Universitas Airlangga Official Website

Omang Pelajari Sistem Pendidikan Di Jepang Lewat Beasiswa Ashinaga Foundation

Ida Bagus Nyoman Satya Wirananta, Mahasiswa FIB UNAIR, Ikuti Program HUSA Lewat beasiswa Ashinaga Foundation. (Foto: Dokumen Istimewa).
Ida Bagus Nyoman Satya Wirananta, Mahasiswa FIB UNAIR, Ikuti Program HUSA Lewat beasiswa Ashinaga Foundation. (Foto: Dokumen Istimewa).

UNAIR NEWS – Menuntut ilmu hingga ke negeri orang sudah selayaknya dilakukan oleh seorang pelajar. Hal itu serupa dengan Ida Bagus Nyoman Satya Wirananta, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Airlangga (UNAIR). Ia berhasil meraih beasiswa dari Ashinaga Foundation, Lembaga Pendidikan Jepang, untuk studi di Hiroshima University, Jepang, terhitung sejak Oktober 2023 hingga September 2024 mendatang.

Mahasiswa yang kerap disapa Omang itu, menyampaikan bahwa ia berhasil mendapatkan beasiswa lantaran rekomendasi departemen studi kejepangan untuk mengikuti seleksi exchange yang diselenggarakan oleh Ashinaga Foundation. Kemudian, ia berhasil terpilih untuk mengikuti Hiroshima University Student Abroad (HUSA) Programme. Omang pun mengungkapkan rasa syukurnya dapat menjajaki kesempatan untuk belajar langsung di salah satu kampus ternama di Jepang.

Sama seperti kampus pada umumnya, Hiroshima University memiliki program pembelajaran serupa. Namun, kampus tersebut membebaskan mahasiswa exchange mengambil kelas lintas bidang keilmuan. Menurut Omang, fleksibilitas ini merupakan poin plus karena para mahasiswa dapat memilih kelas yang mereka suka.

“Hiroshima University memiliki sistem belajar yang ketat dan disiplin waktu. Jika biasanya kita menggunakan sistem semester, maka Hiroshima University menggunakan sistem term. Jadi, term ini berlangsung dari dua bulan hingga tiga bulan waktu belajar. Setelah pergantian term, mahasiswa dapat mengubah mata kuliah yang ingin mereka pelajari,” jelas Omang.

“Karena saya masuk bulan Oktober maka saya berada di 3rd term yang berakhir hingga 30 November lalu dan sekarang saya memasuki 4th Term yang akan berlangsung hingga Januari pertengahan hingga akhir. Lalu, mahasiswa juga harus mengambil minimal tujuh matkul per kelas atau 10 jam sebagai ketentuan dari Visa Student,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Omang mengungkapkan bahwa ia juga mengikuti perkuliahan dari fakultas lain guna menunjang career dreamnya sebagai seorang akademisi. Omang menuturkan keinginannya untuk menjadi tenaga pendidik spesialisasi bahasa Jepang.

“Karena fleksibilitas program ini, saya dapat mengambil kelas dari fakultas lain, yaitu Fakultas pendidikan. Saya juga mengikuti kelas Introduction to Japanese Education yang memungkinkan kita untuk mendatangi sekolah-sekolah yang berada di kota sekitar. Selain itu, saya juga mengambil kelas Upper-Intermediate Japanese dan Academic Presentation Japanese as a second language untuk lebih dekat meraih cita-cita saya,” curahnya dalam sesi wawancara (24/12/2023).

Tidak hanya mendapatkan pengalaman dan pengetahuan, Omang juga berhasil mendapatkan jaringan dengan mahasiswa Internasional. Kesempatan itu Omang gunakan untuk mempelajari bahasa dan kebudayaan dari negara masing-masing peserta exchange. Seperti, Cina, Korea, Amerika, Inggris, Francis, Filipina, Hongkong, Myanmar, dan Vietnam.

Melalui program itu, Omang berharap dapat menghasilkan output yang lebih baik. Ia juga berharap dapat memberikan manfaat pada lingkungan sekitar dari pengalaman yang ia peroleh.

Penulis: Aidatul Fitriyah

Editor: Khefti Al Mawalia