Universitas Airlangga Official Website

Patofisiologi dan Manajemen Denture Stomatitis pada Pasien Diabetes Lanjut Usia

Ilustrasi by Qoala

Denture stomatitis merupakan suatu kondisi keradangan mukosa mulut yang diakibatkan oleh penggunaan gigi tiruan. Permukaan gigi tiruan yang tidak dipoles dengan baik akan menghasilkan permukaan yang kasar, sehingga menjadi reservoir bagi pertumbuhan mikroorganisme, seperti jamur Candida. Candida albicans (C. albicans) merupakan spesies jamur oportunistik yang paling banyak dijumpai sebagai penyebab kandidiasis oral. Beberapa faktor seperti penurunan kadar oksigen dan rendahnya aliran saliva mengakibatkan terciptanya suasana asam dan anaerobik pada rongga mulut yang mendukung perkembangbiakan jamur Candida. Pada pemakai gigi tiruan, prevalensi kandidiasis oral dapat meningkat hingga 60-100%. Denture stomatitis dapat mengakibatkan penurunan kualitas hidup pasien dengan beberapa gejala umum, seperti rasa mulut terbakar, sensasi nyeri, perubahan rasa, ketidaknyamanan berbicara, dan kesulitan menelan. Kondisi ini dapat diperparah dengan adanya penyakit sistemik, salah satunya diabetes melitus. Diperkirakan antara tahun 2005 dan 2050, terjadi peningkatan jumlah kasus diabetes yang dideteksi pada usia 65 tahun atau lebih hingga 4 kali lipat. Hal ini terkait dengan peningkatan insiden diabetes mellitus dan jumlah populasi lansia. Permasalahan yang sering dihadapi oleh pasien lansia adalah kehilangan gigi. Sehingga, mereka membutuhkan perawatan gigi tiruan untuk mengembalikan fungsi pengunyahan. 

Denture stomatitis diawali dengan pembentukan suatu lapisan biofilm oleh jamur Candida pada permukaan gigi tiruan akrilik. Proses ini dipengaruhi oleh kekasaran permukaan gigi tiruan dan aliran saliva. Permukaan gigi tiruan yang kasar dapat berperan sebagai lokasi pertumbuhan mikroorganisme serta inkubator yang potensial untuk perkembangbiakan jamur Candida. Selain itu, penurunan laju aliran saliva pada pasien diabetes menjadi salah satu faktor pemicu kandidiasis oral. Kualitas dan kuantitas saliva yang menurun menyebabkan mekanisme pembersihan rongga mulut tidak adekuat sehingga mengakibatkan penurunan sistem imun rongga mulut. Bahan akrilik pada gigi tiruan yang tidak terpoles dengan baik dapat berperan sebagai reservoir infeksi. Pada pasien diabetes juga dijumpai pola resorpsi tulang alveolar yang cenderung lebih cepat dengan kerusakan yang lebih besar. Hal tersebut menyebabkan gigi tiruan menjadi tidak stabil dan menimbulkan gesekan yang dapat mengiritasi mukosa palatal. Alhasil, Candida dapat dengan lebih mudah menembus lapisan epitel. Kombinasi pemakaian gigi tiruan dan diabetes dapat memperparah kondisi denture stomatitis.

Kemampuan C. albicans untuk menginfeksi inang didukung oleh berbagai faktor virulensi dan kemampuan internal spesies. Faktor virulensi meliputi transisi morfologi menjadi bentukan hifa, ekspresi adhesin dan invasin pada permukaan sel, dan pembentukan biofilm. Selain itu, kemampuan internal spesies meliputi kemampuan adaptasi terhadap perubahan pH, kemampuan metabolisme dan penyerapan nutrisi, serta daya tahan terhadap lingkungan yang baik. C. albicans memiliki komponen protein agglutinin-like sequence (ALS) dan Hwp1 yang merupakan kunci utama perlekatan pada sel inang. Candida akan mengekspresikan invasin pada permukaan sel, seperti E-cadherin yang membantu perlekatan pada sel epitel dan N-cadherin yang menjadi perantara Candida dengan endotel sel inang. Selain itu, perlekatan ini juga dibantu oleh komponen adhesin lain, seperti Ssa1 dan Als3 yang mengikat E-cadherin dan menginduksi endositosis melalui mekanisme clathrin-dependent. Kemampuan C. albicans untuk membentuk biofilm pada permukaan abiotik dan biotik merupakan faktor virulensi penting lainnya. Gigi tiruan dan permukaan sel mukosa merupakan lokasi yang sering diinvasi oleh spesies ini. 

Manajemen kasus denture stomatitis memerlukan pendekatan yang tepat untuk mencegah penyebaran infeksi dan resorpsi tulang alveolar. Keberhasilan tindakan pencegahan kandidiasis oral bergantung pada kooperasi pengguna gigi tiruan dan dokter gigi. Pemberian obat antifungal secara topikal maupun sistemik dapat digunakan untuk perawatan denture stomatitis. Nystatin adalah obat antifungal yang digunakan sebagai standar perawatan denture stomatitis. Sebelum memulai terapi medikasi antifungal, sangat penting untuk mengetahui spesies penyebab infeksi. Oleh karena itu, pelaksanaan terapi harus difokuskan pada identifikasi penyebab mendasar yang dapat mempengaruhi atau menyebabkan kandidiasis oral melalui anamnesis yang komprehensif oleh dokter gigi. Apabila perawatan antifungal topikal tidak berhasil maka diperlukan perawatan menggunakan obat antifungal sistemik. Pada beberapa periode terakhir, terapi probiotik juga mulai diperkenalkan sebagai terapi kandidiasis oral untuk menghambat pertumbuhan patogen. Beberapa penelitian melaporkan bahwa probiotik seperti Lactobacillus rhamnosus GG, Lactobacillus rhamnosus LC705, Propionibacterium freudenreichii dan Shermanii JS yang terkandung dalam keju dapat menurunkan prevalensi kandidiasis oral pada lansia. 

Penulis: Muhammad Dimas Aditya Ari, drg., M.Kes., Sp.Pros

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di

https://www.researchgate.net/publication/359403132_Denture_Stomatitis_in_Diabetic_Senile_Patient_Pathophysiology_and_Management_Review

Tulisan kami dapat disitasi pada berikut ini:

Ari MDA, Ranmania PN, Kusumaningsih T, Nugraha AP, Ramadhani NF, Fahreza RR, Wicaksono S, Sari N, Chaweewannakorn C, Raharja M, Bilbalqish K, Hendrijantini N, Sitalaksmi RM. Denture Stomatitis in Diabetic Senile Patient: Pathophysiology and Management Review. Biochem. Cell. Arch.  2021; 21(2): 3223-8.