Universitas Airlangga Official Website

Pakar Bagikan Tips Berolahraga Bagi Lansia Saat Berpuasa di Dokter UNAIR TV

Nuniek Nugraheni dr SpKFR-K (tengah) pada program Dokter UNAIR TV. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Ibadah puasa sering kali dikaitkan dengan pengurangan aktivitas fisik, padahal tidak juga. Tubuh kita, terutama fungsi otot dan persendian akan terasa semakin lemah bila tidak digerakkan. Namun, olahraga memang tidak bisa dilakukan secara berlebihan, apalagi untuk lansia yang berpuasa. Dengan melakukan cara yang benar, olahraga merupakan salah satu aktivitas sebagai cara merawat orang tua yang sudah lanjut usia.

Nuniek Nugraheni dr SpKFR-K dosen Geriatri Ilmu Kedokteran dan rehabilitasi FK UNAIR menjelaskan bahwa aktivitas fisik tetap disarankan untuk para lansia agar metabolisme tubuh tetap terjaga. Peregangan otot dapat membantu melancarkan peredaran darah dalam tubuh orang tua.

Lebih lanjut, dokter Nuniek menyebut ada kata kunci yang perlu diperhatikan oleh lansia saat berolahraga di bulan puasa yaitu frequency, intensity, type, time (FITT).

“Frekuensi olahraga tidak harus setiap hari, bisa 2-3 kali dalam seminggu. Kemudian intensitas olahraga yang tidak berat,” ujar dokter Nuniek pada Program UNAIR TV (5/4/2022). 

Dokter Nuniek menambahkan selama berpuasa, lansia disarankan untuk melakukan olahraga ringan yang tidak membutuhkan banyak gerakan sulit. Lansia juga bisa melakukan alternatif gerakan-gerakan peregangan kecil.

“Perlu diperhatikan juga bahwa sebelum berolahraga tetap harus melakukan pemanasan dan diakhiri dengan pendinginan,” ungkapnya.

Stretching yang bisa dilakukan bisa dimulai dari melatih pernafasan, peregangan leher dengan memutar kepala secara perlahan-lahan. Kegiatan ini bisa dilanjutkan dengan peregangan tangan dengan mengangkat lengan kemudian merentangkan tangan pelan-pelan.

“Tipe Olahraga yang disarankan bagi lansia pada saat berpuasa adalah berjalan kaki, senam atau yoga. Tentunya dengan beberapa ketentuan, sebaiknya mengatur durasi sesuai dengan kemampuan fisik lansia,” jelas dokter Nuniek.

Untuk waktu olahraga, tandasnya, dapat dilakukan di sore hari menjelang atau setelah berbuka puasa. Ini untuk menjaga lansia agar lansia bisa cepat mendapatkan asupan cairan bila terjadi dehidrasi atau mulai merasa lemas. “Setelah berolahraga, selalu pastikan lansia mendapatkan asupan cairan yang cukup,” ujarnya.

Dokter Nuniek berpesan bahwa usia lanjut jangan menjadi alasan untuk tidak berolahraga. “Lansia harus tetap berkreasi dan berolahraga. Sehingga angka harapan hidup di Indonesia terus meningkat,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan