Universitas Airlangga Official Website

Pemahaman Multireligius dan Kontestasi Karya

IL by InsertLive

Pemahaman multireligius mendorong keharmonisan antara komunitas agama yang berbeda dengan menggali lebih dalam dinamika pemahaman dan kontestasi multireligius dalam konteks sastra dunia. Karya sastra dari tradisi agama yang berbeda dapat mendorong pemahaman multireligius dengan menyoroti kesamaan dan pengalaman bersama di antara komunitas yang berbeda. Konsep modal budaya yang dikembangkan oleh sosiolog Pierre Bourdieu mengacu pada pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya budaya yang dimiliki individu yang dapat digunakan untuk memperoleh keuntungan sosial dan ekonomi. Dalam konteks pemahaman multireligius, modal budaya dapat mengacu pada pengetahuan dan pemahaman tradisi agama yang berbeda, yang dapat digunakan untuk mendorong keharmonisan dan hidup berdampingan secara damai antar komunitas yang berbeda.

Karya sastra dari tradisi agama yang berbeda dapat mendorong pemahaman multireligius dalam menyoroti kesamaan dan pengalaman bersama di antara komunitas yang berbeda. Misalnya, novel “The God of Small Things” karya Arundhati Roy menyoroti pengalaman bersama tentang cinta, kehilangan, dan hubungan kekeluargaan antar tokoh yang berbeda latar belakang agama. Demikian pula, novel “The Satanic Verses” karya Salman Rushdie menantang keyakinan dan praktik agama yang sudah mapan, tetapi juga menyoroti pengalaman tentang migrasi, identitas, dan hibriditas budaya antar karakter dari latar belakang agama yang berbeda.

Karya sastra dapat menantang keyakinan dan praktik agama yang sudah mapan dan mendorong pemahaman multireligius dengan menyoroti kesamaan pengalaman di antara berbagai komunitas. Karya sastra juga berpotensi untuk mengurangi konflik antar umat beragama dengan mengedepankan empati, pemahaman, dan rasa hormat terhadap tradisi agama yang berbeda. Sastra berpotensi sebagai alat yang ampuh untuk meningkatkan pemahaman multireligius dan mengurangi konflik antar komunitas agama yang berbeda. Dengan menantang keyakinan dan praktik agama yang sudah mapan, karya sastra dapat mendorong pemikiran kritis dan mendorong individu untuk mempertanyakan keyakinan dan asumsi mereka sendiri.

Penutup:
Karya sastra dari tradisi agama yang berbeda dapat mendorong pemahaman multireligius dengan menonjolkan kesamaan dan pengalaman bersama antar komunitas yang berbeda. Artikel ini juga menekankan potensi karya sastra untuk menantang keyakinan dan praktik agama yang sudah mapan, serta mendorong pemikiran kritis dan mempertanyakan keyakinan dan asumsi seseorang. Secara keseluruhan, artikel ini menggarisbawahi potensi sastra sebagai alat yang ampuh untuk meningkatkan pemahaman multireligius dan mengurangi konflik antar komunitas agama yang berbeda.

Nama Penulis:
Nurul Khurriyah, S.Pd., M.Pd.
Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, M.A.
Dr. Tengsoe Tjahjono, M.Pd.
Dr. Nadya Afdholy, S.Hum., M.Pd., M.Hum.
Link Jurnal:
https://ijmmu.com/index.php/ijmmu/article/view/4598