Universitas Airlangga Official Website

Pendekatan Molekuler dalam Identifikasi Jenis Ikan Pari dari Gresik

Foto by Detikcom

Pantai Delegan merupakan objek wisata yang terletak di pesisir utara Jawa yaitu di Desa Delegan, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Kawasan pesisir ini memiliki kekayaan alam yang beragam sehingga selain sebagai tempat wisata, kawasan pesisir juga merupakan kawasan dengan aktivitas penangkapan ikan yang tinggi, terutama bagi keluarga ikan pari (Dasyatidae). Selain memiliki potensi yang tinggi, kawasan yang terletak berdekatan dengan tempat pelelangan ikan tersebut memiliki peluang terjadinya aktivitas penangkapan ikan yang berlebihan sehingga dapat mempengaruhi kondisi eksisting kawasan pesisir dan keberadaan ekosistem beberapa spesies laut. Salah satu komoditas perikanan tangkap yang paling banyak dimanfaatkan adalah ikan pari.

Ikan pari (Dasyatidae) merupakan Elasmobranchii atau ikan bertulang rawan. Ikan pari memiliki peran ekologis yang penting sebagai predator bentik di perairan laut, sebagai predator tingkat atas, ikan pari dianggap memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan ekosistem laut. Berdasarkan data KKP (2018), total produksi perikanan tangkap ikan pari pada tahun 2018 mencapai 22,4 ton. Peningkatan produksi ini dikhawatirkan akan menyebabkan ketersediaan di alam semakin terbatas. Informasi spesies ikan pari sangat penting terkait dengan informasi keanekaragaman spesies ikan pari, kegiatan pengelolaan, dan sekaligus konservasi ikan pari di Indonesia. Teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi spesies ikan pari secara akurat dan cepat adalah teknik identifikasi molekuler.

Identifikasi molekuler adalah metode untuk mengidentifikasi suatu spesies organisme. Barcoding DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) merupakan salah satu teknik molekuler yang digunakan untuk mempercepat dan mempermudah proses identifikasi organisme dengan menggunakan potongan gen tertentu. Teknik DNA barcoding memiliki keunggulan dalam mengidentifikasi suatu spesies dalam berbagai taksa yang mungkin sulit dibedakan secara morfologis atau dengan metode identifikasi tradisional. Diagnosis pada skala molekuler melalui DNA barcode memberikan alternatif identifikasi organisme yang cepat, akurat, dan tidak ambigu (bias). Pendekatan identifikasi molekuler juga mampu mengidentifikasi ikan pari yang secara morfologi sulit dibedakan.

Identifikasi morfologi menunjukkan sebanyak 2 sampel ikan pari yang diperoleh dari Pantai Delegan, Gresik. Teridentifikasi sebagai contoh kode ikan pari GRPI01 memiliki kemiripan dengan ikan pari mata pucat (Telatrygon zugei). Bentuk tubuh dan warna ikan pari memiliki kemiripan yang cukup dekat. Kekhasan spesies Telatrygon zugei adalah bermata pucat, lempeng tubuh bagian depan cenderung cekung, moncong panjang dan meruncing, bagian belakang tubuh berwarna coklat hingga gelap, dengan perut keputihan. Hasil tersebut juga didukung dengan data pengukuran morfometrik, Total pengukuran panjang untuk sampel kode GRPI01 adalah 40 cm, panjang standar 17 cm dan lebar badan 12 cm. Contoh kode GRPI02 memiliki kemiripan dengan (Neotrygon kuhlii) yang biasa dikenal dengan nama ikan pari bintik. Bentuk tubuh dan warna ikan ini memiliki kemiripan yang cukup dekat. Ciri khas spesies ini adalah tubuhnya yang berbintik-bintik dengan bintik-bintik biru di punggung punggungnya. Data pengukuran morfometri sampel kode GRPI02 dengan panjang total 38 cm, panjang standar 12 cm dan lebar badan 9 cm.

Identifikasi molekuler pada ikan pari dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu ekstraksi DNA, PCR, elektroforesis hingga proses sekuensing untuk mendapatkan hasil sekuensing berupa sekuens basa nukleotida. Hasil analisis BLASTN menunjukkan bahwa spesimen kode GRPI01 teridentifikasi jenis Telatrygon zugei (Pale-edged Stingray) nomor aksesi MH085752 dengan skor 1129 terhadap sampel GRPI01, dengan tingkat kesamaan urutan 100%. Sedangkan spesimen kode GRPI02 Neotrygon kuhlii (Spotted Stingray) dengan nomor akses MH085753 memiliki skor 1112 terhadap sampel GRPI02, dengan tingkat kesamaan urutan 100%. Nilai persentase yang tinggi menunjukkan bahwa sekuens sampel identik dengan sekuens spesies dalam database, yang merupakan hasil analisis persentase tertinggi pada setiap sampel. Berdasarkan hasil BLASTN dapat disimpulkan bahwa spesimen GRPI01 merupakan spesies Telatrygon zugei dan GRPI02 merupakan spesies Neotrygon kuhlii.

Penulis: Dr. Eng. Sapto Andriyono

Tulisan lengkap bisa diakses melalui link: https://ejabf.journals.ekb.eg/article_287585.html

Sitasi: Ulfiyana, V., Sulmartiwi, L., & Andriyono, S. (2022). Molecular Identification of Stingrays (Dasyatidae) from Gresik, East Java. Egyptian Journal of Aquatic Biology and Fisheries26(6), 1309-1318.