SARS-CoV-2 merupakan agen penyebab pandemi COVID-19. The prognostic nutritional index (PNI), merupakan salah satu metode untuk assessment nutrisi pada kasus-kasus bedah tertentu. PNI ditentukan dengan menghitung jumlah limfosit darah tepi dan kadar albumin. PNI dapat digunakan untuk memprediksi luaran berbagai penyakit, termasuk infeksi COVID-19 pada anak, yang menyebabkan tingginya angka kematian bagi penderitanya, sat. Tingginya angka mortalitas akibat infeksi COVID-19 pada anak salah satunya karena asupan nutrisi yang jelek, yang menyebabkan anak mudah terinfeksi virus ini.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengidentifikasi dan memprediksi keparahan COVID-19, seperti neutrophil-to-lymphocyte (NLR), platelet-to-lymphocyte ratio (PLR), dan systemic immune-inflammatory index (SII), terbukti berhubungan dengan luaran penderita COVID-19. PNI digunakan untuk assessement status nutrisi dan inflamasi, karena dapat menggambarkan status nutrisi dan imunitas pasien. Alasan kegunaan PNI sebagai assessment status nutrisi karena PNI komponen PNI salah satunya adalah albumin, yang merupakan indikator status protein yang digunakan pada pasien dengan non-inflamasi. Cytokine storm menyebabkan inflamasi sistemik, dan menyebabkan perkembangan keparahan pasien COVID-19. Hitung limfosit, merupakan komponen PNI lainnya, ditemukan rendah pada pasien yang meninggal akibat COVID-19, karena infeksi virus di limfosit, disertai dengan pelepasan berlebih sitokin, memicu apoptosis limfosit. Namun demikian, penelitian pada pediatri masih terbatas, terutama penggunaan PNI. Penelitian di Surabaya, RSUD Dr. Soetomo, dilakukan dengan tujuan mengetahui apakah PNI berhubungan dengan kematian anak terkonfirmasi infeksi COVID-19, dengan metode penelitian analitik observasional case-control selama masa pandemi, yakni bulan Juni 2020 sampai Juli 2022, dilakukan pada komunitas pediatri usia 1 bulan hingga 18 tahun, menggunakan rekam medik, pada pasien pediatri yang terkonfirmasi COVID-19.
Sejumlah 468 anak terkonfirmasi COVID-19, sebanyak 377 anak mendapat perawatan medis di RSUD Dr. Soetomo., dan 5 anak diekslusi karena ada kelainan hematologi, dan 8 pulang paksa sebelum mendapat penanganan medis. 232 rekam medisnya tidak lengkap, sehingga 124 anak dilibatkan dalam penelitian ini. Penderita COVID-19 didominasi oleh anak laki-laki (54.8%), dengan 19.4% anak memiliki gejala respirasi. Besarnya insiden COVID-19 pada laki-laki mirip dengan penelitian lainnya, yang menunjukkan bahwa laki-laki memiliki risiko kematian lebih tinggi daripada Perempuan, yang didukung fakta pada penderita dewasa, 63-69% kematian karena COVID-19 adalah laki-laki.
Sebanyak 45 anak (36.3%) memiliki status nutrisi normal. 35 (28.2%) dengan severely underweight, 26 anak (21%) dengan underweight, sementara 18 (14.5%) overweight. Status nutrisi penderita infeksi COVID-19 yang meninggal kebanyakan mengalami gangguan nutrisi, baik undernutrition maupun overnutrition. Kadar albumin berhubungan dengan status nutrisi, severely underweight dan overweight memiliki kadar albumin yang lebih rendah daripada status nutrisi underweight dan normal. Namun nilai PNI tidak menunjukkan hubungan dengan status nutrisi.
Perhitungan PNI pada pasien yang meninggal menunjukkan nilai yang rendah dibanding penderita yang hidup. NLR dan SII juga menunjukkan perbedaan bermakna pada kedua kelompok, namun PLR tidak. Area under curve (AUC) menunjukkan nilai cut-off PNI adalah 41.98, dengan sensitivitas 73.5% dan spesifisitas 73.3% sebagai prediktor mortalitas anak-anak dengan infeksi COVID-19. Nilai perdiktif negatif atau negative predictive value (NPV) pada cut-off 41.98 adalah 51% dan positive predictive value (PPV) adalah 88%. Odds ratio nilai cut-off > 41.98 menunjukkan risiko kematian sebesar 7.63-kali pada anak penderita COVID-19.
Penulis: Nur Aisiyah Widjaya dr., SpA(K)
Jurnal: Predictive Value of Prognostic Nutritional Index in Children with COVID-19