cukup besar daripada lembaga lainnya.

Selama periode 2019-2023, di lingkup negara ASEAN serta dua negara Asia lainnya yaitu Cina (Tiongkok) dan Korea Selatan, Indonesia berhasil menduduki posisi ketiga dengan jumlah publikasi terbanyak. Yakni 259.849. Angka tersebut selisih tipis dengan jumlah publikasi Malaysia yang mencapai 211.253.