Dewasa ini kesibukan masyarakat semakin hari semakin meningkat, hal ini tentu sangat berpengaruh pada pola hidup dan pemeliharaan kesehatan. Semakin sibuk masyarakat dengan pekerjaannya tak jarang akan semakin mengurangi waktu untuk berolahraga dan istirahat yang cukup. Olahraga merupakan salah satu kegiatan penting untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan agar terhindar dari berbagai macam penyakit seperti obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. Olahraga umumnya dilakukan saat pagi hari, namun beberapa orang memilih berolahraga pada malam hari akibat kesibukan bekerja pada saat pagi. Selain dari segi waktu olahraga juga dapat dilakukan di dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor).
Pemilihan waktu berolahraga ternyata memiliki pengaruh tersendiri, dimana respons akut olahraga terhadap kondisi lingkungan luar ruangan di pagi hari dan malam hari belum banyak dipelajari, padahal kondisi oksigen (O2) pada malam hari berbeda dengan pagi hari karena proses fotosintesis pada tanaman, tanaman menyerap CO2 pada pagi hari dan melepaskan CO2 pada malam hari(Isprayoga, I, 2015). Selain itu perbedaan kondisi oksigen juga mempengaruhi hemoglobin dalam mengikat oksigen saat melakukan aktivitas fisik pada malam hari. Tekanan oksigen pagi hari lebih tinggi, sehingga kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen meningkat, sedangkan tekanan oksigen di malam hari lebih rendah sehingga kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen menurun(Rompas, S.E., Pangkahila, E.A., dan Polii, H.,2020).
Berdasarkan kesibukkannya, kebanyakan masyarakat lebih memilih untuk berolahraga di area indoor karena lebih mudah dan praktis, saat olahraga terjadi aktivitas aerobik, dimana aerobik adalah aktivitas yang bergantung pada ketersediaan oksigen (O2) dalam proses pembakaran sumber energi. Saturasi oksigen (SpO2) adalah persentase hemoglobin yang mengikat oksigen di arteri karena sebagian besar O2 dalam darah diangkut dan terikat dengan hemoglobin, nilai SpO2 normal berkisar antara 95-100% (Rompas, S.E., Pangkahila, E.A., dan Polii, H.,2020).
Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh olahraga outdoor pada pagi dan malam hari relatif sama dalam meningkatkan saturasi oksigen (SpO2). Namun, SpO2 olahraga outdoor pada pagi hari lebih tinggi dibandingkan SpO2 olahraga outdoor pada malam hari setelah 60 menit aktivitas aerobik. Hal ini dapat dikarenakan kondisi udara pagi yang lebih baik karena tanaman menyerap CO2 sehingga sirkulasi udara pada sistem pernafasan manusia mendapat O2 lebih banyak (Isprayoga, I, 2015). Tekanan oksigen dan keasaman darah pada pagi hari lebih tinggi, sehingga hemoglobin pengikat O2 meningkat. Tekanan oksigen dan keasaman darah pada malam hari lebih rendah, sehingga kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen menurun Ganong, W.F. (2012).
Latihan aerobik akut akan meningkatkan perfusi paru, ventilasi, dan tingkat difusi. Hal ini dikarenakan frekuensi pernafasan saat olahraga meningkat dan pernafasan menjadi lebih dalam sehingga tekanan udara di paru-paru akan meningkat dan meningkatkan difusi O2 dan CO2. Semakin banyak oksigen berdifusi ke dalam paru-paru dan berikatan dengan hemoglobin, maka akan mempengaruhi nilai saturasi oksigen dalam tubuh. Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya, senam aerobik dapat memperbaiki gejala klinis, frekuensi kekambuhan, asma, saturasi oksigen, dan peak expiratory flow (APE) (Rita, 2010). Ada pengaruh latihan fisik akut pagi hari terhadap peningkatan nilai saturasi oksigen (Simanjuntak, R.H., Engka, J.N.A., Marunduh., S.R. 2016). Studi lain menemukan tidak ada perubahan yang signifikan atau rata-rata tekanan parsial oksigen sebelum dan sesudah latihan futsal malam tetap dalam kategori normal (Yunus, N.M, 2020).
Meskipun hasil penelitian tidak signifikan tetapi dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh dari olahraga terhadap kadar O2 dalam darah, dengan faktor lingkungan sebagai faktor pendukung, sehingga kebutuhan untuk berolahraga tidak bisa diabaikan. Tidak ada salahnya menyempatkan diri berolahraga ditengah rutinitas pekerjaan yang padat baik dilakukan secara indoor maaupun outdoor baik di pagi maupun malam hari, selagi olahraga tersebut dilakukan sesuai porsi dan prosedur yang tepat, efek positif akan tetap dapat dirasakan oleh tubuh dibanding tubuh yang sama sekali tidak berolahraga.
Penulis: Dr. Gadis Meinar Sari, dr., M.Kes.
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:
https://ijrp.org/paper-detail/2754
Rakhmat Nur Hidayat, Gadis Meinar Saria, Damayanti Tinduh (2022). Comparison of the acute response of morning and evening outdoor exercise to oxygen saturation (SpO2) after aerobic activity. International Journal of Research Publications (IJRP.ORG),93(1), 393-398
DOI: 10.47119/IJRP100931120222772