Ketika tulang mengalami kerusakan parah, seringkali diperlukan transplantasi tulang untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Saat ini, material yang umum menggunakan bagian tulang dari tubuh pasien itu sendiri yang dikenal sebagai autografts. Namun, metode ini memiliki keterbatasan, yaitu hanya dapat menghasilkan jumlah material yang terbatas, dan pasien merasa kurang nyaman karena terdapat luka baru pada bagian tulang yang diambil untuk digunakan sebagai material pengisi tulang yang mengalami kerusakan.
Rekayasa jaringan menjadi pilihan alternatif perawatan regenerasi untuk menyembuhkan jaringan yang mengalamiu keruskan. Rekayasa jaringan terdiri dari tiga komponen utama: sel punca, scaffold, serta faktor pertumbuhan atau bioreaktor.
Salah satu kunci dari rekayasa jaringan adalah penggunaan sel punca. Sel punca memiliki kemampuan untuk memperbarui diri dan berubah menjadi berbagai jenis sel. Dalam konteks pemulihan tulang, sel punca mesenkimal yang berasal dari sumsum tulang (Bone Marrow Stem Cells/BMSCs) biasanya digunakan. Sayangnya, BMSCs memiliki keterbatasan, termasuk produksi sel yang terbatas, serta prosedur aspirasi yang menyakitkan pasien.
Saat ini mulai dikembangkan pemanfaatan Sel punca yang berasal dari jaringan lemak, yang dikenal sebagai human adipose-derived mesenchymal stem cells (hADMSCs). Ketersediaan jaringan lemak sebagai sumber hADMSCs lebih mudah didapat, proliferasi cepat, prosedur aspirasi yang lebih nyaman, dan risiko kematian yang lebih rendah menjadikan hADMSCs sebagai salah satu sel punca yang menjanjikan.
Scaffold juga penting dalam rekayasa jaringan tulang. Salah satu bahan yang dapat digunakan adalah kitosan, yang memiliki sifat biokompatibel dan dapat meningkatkan pertumbuhan sel serta penambahan mineral oleh sel pembentuk tulang. Kitosan juga memiliki struktur yang mirip dengan glikosaminoglikan, yang merupakan salah satu komponen penting dalam matriks ekstraseluler yang diperlukan pada proses pembentukn tulang.
Pemanfaatan sel punca sebagai pelengkap scaffold Kitosan akan meningkatkan kemampuan pembentukan tulang yang menjanjikan. Hal ini didukung dari hasil penelitian rekayasa jaringan tulang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas osteogenik hADMSCs, yang diperlukan dalam membentuk tulang. Dengan demikian, terbuka peluang untuk memanfaatkan Kitosan yang di optimasi sel punca sebagai material pengisi tulang.
Penulis: Prof. Dr. Dian Agustin Wahjuningrum, drg., Sp.KG(K)
Informasi lebih detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: http://www.jidmr.com/journal/wp-content/uploads/2023/03/4-D22_1965_Dian_Agustin_Wahjuningrum4_Indonesia.pdf