Universitas Airlangga Official Website

Pakar Komunikasi UNAIR: Saat Ini Langkah Tepat Transformasi Jurnalisme

Dr Suko Widodo MSi dosen Ilmu Komunikasi FISIP UNAIR. (Foto: Imam Ariadi)

UNAIR NEWS – Perguruan tinggi memegang posisi penting dalam jurnalisme. Perguruan tinggi menjadi tempat mencetak generasi penerus insan jurnalisme di masa mendatang. Tidak hanya itu saja, perguruan tinggi dan mahasiswa juga berperan strategis dalam mewujudkan pers yang merdeka dalam kerangka negara demokrasi.

Menyadari pentingnya peran perguruan tinggi dan mahasiswa, Dewan Pers menginisiasi program Dewan Pers Goes to Campus berkolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Universitas Airlangga (UNAIR) menjadi satu di antara beberapa perguruan tinggi pilihan yang berkesempatan menggelar talk show bersama Dewan Pers dengan tajuk Kemerdekaan Pers, Jurnalisme Warga, dan Peran Media pada Rabu (8/3/2023). 

Bertempat di ASEEC Tower, Kampus B UNAIR, acara tersebut dihadiri oleh Ketua Dewan Pers beserta jajarannya, serta pimpinan UNAIR yang diwakili Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi, dan Informasi, Prof M Miftahussurur dr Mkes.

Dalam kesempatan itu, turut hadir Dr Suko Widodo MSi dosen Ilmu Komunikasi FISIP UNAIR sebagai pemateri. Ia menuturkan bahwa pers adalah kekuatan dalam membuka suatu kebenaran. Dalam negara demokrasi, pers memegang peranan penting guna mengekspresikan pendapat dan pemikiran rakyat.

Transformasi Jurnalisme

Di era kemajuan teknologi dan digitalisasi, jurnalisme seolah menemui babak baru. Suko mengatakan bahwa saat ini jurnalisme tengah bertempur dengan teknologi dan digitalisasi yang berimbas pada terjadinya perubahan signifikan pada media. Media sosial kini memiliki andil penting dalam jurnalisme, terutama dalam memperoleh sekaligus menyebarkan informasi.

“Sekarang ini, pembaca tidak lagi perlu masuk ke website, tetapi hanya berdasarkan linimasa media sosial,” katanya. “Audiens hanya perlu mengikuti trending topic dalam pencarian informasi,” sambung pakar Komunikasi Politik UNAIR itu.

Meski demikian, menurut Suko, Dewan Pers sama sekali tak kehilangan peranannya. Kendati jurnalisme telah bertransformasi secara digital, tetapi justru hal ini menjadi PR (pekerjaan rumah) baru bagi Dewan Pers.

Dr Suko Widodo MSi dosen Ilmu Komunikasi FISIP UNAIR (paling kanan) dalam talk show bertajuk Kemerdekaan Pers, Jurnalisme Warga, dan Peran Media pada Rabu (8/3/2023). (Foto: Imam Ariadi)

“Dewan Pers harus mampu mengedukasi publik, menguatkan branding sebagai sumber kredibel, mendorong transformasi digital sepenuhnya, serta membangun interaksi dan engagement dengan audiens,” tegasnya.

Berkiblat pada Anak Muda

Lebih lanjut, Suko berpendapat bahwa jurnalisme saat ini perlu mempertimbangkan eksistensi anak muda, khususnya mahasiswa. Pasalnya, mahasiswa memiliki karakteristik yang kritis, ekspresif, dan inovatif.

“Saat ini, mahasiswa ini semakin inovatif dan modern. Kampus berkolaborasi dengan Dewan Pers harus menawarkan dan memberikan cara-cara baru untuk menggaet keterlibatan mahasiswa,” ungkap Suko.

Meski begitu, kata Suko, bukan berarti mahasiswa dan pers harus memisahkan diri. Justru, keduanya harus menjalani hubungan timbal balik. “Dewan pers harus belajar dengan mahasiswa. Dan sebaliknya, mahasiswa juga dalam bergerak di bidang jurnalisme harus mengacu ketentuan yang telah ditetapkan Dewan Pers,” ujarnya.

Pada akhir, Suko mengapresiasi langkah Dewan Pers dalam menggandeng perguruan tinggi dan mahasiswa untuk merawat kemerdekaan jurnalisme. Ia berharap, kolaborasi tersebut dapat berlangsung secara lebih meluas dan berkelanjutan.

“Bagi saya, adanya kolaborasi perguruan tinggi dengan Dewan Pers ini adalah langkah yang sangat tepat dan sangat patut diapresiasi. Saya berharap program ini dapat berjalan secara jangka panjang,” tukasnya. (*)

Penulis: Yulia Rohmawati

Editor: Binti Q. Masruroh