UNAIR NEWS – Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR) mengulas strategi kepemimpinan berkelanjutan menuju Indonesia emas 2045. Acara itu terselenggara secara hybrid di Gedung Pascasarjana, Kampus Dharmawangsa-B UNAIR. Sementara itu, secara online berlangsung melalui YouTube dan Zoom Meeting, Sabtu (16/03/2024).
Hadir dalam acara itu, Dr HC Ignasius Jonan Drs Ak MA CPA CA CMA Asean CPA sebagai narasumber yang mengulas strategi kepemimpinan berkelanjutan. Dr Jonan memaparkan mengenai orientasi seorang leader (pemimpin) dalam membangun sesuatu hal.
“Yang harus kita tanamkan, orang itu kan selalu berpikir bahwa membangun itu harus menciptakan sesuatu yang baru, padahal kita bisa membangun dengan memperbaiki sesuatu yang sudah ada,” ujar Dr HC Jonan.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dari hal itu, seorang pemimpin harus mampu memprediksikan kebutuhan organisasi maupun lembaga yang tengah mereka jalankan. Hal itu tidak lain karena kebutuhan sebuah organisasi itu terbentuk karena suatu hal. “Organisasi memang terbentuk karena kebutuhan, jadi kalau sebuah organisasi itu tidak lagi dibutuhkan ya bubarkan saja, tidak perlu ada,” sambungnya.
Dr Jonan juga turut menyampaikan pentingnya nilai ekonomis dari sebuah organisasi. Menurutnya, setiap organisasi yang baru harus melahirkan nilai ekonomis yang terbaru. “Setiap lembaga itu harus bisa menciptakan nilai ekonomis. Nilai ekonomis itu penting untuk customer, jadi pastikan pemimpin tau nilai ekonomis dari lembaganya,” terangnya.
Pengelolaan Sumber Daya Kepemimpinan
Tidak hanya soal poin pembangunan organisasi, Dr Jonan juga turut menerangkan pola pengembangan sumber daya kepemimpinan dari seorang pemimpin. Sebagaimana yang ia paparkan, seorang pemimpin harus mampu mengenali setiap kondisi bagian dalam struktural organisasinya. “Kepemimpinan itu yang paling penting adalah kehadiran kita sebagai pemimpin, karena itu akan membawa dampak dan berpengaruh atas sesuatu yang kita pimpin,” jelasnya.
Selain itu, seorang pemimpin juga harus mampu memberikan dampak berkelanjutan setelah meninggalkan organisasi yang ia pimpin. Strategi itu, sambungnya, hanya bisa didapatkan ketika seorang pemimpin mau memperbaiki mindset dan paradigma dari kepemimpinannya. “Kuncinya satu pemimpin harus bisa mengerti passion dari setiap generasi penerusnya,” pungkasnya.
Penulis: Rosita
Editor: Yulia Rohmawati