Salah satu masalah kesehatan masyarakat global yang paling signifikan dan sering diabaikan adalah penyakit rongga mulut. Contoh penyakit rongga mulut adalah gigi tanggal atau kehilangan gigi. Kehilangan gigi atau kehilangan gigi merupakan suatu indikator kerusakan yang sebagian besar disebabkan oleh karies gigi dan penyakit periodontal.Selain itu, menurut, menurut Survei Kesehatan Gigi tahun 2009, 5% orang dewasa berusia 55-64 tahun dan 15% orang dewasa berusia 65-74 tahun mengalami kehilangan gigi. Pemanfaatan limbah kulit kepiting sebagai sumber hidroksiapatit (HA) untuk implan gigi merupakan hal yang sangat menarik karena menggabungkan bidang bioteknologi, kedokteran gigi, dan lingkungan. Limbah kulit kepiting yang biasanya tidak terpakai dapat diubah menjadi bahan yang sangat berharga untuk keperluan medis, terutama dalam membantu terapi implan gigi.
Pada penelitian ini, di lakukan pengujian pengaruh rasio hidroksiapatit/polikaprolakton (HAp/PCL) dan sifat antibakteri lapisan implan gigi Ti-6Al-4V. Implan Ti 6Al-4V ELI dilapisi dengan kombinasi HAp-PCL. Kelompok fungsional dari produk hidroksiapatit dikonfirmasi menggunakan standar HAp JCPDS no. 09-0432, dengan kristalinitas 88,32% dan rasio Ca/P sebesar 2,12. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi hidroksiapatit maka semakin menurunkan aktivitas bakteri dan tercermin pada zona penghambatan bakteri yang lebih besar.
Implan gigi, gigi palsu lepasan, dan jembatan gigi merupakan beberapa pilihan untuk menggantikan gigi yang hilang. Karena peningkatan estetika dan kenyamanannya, implan gigi adalah prosedur yang paling populer. Implan gigi harus bersifat biokompatibel dan tahan korosi. Bahan titanium, Ti-6Al-4V ELI umumnya digunakan dalamsendi lutut dan pinggul, implan ortopedi, dan implan gigi, karena menawarkan biokompatibilitas yang sangat baik,sifat mekanik dan ketahanan korosi.
Selain risiko korosi yang ditimbulkan oleh Ti-6Al-4V ELI pada implan gigi, dampak infeksi mikroba menjadi perhatian utama dalam dunia kedokteran. Infeksi bakteri yang disebabkan oleh Escherichia coli dan Staphylococcus aureus menyerang implan yang terkorosi muncul ke permukaan dan secara terus-menerus melepaskan protein, enzim, dan polisakarida untuk membentuk dan menumbuhkan biofilm. Lapisan biofilm bakteri patogen menyebabkan infeksi klinis yang parah dan tertundanya penyembuhan pasien. Jika ikatan antara logam dan jaringan tidak cukup kuat, kuman akan masuk dan menyebabkan iritasi kegagalan implantasi.
Hidroksiapatit (HAp) merupakan biokomposit polimer yang sering digunakan sebagai pelapis untuk implan logam karena stabilitas kimianya dan kemiripannya dengan struktur tulang alami. Pada karya tulis ini kami sampaikan bahwa, hidroksiapatit dengan rasio Ca/P 2,12, kristalinitas 88,43%, dan adanya PO4 3- gugus fungsi dan gugus fungsi OH- didapatkan pada penelitian ini. Temuan analisis XRD juga menunjukkan bahwa didapatkan puncak HAp murni dari standar JCPDS No.00-009-0432 pada rasio ini.sedangkan pada Analisa difusi disk menunjukkan zona hambat bertambah seiring dengan meningkatnya konsentrasi hidroksiapatit. HAp/PCL yang dilakukan pengujian dalam penelitian ini sehingga terbukti mempunyai efek antibakteri yang baik dan bila diaplikasikan sebagai bahan pelapis memenuhi persyaratan peraturan yang ditetapkan untuk aplikasi medis Eropa.
Penulis : Imam Safari Azhar., drg., MKes., Sp.Pros (K)
Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat di: http://doi.org/10.31788/RJC.2024.1728696
baca juga: Aborsi Bagi Korban Pemerkosaan Menurut Dosen Hukum Pidana UNAIR