Universitas Airlangga Official Website

Nanokurkumin dapat Meningkatkan Folikulogenesis pada Tikus Endometriosis

Ilustrasi Endometriosis (sumber: medisata)

Adanya jaringan mirip endometrium di luar rahim disebut endometriosis, yang menyebabkan peradangan kronis. Secara umum, perkiraan prevalensi endometriosis pada wanita adalah antara 6 dan 10%. Salah satu keluhan yang sering muncul pada wanita penderita endometriosis adalah infertilitas. Prevalensinya sebesar 21% pada wanita dengan keluhan infertilitas, dan meningkat menjadi 82% pada wanita dengan keluhan nyeri panggul.

Ketidakmampuan untuk hamil setelah setahun melakukan hubungan seks tanpa kondom dikenal sebagai infertilitas. Penurunan kesuburan pada wanita dengan endometriosis. Salah satu teori yang pernah dipublikasikan mengenai hubungan endometriosis dengan infertilitas adalah teori mengenai perubahan lingkungan sekitar rahim dan sel telur akibat endometriosis. Endometriosis dapat menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut di sekitar rahim, ovarium, dan saluran tuba. Perubahan ini dapat mengganggu fungsi normal organ reproduksi wanita dan proses reproduksi. Salah satu gagasan utama tentang endometriosis adalah bahwa endometriosis ditandai dengan proses inflamasi lokal di panggul, stres oksidatif akibat peningkatan produksi spesies oksigen reaktif (ROS), dan mengubah fungsi sel terkait sistem kekebalan di lingkungan peritoneum. Oosit dilindungi dari kerusakan oksidatif selama folikulogenesis oleh berbagai antioksidan yang diproduksi tubuh. Namun produksi ROS yang berlebihan dan persisten dapat mengganggu folikulogenesis.

Kurkumin (1,7-bis (4-hidroksi-3-metoksifenil)-1,6-heptadiena-3,5-dione), berasal dari rimpang Curcuma spp., mempunyai sifat antioksidan. Nanokurkumin merupakan kurkumin dengan ukuran nanopartikel sehingga memiliki bioavailabilitas dan stabilitas yang lebih baik dibandingkan molekul kurkumin aslinya. Pemberian kurkumin sebagai pengobatan endometriosis masih kontroversial. Hal ini mungkin disebabkan karena belum banyak penelitian dan publikasi mengenai pemberian kurkumin sebagai pengobatan endometriosis, terutama pada masalah infertilitas yang berhubungan dengan endometriosis. Dalam artikelnya, Swarnakar dan Paul menyatakan bahwa manfaat kurkumin dalam berbagai penyakit antara lain sebagai antioksidan. Berdasarkan hal tersebut, kurkumin diduga memberikan manfaat sebagai terapi pada endometriosis.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nanokurkumin 10-50 nm terhadap kadar malondialdehid (MDA), folikulogenesis, dan kuantitas korpus luteum (CL) pada tikus model endometriosis. 24 tikus digunakan dalam percobaan ilmiah ini, dan mereka dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan; kontrol positif (C+) sebagai mencit model endometriosis, Perlakuan 1 (T1) sebagai mencit model endometriosis yang diberi nanokurkumin 10-50 nm (2,5 mg/KgBB) PO, Perlakuan 2 (T2) mencit yang diberi nanokurkumin (5 mg/KgBB) dan Perlakuan 3 (T3) berupa mencit model endometriosis yang diberi nanokurkumin (10 mg/KgBB). Nanokurkumin diberikan selama 14 hari. Temuan menunjukkan bahwa, dari semua kelompok perlakuan, T3 memiliki tingkat MDA terendah (20,78±4,58 ng/ml) dan signifikan secara statistik (p<0,05) dibandingkan dengan C+, T1 dan T2. Perbedaan yang signifikan (p<0,05) diamati pada jumlah folikel primer, sekunder, dan tersier di T3, dari C+, T1, dan T2, menurut profil folikulogenesis. Meskipun jumlah folikel Graaf cenderung bertambah, tidak ada perbedaan nyata antara jumlah folikel Graaf dan CL. Dapat disimpulkan bahwa pemberian nanokurkumin selama 14 hari menurunkan kadar MDA dan meningkatkan profil folikulogenesis. Pemberian nanokurkumin dengan dosis 10 mg/KgBB menyebabkan penurunan kadar MDA dan perbaikan profil folikulogenesis. Dengan demikian, pemberian nanokurkumin dapat meningkatkan kualitas folikulogenesis pada penderita endometriosis dan meningkatkan kesehatan reproduksi.

Penulis: Widjiati

Publish di jurnal: June 2024 Biomedical & Pharmacology Journal 17(2):939-947

Link artikel: https://biomedpharmajournal.org/vol17no2/administration-of-nanocurcumin-in-mice-models-of-endometriosis-as-an-effort-to-improve-folliculogenesis/

Baca juga: Pengembangan Media Bebas Serum dengan Penambahan Faktor Pertumbuhan untuk Kultivasi Sel Vero E6 Dan CCL 81