Universitas Airlangga Official Website

Pasar Lawas Dies Natalis UNAIR, Lestarikan Jajanan dan Pakaian Tradisional

Kondisi Pasar Lawas di Boulevard UNAIR Kampus MERR-C, Minggu (10/11/2024). (foto: PKIP UNAIR)

UNAIR NEWS – Dalam rangka memeriahkan kegiatan Dies Natalis ke-70, Universitas Airlangga (UNAIR) menghadirkan bazar Pasar Lawas di Boulevard Kampus MERR-C pada Minggu (10/11/2024). Pasar lawas berlangsung setelah upacara peringatan Hari Pahlawan yang berlangsung di depan Gedung Rektorat Kantor Manajemen UNAIR. 

Dalam kegiatan ini, UNAIR bekerja sama dengan manajemen Pasar Keramat dari Kota Pacet, dan Pasar Lidah Ndonowati yang berasal dari Kecamatan Lidah Wetan Surabaya. Sesuai dengan namanya, Pasar Lawas menghadirkan lebih dari dua puluh pedagang yang menjual berbagai jenis jajanan tradisional.

“Kami datang dari Pacet, ini berjualan kue putu. Menurut saya sebagai seorang pedagang jajanan tradisional, antusias mahasiswa UNAIR ini luar biasa. Daritadi dagangan Saya pun ramai oleh mahasiswa dan dosen,” Ujar Wahyuni, salah satu pedagang dari Pasar Keramat.

Pedagang di Pasar Lawas UNAIR (foto: PKIP UNAIR)

Tidak hanya jajanan tradisional, para pedagang yang hadir pun menggunakan pakaian tradisional. Bunga, salah satu pedagang jamu dari Pasar Lidah Ndonowati mengaku, sebagai generasi muda, ia tetap bangga berjualan jajanan lawas serta mengenakan pakaian tradisional. 

“Kalo anak-anak sekarang itu kan beberapa sukanya jajanan kayak korean food, chinese food, makanan barat gitu ya. Nah di sini saya tetap ingin melestarikan makanan dan minuman Indonesia, apalagi yang dari jaman dulu gitu,” terang Bunga.

Adinda, salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) turut menikmati berbagai macam jajanan yang ada di pasar ini. Menurutnya, jajanan yang dijual di pasar ini sekaligus menjadi momentum untuk melestarikan budaya tradisional Indonesia. “Jajanan di sini tuh bener-bener tradisional semua. Ada kue putu, getuk, wajik, jamu-jamu, rambut nenek. Bener-bener jajanan yang mengingatkan kita sama vibesnya rumah nenek,” ucap Adinda.

Tidak hanya menjual jajanan lawas dengan pakaian tradisional, lanjut Adinda, pasar lawas juga semakin unik karena pembeliannya menggunakan kupon berdesain uang lawas sebagai pengganti uang tunai. Kupon tersebut bernilai 2000 rupiah untuk setiap nominalnya.

Penulis : Febriana P N A
Editor : Edwin Fatahuddin