Universitas Airlangga Official Website

Pemodelan Matematika Perilaku Merokok dengan Pengobatan dan Pencegahan sebagai Strategi Pengendalian Optimal

Ilustrasi wanita merokok (foto: dok istimewa)

Di era modern ini, merokok telah muncul sebagai tantangan kesehatan masyarakat yang kritis dan terus-menerus, yang berkontribusi secara signifikan terhadap morbiditas dan mortalitas global. Merokok diketahui menyebabkan penyumbatan arteri dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung, stroke, dan komplikasi vaskular lainnya. Tembakau, komponen utama rokok, mengandung nikotin, zat yang sangat adiktif yang mendorong ketergantungan pada konsumsi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengidentifikasi penggunaan tembakau sebagai salah satu faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular, kematian dini, dan disabilitas global. Data terbaru menunjukkan bahwa konsumsi tembakau bertanggung jawab atas lebih dari 8 juta kematian setiap tahun di seluruh dunia. Meskipun peringatan kesehatan wajib pada kemasan rokok, prevalensi merokok tetap tinggi, menyoroti ketidakefektifan langkah-langkah pencegahan saat ini.

Upaya-upaya untuk mengurangi perilaku merokok sudah banyak dilakukan, seperti ketentuan Pasal 11 Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau WHO yakni mewajibkan peringatan kesehatan yang jelas dan grafis pada kemasan rokok. Meskipun demikian, perilaku merokok tetap sulit dikurangi karena pengaruh kuat kelompok sebaya, yang merupakan faktor kunci pendorong penyebaran kebiasaan merokok. Penularan perilaku, termasuk merokok, dipengaruhi oleh faktor-faktor kompleks seperti paparan media, dinamika populasi, dan norma sosial yang terus berkembang. Pemodelan matematika menawarkan pendekatan yang ampuh untuk menganalisis dan memprediksi dinamika perilaku merokok. Para peneliti telah memanfaatkan model berbasis persamaan diferensial untuk mengeksplorasi berbagai aspek penyebaran dan pengendalian merokok.

Pada studi ini, kami mengembangkan model matematika untuk menangkap dinamika perilaku perokok, yang menggabungkan perokok tembakau tradisional dan pengguna rokok elektrik. Pada model ini juga diimplementasikan dua strategi kontrol optimal berupa kampanye publik yang menyoroti bahaya merokok dan juga terapi untuk bisa berhenti merokok. Tujuan penerapan kontrol optimal pada kajian ini adalah dalam rangka menguji efektivitas untuk mengurangi prevalensi merokok. Hasil analisis model perilaku perokok, diperoleh dua besaran penting yakni angka reproduksi dasar untuk perokok tembakau dan angka reproduksi dasar untuk perokok elektrik. Dari hasil perhitungan, didapatkan tiga titik setimbang yakni titik setimbang: bebas perokok, bebas perokok tembakau dan endemik perokok. Berikutnya, simulasi numerik menunjukkan bahwa meskipun kedua variabel kontrol secara individual mengurangi tingkat merokok secara signifikan, implementasi gabungannya menghasilkan penurunan keseluruhan yang paling substansial. Temuan ini menyoroti peran penting upaya pencegahan dan penghentian terpadu dalam mengendalikan perilaku merokok. Dengan menangani bentuk-bentuk perokok tradisional maupun yang baru muncul, seperti penggunaan rokok elektrik, model ini menawarkan wawasan berharga bagi para pembuat kebijakan kesehatan masyarakat. Model ini menggarisbawahi pentingnya penerapan strategi komprehensif untuk menekan prevalensi merokok, yang pada akhirnya berkontribusi pada hasil kesehatan yang lebih baik dalam skala global.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/barekeng/article/view/17444

Authors: A. Noersena, Fatmawati, C. Alfiniyah, A. Abidemi

Title:  Mathematical Modelling of Smoking Behavior: Treatment and Prevention Optimal Control