Universitas Airlangga Official Website

Motivasi Kerja sebagai Salah Satu Penentu Kedisplinan Kerja

Foto oleh Naldz Graphics

Motivasi kerja menunujukkan adanya disiplin dalam bekerja sehingga pegawai lebih tekun, cermat dan lebih giat atau semangat untuk melakukan suatu pekerjaan yang menjadi kewajiban bagi seorang pegawai. Dengan hal tersebut, maka pegawai melaksanakan tugasnya harus sesuai dengan program kerja yang telah dibuat dan mengikuti peraturan dalam bekerja. Sehingga menghasilkan pekerjaan yang kualitas maupun kuantitas yang dapat memuaskan.

Namun dalam hal ini, terdapat fenomena dalam proses pemberian motivasi kerja masih banyak masalah yang dihadapi yaitu kurangnya pemberian motivasi sesama pimpinan dan pegawai, sehingga kurangnya respon pegawai dalam proses pemberian motivasi yang nantinya sangat berdampak pada hasil kerja dan tujuan organisasi. Serta motivasi kerja belum diaplikasi secara maksimal oleh pegawai, sehingga menimbulkan berbagai masalah atau hambatan di dalam lingkungan kerja. Motivasi kerja yang rendah pada sebagian pegawai menyebabkan menurunnya kinerja pegawai. Sangat sedikit pegawai yang mempunyai motivasi yang tinggi. Sehingga perlu memotivasi sesama pegawai yang dapat menimbulkan pegawai mampu untuk mengatasi masalah ataupun hambatan dalam bekerja, dan mudah untuk meningkatkan kinerja dan tujuan organisasi.

Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja atau pendorong semangat kerja. Melalui motivasi ini sesorang bisa terjaga untuk selalu menunjukkan performa yang baik dalam mencapai target kinerjanya. Motivasi kerja juga dapat memberikan energi yang menggerakkan segala potensi yang ada, menciptakan keinginan yang tinggi dan luhur, serta meningkatkan kebersamaan dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan kata lain motivasi kerja menurut pengertian tersebut merupakan suatu kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Seseorang yang memiliki motivasi kerja yang bagus tidak akan mudah terpengaruh dengan faktor yang negatif yang mudah merusak ketercapaian tujuan organisasi.

Faktor motivasi ini dapat dijadikan sebagai pendorong penting yang menyebabkan manusia bekerja karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhinya baik kebutuhan yang disadari maupun kebutuhan yang tidak disadari, baik yang berbentuk materi maupun non materi, baik kebutuhan fisik maupun mental yang akan merangsang semangat kerja, sehingga para pegawai akan bekerja lebih sungguh-sungguh untuk dapat memberikan dukungan yang lebih besar terhadap pencapaian tujuan organisasi. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kebutuhan menjadi kunci dari sesorang untuk dapat termotivasi dalam bekerja.

Motivasi bisa ditimbulkan oleh faktor internal dan eksternal tergantung dari mana sesuatu kegiatan dimulai. Motivasi internal berasal dari diri pribadi seseorang. Teori yang di sampaikan oleh Abraham Maslow ini mendukung pernyataan sebelumnya bahwa jika kebutuhan seorang karyawan itu terpenuhi atau perusahaan mampu memenuhi kebutuhan internal karyawan maka seseorang tersebut akan menunjukkan kinerja nya dengan baik.

Motivasi eksternal sebenarnya dibangun di atas motivasi internal dan adanya di dalam organisasi sangat tergantung pada anggapan-anggapan dan teknik-teknik yang dipakai oleh pimpinan organisasi atau para manajer dalam memotivasi bawahannya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa jika pimpinan rumah sakit mampu memberikan dorongan dan contoh yang baik kepada anak buahnya maka akan terbentuk motivasi kerja yang baik. Salah satu dampak yang terjadi adalah kedisplinan kerja. Menurut Munandar (2001) menjelaskan tentang aspek-aspek motivasi kerja adalah kedisiplinan dari karyawan yaitu, sikap tingkah laku atau perbuatan pada karyawan untuk melakukan aktivitas-aktivitas kerja yang sesuai dengan pola-pola tertentu. Keputusan – keputusan dan norma-norma yang telah ditetapkan dan disetujui bersama baik tulis maupun lisan serta sanggup menerima sanksi bila melanggar tugas dan wewenang yang diberikan. Melalui motivasi kerja yang telah terbentuk secara otomatis akan memberikan dampak pada kedisplinan karyawan. Mereka tunduk pada pola kedispinan yang diberlakukan oleh perusahaan dan patuh pada aturan tanpa ada suatu paksaan karena mereka merasa bahwa kebutuhannya telah dipenuhi oleh perusahaan. Hal ini telah membentuj loyalitas dalam bekerja.

Disiplin kerja merupakan suatu kewajiban kantor atau instansi tempat bekerja. Mereka wajib untuk memperhatikan kedisiplinan kerja pegawai agar kerja pegawai lebih meningkat dari sebelumnya dan pegawai tidak sesuka hati melakukan kegiatan yang tidak penting pada saat jam kerja. Disiplin kerja adalah sebuah konsep dalam tempat bekerja atau manajemen untuk menuntut pegawai berlaku teratur. Disiplin merupakan keadaan yang menyebabkan atau memberi dorongan kepada pegawai untuk berbuat dan melakukan segala kegiatan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

Disiplin sangat dibutuhkan baik individu yang bersangkutan maupun instansi, karena disiplin sangat membantu individu untuk meluruskan apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan dalam suatu kantor. Disiplin menujukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri pegawai terhadap aturan-aturan dan ketentuan kantor.

Dengan adanya disiplin yang terjaga pada karyawan rumah sakit, maka hal ini akan memberikan dampak positif. Baik itu kepada control diri karyawan ataupun bagi kemajuan rumah sakit. Seorang pemimpin harus mampu menciptakan dorongan dan contoh yang baik agar budaya kerja disiplin terus tumbuh dan berkembang demi tercapaian tujuan organisasi.

Nama : Dani Nasirul haqi

ANALYSIS OF WORK MOTIVATION AND WORK DISCIPLINE OF EMPLOYEE AT WIYUNG SEJAHTERA HOSPITAL SURABAYA

https://www.e-journal.unair.ac.id/IJPH/article/view/18512

https://www.e-journal.unair.ac.id/IJPH/article/view/18512/pdf