Universitas Airlangga Official Website

Minyak Kelapa Murni Melindungi Diameter dan Ketebalan Epitel Tubulus Seminiferus Mencit (Mus Musculus) Dari Induksi Etanol Oral

Minyak Kelapa Murni Melindungi Diameter dan Ketebalan Epitel Tubulus Seminiferus Mencit. (Foto: Dok. Penulis)

Minuman keras atau minuman beralkohol  dikonsumsi oleh beberapa kalangan masyarakat di seluruh dunia, dan menimbulkan masalah morbiditas dan mortalitas. Konstituen minuman beralkohol dapat dibagi menjadi komponen mayor dan komponen minor. Komponen mayor minuman keras terdiri atas etanol dan air. Etanol dalam minuman beralkohol berasal dari fermentasi karbohidrat. Etanol merupakan molekul kecil dengan berat molekul 46 gram/mol, mudah larut dalam air dan lemak, sehingga dapat menembus dinding sel pada semua jaringan tubuh dan mempengaruhi semua organ tubuh. Beberapa laporan jurnal ilmiah menunjukkan bahwa konsumsi alkohol yang berlebihan telah terbukti menyebabkan risiko infertilitas pria. Infertilitas pria dapat berupa produksi sperma yang rendah atau fungsi sperma yang tidak normal. Membran sel (termasuk membrane sel spermatozoa) terdiri dari dua lapis lipid, sehingga sifat etanol yang dapat melarutkan lemak dapat menyebabkan stres oksidatif membrane plasma sel. Antioksidan diharapkan dapat menetralkan pengaruh stres oksidatif akibat konsumsi alcohol berlebihan. Salah satu bahan yang bersifat antioksidan adalah minyak kelapa murni atau yang popular disebut virgin coconut oil (VCO).

Virgin coconut oil (VCO) adalah minyak nabati yang juga mengandung polifenol, vitamin dan mineral. VCO telah digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya untuk mengolah makanan, obat-obatan, kosmetik, dan nanoteknologi. Komponen polifenol dalam VCO berperan sebagai antioksidan. Pemberian VCO menunjukkan efek terapeutik pada hewan yang dipapar etanol secara oral. Namun, belum ada publikasi tentang penggunaan VCO sebagai pencegah gangguan kesuburan pada hewan model jantan akibat paparan alcohol per oral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh preventif VCO terhadap diameter dan ketebalan epitel tubulus seminiferus pada testis mencit (Mus musculus) jantan sebagai hewan model yang diinduksi etanol.

Penelitian dilakukan di Laboratorium Hewan Coba, sedangkan pembuatan preparat histopatologi testis dilakukan di Divisi Patologi veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Persetujuan etik diperoleh dari Animal Care and Use Committee (ACUC) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga No. 2.KE.204.12.2019. Penelitian ini menggunakan 30 ekor mencit jantan umur 2-3 bulan dengan berat badan rata-rata 21 gram. Mencit tersebut dibeli dari Pusat Veterinaria Farma, Surabaya. Semua mencit dipeliharan dalam kandang perconaan selama tujuh hari untuk adaptasi sebelum perlakuan.

Hewan coba dibagi secara acak menjadi lima kelompok, dengan perlakuan sebagai berikut. Kelompok C– adalah kelompok kontrol negative tanpa diberi asupan etanol maupun VCO. Kelompok C+ diberi etanol 33% dan tidak diberi VCO. Kelompok T1, T2, dan T3 masing-masing diberi 0,09, 0,19, dan 0,37 mL/kg berat badan VCO dan etanol 33%. VCO diberikan pertama selama 39 hari, dan etanol diberikan selama 32 hari terakhir (dimulai setelah masa adptasi selama tujuh hari). Pada penelitian ini digunakan alkohol untuk olahan pangan (etanol) dengan dosis 0,2 mL/kg berat badan. Pemberian etanol dan VCO dilakukan secara oral setiap hari pada pagi hari. Pada hari ke-40 semua mencit dikorbankan, testis diambil untuk preparat histologis dengan pewarnaan hematoxylin-eosin.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter dan tebal epitel tubulus seminiferus mencit kelompok mencit C+ (hanya diberi perlakuan etanol) lebih rendah dibandingkan dengan kelompok C– (mencit normal). Sedangkan diameter dan tebal epitel tubulus seminiferus  pada kelompok mencit yang mendapatkan pemberian VCO sebelum dipapar alcohol (T1, T2, dan T3) masing-masing tidak berbeda nyata dibandingkan pada tikus normal (kelompok C–). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pemberian VCO sebagai tindakan preventif konsumsi alkohol melindungi testis mencit dari kerusakan berdasarkan diameter dan tebal tubulus seminiferous. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengukur kualitas sperma dan kadar malondialdehid (sebagai indicator kerusakan membrane plasma) untuk mengetahui tingkat stres oksidatif pada jaringan testis.

Penulis: Vishantheni S Ravi

Animed, Bandar Mahkota Cheras 38G, Jalan Temenggung 7/9, Bandar Mahkota Cheras 43200 Cheras, Malaysia

Artikel ilmiah hasil penelitian ini sudah terbit pada OVOZOA : Journal of Animal Reproduction (https://e-journal.unair.ac.id/OVZ/index) suatu jurnal ber-Bahasa Inggris yang diterbitkan atas kerjasama antara Universitas Airlangga (http://210.57.208.200/) dengan Asosiasi Departemen Reproduksi Veteriner Indonesia (ADERVI) dan Asosiasi Reproduksi Hewan Indonesia (ARHI). Artikel dapat di akses melalui tautan: https://e-journal.unair.ac.id/OVZ/article/view/30831

Disarikan dari artikel:

Ravi VS, Soeharsono S, Hani P, Kadek R. 2022. Virgin coconut oil protected the diameter and the epithelium thickness of seminiferous tubules of mice(Mus musculus) from oral ethanol induction. Ovozoa 11: 34-40.