Universitas Airlangga Official Website

Pemanfaatan Pupuk Daun untuk Meningkatkan Kualitas Buah Ciplukan

Foto by Kompas Health

Siapakah yang belum mengenal dengan ciplukan (Physalis)! Tentu sebagian masyarakat sudah banyak yang tahu dengan ciplukan. Terutama masyarakat pedesaan sudah banyak yang mengenal yang namanya ciplukan. Buah dengan ukuran kecil ini memang sangat jarang di temukan di pasaran. Tampilannya yang unik dan rasanya manis membuat banyak orang menyukai buah ciplukan.  Di balik rasanya yang nikmat ternyata ciplukan ini menyimpan berbagai khasiat yang sangat bagus bagi tubuh. Tidak hanya buah namun berbagai bagian tanaman ini juga berkhasiat.

Di Indonesia, Physalis biasa dikenal dengan nama ciplukan. Ini adalah tanaman liar yang telah dikonsumsi sebagai buah segar dan obat tradisional. Buah ciplukan dikenal di Barat sebagai ground cherry. Ciplukan (Indonesia), Ceplukan (Jawa), Cecendet (Sunda), Yor-yoran (madura), Lapinonat (Seram), Angket /kepok-kepokan (Bali), Dedes (sasak), Leletokan (Minahasa). Physalis berasal dari daerah sub-tropis dan memiliki pertumbuhan optimal pada ketinggian 300–3.000 dpl dan suhu 18-20°C. Tanaman ciplukan adalah tanaman yang umumnya tumbuh liar, ciplukan biasa didapati bercampur dengan herba dan semak lainnya di kebun, tegalan, sawah yang mengering, tepi jalan, tepi hutan dan bagian-bagian hutan yang terbuka disinari terik matahari. Tumbuhan ciplukan ini biasanya hidup dengan subur di daerah dataran rendah.

 Physalis merupakan makanan super dengan nilai ekonomi tinggi (Muniz et al. 2014). Tumbuhan ini adalah berkhasiat dalam mengatasi hipertensi, diabetes, infeksi bakteri, peradangan, gangguan hati, gangguan fungsi ginjal, kanker dan kekebalan. Diantara sekian banyak genus Physalis, ada beberapa spesies yang dimanfaatkan manusia dan memiliki kandungan senyawa kimia yang bermanfaat. Ciplukan mempunyai manfaat dan khasiat untuk membantu mengatasi berbagai masalah penyakit. Kandungan dari buah ciplukan ini adalah senyawa kimia berupa sitrun dan juga fisain, asam malat, alkaloid, tannin, kriptoxantin, dan vitamin C serta gula. Seperti halnya Physalis peruviana, P. ixocarpa dan P. alkekengi menghasilkan buah yang dapat dimakan dengan senyawa bioaktif tinggi, seperti: antioxidants, nutrisi, vitamins dan mineral. P. peruviana dan P. ixocarpa juga dapat diolah menjadi berbagai produk, seperti saus, selai, sirup dan yoghurt.

Bisnis peluang buah ini masih terbuka luas dengan memanfaatkan daerah marginal. Masih banyak lahan di Indonesia yang terkategorikan liar dan kurang termanfaatkan. Namun, kultivasi di daerah marjinal membutuhkan teknik yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan, salah satunya pemupukan.

Kesuburan tanah merupakan faktor utama dalam meminimalkan produksi tanaman di daerah tropis. Variasi kondisi tempat, iklim dan aktivitas manusia menyebabkan terpengaruhnya pertumbuhan tanaman. Tentu saja hal ini akan sangat berpengaruh dan menjadi penghambat terhadap produksi dari tanaman itu sendiri. Salah satunya adalah kualitas buah. Kendala ini menghambat tanaman pertumbuhan dan produksi, termasuk kualitas buah, seperti: seperti kenampakan, tekstur, rasa dan nilai gizi.

Nutrisi daun dapat meningkatkan tingkat pemanfaatan nutrisi dan mengatasi kekurangan nutrisi pada tanaman. Salah satu tantangan utama nutrisi daun adalah menentukan dosis optimal untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanpa menyebabkan kerusakan daun. Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan daun nutrisi pada kualitas buah ciplukan menjadi penting untuk dilakukan, sehingga dapat meningkatkan potensi tanaman tersebut sebagai alternative sebagai buah konsumsi dan bahan obat yang berkualitas.

Dari hasil penelitian Purnobasuki et al. (2022) dinyatakan bahwa nutrisi daun yang mengandung makronutrien, mikronutrien dan kombinasi keduanya diaplikasikan untuk 3 spesies Physalis peruviana, P. alkekengi dan P. ixocarpa untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kualitas buah. Penelitian ini menunjukkan interaksi yang signifikan antara spesies Physalis dan nutrisi daun terhadap karakter fisikokimia buah. Ketiga spesies tersebut memberikan respon yang berbeda terhadap nutrisi yang diberikan. Kombinasi 1 g/L makronutrien (P dan K) dan 0,0625 g/L mikronutrien (Zn, Fe, Cu, B, Mo dan Mn) menghasilkan aktivitas antioksidan buah tertinggi, vitamin C, total soluble padatan dan kemerahan dari tiga spesies Physalis. Umumnya, makronutrien dan mikronutrien dalam kombinasi dapat direkomendasikan untuk meningkatkan kualitas buah Physalis.

Hasil penelitian tersebut tentunya sangat penting bagi pengembangan budidaya tanaman ciplukan di lahan marjinal di kemudian hari. Sementara itu hasil dari penelitian lainnya menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi antioksidan tumbuhan alami untuk meningkatkan kualitas buah dan menghasilkan tanaman dengan toleransi stres yang tinggi. Flavonoid dan vitamin C merupakan senyawa dari tanaman yang menonjol fungsinya sebagai antioksidan yang berperan penting dalam mengurangi produksi ROS (spesies oksigen reaktif) yang berlebihan sehingga berdampak terhadap kekuatan adaptasi tanaman dalam kondisi stress.

Penggunaan yang tepat dari pupuk daun jelas meningkatkan kualitas buah ciplukan dan ini menjadi potensi besar yang menunjang bisnis buah ciplukan. Peluang usaha budidaya ciplukan menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan. Sebab permintaan ciplukan di pasaran kini semakin tinggi. Namun ketersediaannya sangat terbatas, sehingga jika Anda menerjuni bisnis budidaya ciplukan ini tentunya akan sangat menjanjikan. Semoga.

Penulis: Prof. H. Hery Purnobasuki, Drs., M.Si., Ph.D.

Sumber: https://www.agriculturejournals.cz/publicFiles/107_2022-PSE.pdf