Universitas Airlangga Official Website

Menjembatani Gap Riset dan Pembangunan Indonesia

Sumber: Freepik
Sumber: Freepik

Interaksi antara output ilmiah dan pembangunan berkelanjutan menggarisbawahi peran penting akademisi dalam mendorong daya saing dan inovasi nasional. Keterlibatan akademisi meningkatkan kegiatan penelitian dan pendanaan, yang penting untuk kemajuan masyarakat dan ketahanan ekonomi. Sebagai pusat produksi dan transfer pengetahuan, universitas memainkan peran transformatif dalam ekonomi pengetahuan dengan menghubungkan penelitian dengan industri dan pembangunan daerah. Pengeluaran penelitian telah terbukti mendorong pertumbuhan ekonomi melalui inovasi, khususnya di negara-negara maju, dan negara-negara berkembang seperti Indonesia juga akan mendapat manfaat dari investasi yang ditargetkan. Namun, penelitian harus melampaui lingkungan akademis tradisional dan terintegrasi dengan ekosistem inovasi yang lebih luas untuk sepenuhnya mewujudkan manfaat ekonomi dan sosial dari output ilmiah. Ini membutuhkan lingkungan di mana pengetahuan mengalir lancar antara lembaga penelitian, industri, dan pembuat kebijakan, yang memastikan bahwa kemajuan ilmiah diterjemahkan menjadi kemajuan ekonomi dan sosial yang nyata.

Peningkatan signifikan dalam output ilmiah Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, dari 5.463 publikasi pada tahun 2013 menjadi 54.404 pada tahun 2021 (SciVal), belum menghasilkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang proporsional. Kesenjangan ini menyoroti masalah kritis: meskipun Indonesia telah unggul dalam meningkatkan kuantitas penelitiannya, kualitas dan penerapan penelitian ini belum mengimbanginya. Field-Weighted Citation Impact (FWCI) Indonesia secara signifikan tertinggal dari rekan-rekan regional dan negara-negara ekonomi maju seperti Korea Selatan. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian Indonesia tidak begitu berpengaruh atau dikutip secara luas dan terutama terkonsentrasi pada seni dan humaniora. Kesenjangan ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk beralih ke penelitian terkait STEM. Perubahan berkelanjutan dalam jaringan global, aksesibilitas data, dan demografi memerlukan fokus yang kuat untuk mengembangkan tenaga kerja yang mampu STEM yang sangat penting.

Prioritas riset Indonesia telah dikritik karena lebih berfokus pada penyaluran dana daripada riset yang berorientasi pada misi, yang mengarah pada upaya yang terfragmentasi yang mungkin tidak secara efektif mendukung tujuan pembangunan nasional. Sebagai tanggapan, pemerintah Indonesia memperkenalkan Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) 2017–2045, yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, untuk menyelaraskan agenda riset jangka panjang dengan prioritas nasional dalam sains dan teknologi. Pendekatan top-down menyelaraskan prioritas riset dengan kerangka kebijakan utama, termasuk RPJPN 2005–2025, RPJMN, dan RIPIN 2015–2035, untuk memastikan konsistensi dalam perencanaan riset. Secara bersamaan, pendekatan bottom-up memfasilitasi masukan langsung dari pemangku kepentingan ilmiah dan industri melalui FGD, wawancara mendalam, dan konsultasi publik.

Mengatasi kesenjangan antara kuantitas dan kualitas penelitian memerlukan pemahaman tentang kondisi terkini dari hasil karya ilmiah Indonesia. Mengkategorikan penelitian ke dalam kelompok pendorong, dasar, khusus, dan menurun membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam lanskap penelitian. Karakterisasi ini penting untuk membentuk strategi guna meningkatkan kualitas dan dampak penelitian. Oleh karena itu, pertanyaan penelitian pertama adalah: Apa saja karakteristik hasil karya ilmiah Indonesia dalam kategorisasi kelompok pendorong, dasar, khusus, dan menurun? Mengatasi pertanyaan ini akan memberikan wawasan tentang posisi negara ini terkait produktivitas penelitian dan area potensial untuk perbaikan. Masalah utama lainnya adalah keselarasan tema penelitian Indonesia dengan prioritas penelitian nasionalnya. Mengevaluasi keselarasan ini penting karena dapat mengungkap kesenjangan di mana upaya penelitian tidak secara efektif mendukung tujuan pembangunan nasional. Mengidentifikasi kesenjangan ini dapat membantu mengarahkan sumber daya dan upaya ke area yang membutuhkan lebih banyak penekanan. Oleh karena itu, pertanyaan penelitian kedua adalah: Seberapa dekat keselarasan tema penelitian Indonesia dengan prioritas penelitian nasional, dan area mana yang membutuhkan penekanan lebih lanjut untuk meningkatkan dampaknya? Sementara kerangka kerja terstruktur menginformasikan prioritas ini, penyelarasan antara tren penelitian yang terdeteksi dan kebutuhan nasional mungkin tidak selalu mulus, karena tren sering kali muncul secara organik dari minat akademis, ketersediaan sumber daya, dan kolaborasi global, yang menyoroti potensi kesenjangan atau ketidakselarasan yang memerlukan kalibrasi ulang untuk mengatasi tantangan mendesak dan pendorong ekonomi secara lebih efektif.

Oleh karena itu, pertanyaan penelitian ketiga adalah: Seberapa erat tema penelitian Indonesia dengan pendorong ekonomi dan sektor komoditas ekspornya, dan bidang mana yang memerlukan penekanan lebih lanjut untuk meningkatkan dan mendorong kemajuan Indonesia? Dengan menyelaraskan penelitian dengan kebutuhan ekonomi, Indonesia dapat memastikan bahwa hasil ilmiahnya secara langsung berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan daya saing. Penelitian sebelumnya menyoroti pentingnya meneliti keselarasan antara industri penelitian dan ekspor. Berpendapat bahwa ekonomi yang digerakkan oleh sumber daya alam harus berinvestasi dalam R&D untuk merangsang inovasi dan mengubah ketergantungan sumber daya alam menjadi pendorong jangka panjang diversifikasi dan ketahanan ekonomi. Wawasan ini menggarisbawahi perlunya menyelaraskan upaya penelitian Indonesia dengan pendorong ekonominya untuk mendorong inovasi, memaksimalkan manfaat ekonomi dari ekspornya, dan memastikan pertumbuhan berkelanjutan di luar ledakan sumber daya alam saat ini. Kebutuhan kritis untuk beralih ke penelitian terkait STEM didukung oleh bukti bahwa peningkatan tenaga kerja STEM diprediksi akan meningkatkan PDB per kapita. Selain itu, STEM mendorong akumulasi kekayaan pada berbagai skala ekonomi, dari individu hingga negara.

Dengan melakukan pendekatan scientometrik yang komprehensif menggunakan data dari SciVal, BPS, dan Observatory of Economic Complexity (OEC), kami akan membandingkan keluaran ilmiah Indonesia dengan persyaratan strategi nasional dan tuntutan industri. Pendekatan ini akan memungkinkan kami untuk mengidentifikasi kekuatan dan area yang membutuhkan penekanan lebih lanjut dalam berbagai tema penelitian, termasuk tema pendorong, dasar, khusus, dan menurun, sebagaimana diukur oleh FWCI dan volume keluaran ilmiah. Studi ini akan memvisualisasikan area penelitian ini untuk menyoroti arah tertentu dan area fokus yang penting untuk mendukung prioritas penelitian nasional dan visi kemajuan Indonesia. Selain itu, kami akan melakukan perbandingan statistik untuk menganalisis keselarasan prioritas penelitian nasional dengan PDB dan sektor ekspor. Perbandingan ini akan membantu menentukan apakah ada ketidakselarasan antara keluaran penelitian dan tujuan ekonomi dan industri negara.

Studi ini secara signifikan memajukan lanskap R&D Indonesia melalui sudut pandang teori orkestrasi sumber daya. Pertama, studi ini secara cermat menganalisis keluaran ilmiah Indonesia di seluruh klaster penelitian pendorong, dasar, khusus, dan yang menurun, sehingga mengidentifikasi kekuatan dan area spesifik yang membutuhkan penekanan lebih besar dalam komunitas penelitian. Kategorisasi ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang kinerja penelitian Indonesia dan menyelaraskan wawasan ini dengan prioritas nasional yang penting untuk mencapai Visi Indonesia 2045. Kedua, dengan memanfaatkan prinsip-prinsip orkestrasi sumber daya, studi ini secara strategis merencanakan arah penelitian dan area fokus untuk mendorong ekonomi yang dipimpin oleh inovasi. Dengan membimbing para pembuat kebijakan dan peneliti dalam merasakan peluang, merancang strategi praktis, dan memanfaatkan sinergi, penelitian ini meningkatkan kapasitas Indonesia untuk mengatasi tantangan nasional sambil mempromosikan manfaat sosial-ekonomi yang berkelanjutan. Ketiga, terinspirasi oleh Ogot dan Onyango (2023), studi ini menekankan penyelarasan kegiatan penelitian dengan aspirasi pembangunan nasional. Hal ini melampaui tema-tema penelitian seperti pangan, energi, dan kesehatan, dengan mengkategorikan dan menyelaraskan hasil karya ilmiah Indonesia di seluruh bidang subjek dengan kontribusi PDB dan sektor ekspor, sehingga memastikan bahwa upaya penelitian secara efektif berkontribusi pada kemajuan sosial-ekonomi Indonesia dan meningkatkan daya saing global.

Penulis: Badri Munir Sukoco

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S219985312500040X

Agus Harimurti Yudhoyono, Badri Munir Sukoco, Ida Ayu Kartika Maharani, Irfan Kharisma Putra, and Fendy Suhariadi (2025). Bridging the gap: Indonesia’s research trajectory and national development through a scientometric analysis using SciVal.
Journal of Open Innovation: Technology, Market, and Complexity, 11(1): 100505.

Baca juga: Penentu Perbedaan Biaya pada Pasien Rawat Inap dengan Gagal Jantung Dekompensasi Akut