Remaja adalah fase kritis yang menghubungkan kesehatan anak dengan kesejahteraan orang dewasa, memperkenalkan tantangan emosional, kesehatan, dan perilaku yang dapat berdampak jangka panjang. WHO melaporkan bahwa remaja berkontribusi 30% terhadap morbiditas dan mortalitas yang dapat dicegah akibat penyakit tidak menular, seperti diet tidak sehat, obesitas, tekanan darah tinggi, dan penggunaan tembakau. Studi menunjukkan bahwa 80% remaja obesitas berisiko tetap obesitas hingga dewasa, dengan hampir 70% mempertahankan obesitas selama tiga dekade. Pencegahan obesitas dan hipertensi memerlukan pertimbangan gaya hidup dan karakteristik individu, termasuk jenis kelamin yang mempengaruhi regulasi biomarker seperti leptin dan adiponektin.
Hasil studi di China menyoroti bahwa hipertensi pada remaja ditentukan oleh jenis kelamin, usia, dan indeks massa tubuh (IMT). Sementara itu, penelitian lain menunjukkan bahwa sindrom metabolik lebih umum pada anak laki-laki pada masa anak-anak dan remaja, sementara lebih umum pada perempuan di kalangan dewasa. Di sisi lain, faktor lingkungan juga berperan penting dalam kesehatan. Siswa berasrama di Afrika dikatahui memiliki status gizi lebih rendah daripada rekan non-berasrama, sementara di China lebih baik. Di Indonesia, pengetahuan dan praktik gizi siswa berasrama menunjukkan hasil yang bervariasi. Beberapa studi menunjukkan pengetahuan yang buruk dan praktik gizi yang tidak seimbang, sementara yang lain menunjukkan bahwa siswa telah menerapkan praktik gizi yang baik dengan program makan siang dan pendidikan gizi yang meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik. Kompleksitas interaksi status gizi, tekanan darah, karakteristik individu, dan lingkungan memerlukan penelitian mendalam. Oleh karena itu, peneliti dari Universitas Airlangga melakukan studi untuk menyelidiki hubungan antara jenis kelamin dan tempat tinggal dengan status gizi dan tekanan darah pada remaja di Surabaya.
Studi ini melibatkan 198 remaja laki-laki dan perempuan berusia 10-18 tahun yang tinggal di asrama dan non-asrama di Surabaya. Variabel bebas yang diteliti adalah usia, usia menarche, dan tempat tinggal. Data tekanan darah didapatkan melalui pengukuran menggunakan sfigmomanometer digital dengan dua kali pengukuran. Sementara itu, IMT didapatkan melalui pemeriksaan berat badan dan tinggi badan sesuai dengan standar. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara berat badan, tinggi badan, usia, dan tekanan darah (p < 0,05). Remaja laki-laki diketahui memiliki tinggi badan rata-rata dan Tekanan Darah Sistolik (TDS) yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Selain itu, status gizi juga diketahui berhubungan positif dengan IMT dan tekanan darah, dengan status gizi menjadi prediktor utama di asrama maupun asrama (p < 0,05). Di sisi lain, usia menarche ditemukan sebagai prediktor tekanan darah pada anak laki-laki, sedangkan usia menjadi prediktor pada anak perempuan. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa IMT memprediksi status gizi dan tekanan darah, sedangkan usia dan usia menarche adalah faktor penting yang bergantung pada jenis kelamin.
Temuan ini menyoroti pentingnya pendekatan personal dalam penanganan obesitas dan hipertensi pada remaja. Memahami bahwa faktor-faktor seperti jenis kelamin, usia, dan lingkungan tempat tinggal memainkan peran penting dalam status gizi dan tekanan darah memungkinkan adanya intervensi yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan masing – masing remaja. Selain itu, penekanan pada pendidikan gizi yang lebih baik dan program intervensi di sekolah, termasuk sekolah berasrama, dapat membantu mengatasi perbedaan pengetahuan dan praktik gizi di kalangan remaja. Upaya kolaboratif antara keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan remaja secara keseluruhan. Dengan demikian, strategi pencegahan yang lebih komprehensif dapat dikembangkan untuk mengurangi risiko penyakit tidak menular dan meningkatkan kesejahteraan remaja secara keseluruhan.
Penulis: Afifah Nurma Sari, S.Gz dan Dr. Farapti, dr., M.Gizi
Informasi lebih lengkap dari penelitian dapat diakses pada:
Farapti, F., Sari, A. N., Sulistyowati, M. ., Aziz, S. A. A. ., Issa, Z. M. ., & Nor, N. M. (2024). Factors associated with blood pressure and nutritional status among adolescents: a cross-sectional study. Jurnal Ners, 19(2), 134–143. https://doi.org/10.20473/jn.v19i2.51916.