Universitas Airlangga Official Website

Model Pertumbuhan Populasi dan Mortalitas Lobster Pakistan di Perairan Muara Kota Tarakan

Perairan di sekitar muara Kota Tarakan selama ini dikenal sebagai habitat berbagai sumber daya hayati penting bagi perikanan. Salah satu sumber daya perikanan yang penting adalah lobster. Lobster merupakan sumber daya perairan penting di Indonesia yang memiliki nilai ekonomi bahkan Indonesia merupakan eksportir lobster laut terbesar ketiga di dunia setelah Kanada dan Amerika Serikat. Lobster merupakan kelompok krustasea yang tidak memiliki tulang punggung, berkulit keras, dan ditutupi duri. Ada enam spesies lobster yang terdapat di Indonesia yaitu Panulirus homarus, P. longipes, P. penicillatus, P. ornatus, P. versicolor dan P. polyphagu.

Di Indonesia, lobster berduri banyak ditemukan di beberapa daerah, termasuk di pesisir barat Aceh, Perairan Bali, Pantai Barat Nusa Tenggara, Kebumen, Jawa Tengah, Perairan Cilacap, Gunung Kidul, dan Perairan Gunung Kidul, Perairan Situbondo, Jawa Timur, Perairan Palabuhanratu di pesisir pantai Jawa Barat, Perairan Garut, Jawa Barat, Perairan Banten, Perairan Papua Barat, Pulau Seram dan di Pulau Sebatik Kalimantan Utara Medan. Sedangkan di perairan muara Kota Tarakan terdapat tiga jenis lobster berduri yaitu P. ornatus, P. versicolor dan P. polyphagus, saat ini ditemukan. Dari ketiga spesies tersebut, lobster (P. polyphagus) yang juga dikenal dengan nama lobster Paskitan dilaporkan memiliki permintaan yang tinggi di pasar lokal dan internasional dikarenakan memiliki corak warna tubuhnya yang hijau muda dengan pola garis kekuningan pada setiap ruasnya dan bintik kuning pada bagian kakinya. Tingginya permintaan pasar dan harga eceran yang bagus dapat menjadi ancaman besar terhadap kelestarian spesies ini, maka perlu dilakukan upaya pelestarian dan upaya pengelolaan agar lobster Paskitan tetap hidup lestari dan berkelanjutan di habitat alam dan di budidaya. 

Hasil riset Agus Indarjo dkk mengungkapkan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pengambilan sampel sebanyak 14 kali selama bulan Desember 2021-Mei 2022 dengan menggunakan jaring insang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Pertumbuhan alometrik jantan dan betina bersifat alometrik negatif dengan bentuk tubuh kurus, Angka kematian total (Z) P. polyphagus jantan dan betina masing-masing 1,104 dan 1,119; mortalitas tangkapan (F) sebesar 0,106 dan 0,253; angka kematian alami (M) sebesar 0,998 dan 0,866; tingkat eksploitasi (E) masing-masing sebesar 0,096 dan 0,226. Kematian alami P. polyphagus jantan tercatat lebih tinggi dibandingkan betina. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena akan menjadi ancaman terhadap keberlanjutan perikanan lobster di perairan muara kota Tarakan. Meskipun demikian, populasi lobster di perairan muara Kota Tarakan masih kurang atau sedikit dieksploitasi. Namun demikian, praktik pengelolaan yang baik harus dikembangkan untuk menghindari tingkat eksploitasi yang lebih tinggi di masa depan dan tingginya angka kematian alami pada lobster jantan merupakan kekhawatiran yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut

Penulis: Rozi, S.Pi., M.Biotech.

Jurnal: https://journal.ipb.ac.id/index.php/hayati/article/view/42004