Universitas Airlangga Official Website

Menjadikan Ramadan Tonggak Tingkatkan Distribusi Manfaat Antar-Umat

Ir H Misbahul Huda MBA dalam Tausiah Ramadan 1443 H Universitas Airlangga pada Senin (11/4/2022) di Aula Garuda Mukti Kampus MERR (C). (Foto: Bastian Ragas)

UNAIR NEWS – Umat muslim perlu membangun kesadaran puasa saat Ramadan adalah jalan ibadah ritual menuju spiritual. Bukan hanya spiritual biasa, perlu pemahaman dan penghayatan spiritual yang lebih luas. Begitulah ungkapan Ir H Misbahul Huda MBA mengawali Tausiah Ramadan 1443 H Universitas Airlangga pada Senin (11/4/2022) di Aula Garuda Mukti Kampus MERR (C).

Spiritualitas

Menurutnya, pembangunan masyarakat yang bermartabat mesti memperhatikan aspek spiritualitas. Sebab, jika tidak, pembangunan masyarakat itu akan lebih banyak berorientasi pada sikap permisif (over-terbuka) dan hedonis (suka pada dunia secara berlebihan). 

“Spiritualitas adalah komitmen dan kompetensi menghadirkan Allah tidak hanya di masjid atau mushola. Tidak hanya ketika umrah atau puasa. Tetapi, Allah hadir kapanpun dan di manapun berada. Sebesar dan serumit apapun masalah yang ada,” katanya.

Persoalannya, rata-rata puasa umat lemah di spiritual, dan hanya kuat di ritual. Umat Islam lebih suka ibadah ritual untuk kepuasan individual. Namun, justru kering dengan pendalaman spiritual untuk kerja profesional dan kemaslahatan sosial.

Suasana Tausiah Ramadan Universitas Airlangga pada Senin (11/4/2022) di Aula Garuda Mukti Kampus MERR C. (Foto: Bastian Ragas)
Pengabdian

Ir Misbahul mengungkapkan generasi terbaik para sahabat nabi adalah mereka yang berkompeten, produktif, bermakna, dan memberikan arti pada jamannya. Para sahabat peduli terhadap ketimpangan sosial masyarakat. Hal itu hendaknya juga menjadi inspirasi jalan spiritualitas muslim pada era saat ini.

“Apapun profesi, jadikan amalan terbaik (professional) agar bisa menjadi tiket masuk surga-Nya. Temukan meaningful moment, yang sesuai dengan passion, lalu jadikan jalan pengabdian (wasilah),” tegasnya.

Menyebar Manfaat 

Ketua Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Orwil Jawa Timur itu menyebutkan, pertumbuhan Ekonomi tertekan pada 2020 sebesar 2.07 persen. Pada 2021 hanya 3,69 persen. Padahal, Indonesia memerlukan pertumbuhan ekonomi stabil 8 persen. Terutama untuk menahan laju kemiskinan dan pengangguran.

“Akar persoalan Ekonomi umat adalah defisit saudagar muslim,” sebutnya.

Padahal, tradisi saudagar begitu melekat pada Islam dahulu. Rasulullah merupakan saudagar. Selain itu, banyak persebaran Islam yang memanfaatkan tradisi saudagar. Termasuk para pemimpin pergerakan Islam Indonesia yang merupakan saudagar. 

“Maka, perlu ada aliran manfaat antar-umat yang besar,” katanya.

Ir H Misbahul Huda MBA dalam Tausiah Ramadan 1443 H Universitas Airlangga pada Senin (11/4/2022) di Aula Garuda Mukti Kampus MERR (C). (Foto: Bastian Ragas)

Ketua Bidang IV (Ekonomi, Bisnis, Pedesaan) ICMI Orwil Jawa Timur tersebut juga menyampaikan perlu adanya kesadaran untuk penguatan bidang ekonomi masyarakat. Jangan menimbun aset. Itu pola pikir kapitalis. Aset harus diputar tidak hanya untuk berburu profit, tapi juga benefit (manfaat) dan advantages (berkah). Sehingga menciptakan multi-efek terhadap aktivitas ekonomi masyarakat.

“Keuntungan hakiki saudagar muslim adalah sebesar-besar manfaat. Bukan sebanyak-banyaknya keuntungan,” tegasnya.

Diketahui, Ir Misbahul menyampaikan tausiah itu di depan Rektor UNAIR Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak, jajaran pimpinan, dan civitas akademika UNAIR. Tausiah Ramadan Universitas Airlangga merupakan serangkaian kegiatan di tengah bulan puasa yang digelar Dit SDM UNAIR.

Penulis: Feri Fenoria

Baca juga:

Sambut Ramadan, SPS UNAIR Ajak Masyarakat Lakukan Transformasi Pola Hidup 

Jelang Ramadan FIB Adakan Pengajian

Puasa Ramadan Bagi Pasien Diabetes Mellitus