Istilah “kerentanan” merupakan situasi di mana terdapat potensi peningkatan paparan terhadap bahaya suatu komunitas. Pemetaan kerentanan adalah suatu pendekatan yang umum digunakan untuk mengklasifikasikan komunitas tertentu ke dalam berbagai kelompok kerentanan Kesehatan berdasarkan indikator tertentu. Kerentanan populasi berdampak signifikan pada situasi krisis seperti wabah COVID-19 dengan memengaruhi bagaimana komunitas terdampak dan bagaimana mereka dapat merespons dan berusaha kembali pulih. Infrastruktur perawatan kesehatan yang terbatas, termasuk akses ke fasilitas dan sumber daya medis, dapat memperburuk kerentanan ini. Populasi yang rentan kurang mampu untuk bersiap, merespons, dan kembali pulih dari bencana. Penanganan kerentanan sangat penting untuk manajemen krisis dan strategi pemulihan yang efektif.
Penelitian terkini telah menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Analisis Keputusan Multikriteria (MCDA) untuk memetakan dan menilai kerentanan terhadap berbagai krisis, termasuk pandemi. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Shadeed dan Alawna (2021) memanfaatkan pemetaan kerentanan berbasis SIG di Tepi Barat, Palestina, untuk mengidentifikasi area yang berisiko lebih tinggi terhadap penularan COVID-19. Demikian pula, Acharya dan Porwal (2020) mengembangkan indeks kerentanan untuk mengelola dan menanggapi COVID-19 di India, yang menyoroti faktor demografi, epidemiologi, dan ekologi. Studi ini menggarisbawahi pentingnya mengintegrasikan analisis spasial dengan penilaian multikriteria untuk menginformasikan intervensi kesehatan masyarakat yang ditargetkan. Studi ini membahas kerangka kerja Analisis Keputusan Multikriteria (MCDA) berbasis SIG untuk membuat Indeks Kerentanan COVID-19 (CVI) khusus untuk Surabaya, Indonesia. Hal ini menggabungkan enam faktor penting: jumlah penduduk, kepadatan penduduk, jumlah tempat tidur rumah sakit, jumlah dokter, jumlah perawat, dan ketersediaan Unit Perawatan Intensif (ICU) untuk menghasilkan peta kerentanan bagi Surabaya, yang memungkinkan para pembuat kebijakan untuk mengidentifikasi daerah-daerah berisiko tinggi dan mengalokasikan sumber daya secara lebih efektif.
Kajian ini bertujuan untuk mengkaji kerentanan masyarakat dalam situasi darurat berdasarkan data COVID-19. Dengan menyusun peta kerentanan COVID-19 untuk Kota Surabaya, yang merupakan salah satu pusat daerah kritis karena kepadatan penduduknya yang tinggi dan kondisi sosial ekonomi yang beragam, dipilih untuk kajian ini guna memetakan kerentanan. Faktor-faktor ini, bersama dengan statusnya sebagai pusat keuangan utama, memerlukan pemahaman dan mitigasi potensi krisis. Selain itu, hal ini membantu para pengambil keputusan mengidentifikasi potensi wabah COVID-19 dan, pada gilirannya, menerapkan strategi mitigasi yang tepat untuk melindungi kesehatan masyarakat, khususnya di provinsi-provinsi yang paling berisiko.
Penulis: Nyoman Anita Damayanti
Link: https://f1000research.com/articles/13-465
Baca juga: Menyelidiki Efisiensi Fasilitas Perawatan Primer dalam Situasi Darurat