Universitas Airlangga Official Website

Peneliti yang Bercita-cita Menjadi Dosen

Peneliti yang Bercita-cita Menjadi Dosen
Rahmanto Aryabraga Rusdipoetra, Wisudawan Terbaik Fakultas Sains dan Teknologi (dok pribadi)

Bagi saya, mengajar adalah kegiatan yang menyenangkan”

UNAIR NEWS – Orang hebat bukanlah orang yang tidak pernah mendapat masalah, namun seseorang yang bijak dalam menyikapi masalah dan mau terus berkembang untuk menjadi lebih baik lagi. Sikap itu ditunjukkan oleh Rahmanto Aryabraga Rusdipoetra, wisudawan terbaik jenjang S2 Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (UNAIR) periode ke-234.

Menjadi dosen merupakan motivasi utama Arya, sapaan akrabnya, untuk melanjutkan jenjang pendidikan S2 di FST UNAIR. Ia terus mengasah keilmuan dengan mengikuti berbagai kegiatan penelitian, seperti pada Pusat Riset Rekayasa Molekul Hayati Research Centre for Bio-Molecule Engineering (BIOME) UNAIR.

“Saya tergabung sebagai asisten peneliti divisi bioinformatika di pusat riset rekayasa molekul hayati atau BIOME UNAIR sejak Juni 2022. Selama menjadi asisten peneliti, saya berkontribusi dalam membantu dosen melakukan penelitian, menganalisis hasil penelitian, dan menulis manuskrip artikel untuk keperluan publikasi penelitian,” tutur Arya.

Dalam beberapa kesempatan, ia juga turut serta memberikan jasa pelatihan secara profesional kepada mitra BIOME. Pelatihan tersebut mengenai penggunaan teknik komputasi dalam menjelaskan fenomena kimia, seperti konsep structure based virtual screening dalam pengembangan desain obat yang rasional.

Jiwa Seorang Pendidik

Di tengah kesibukan Arya, ia selalu meluangkan waktu untuk menyalurkan ilmu dengan menjadi guru privat Kimia dan Matematika jenjang SD, SMP, dan SMA. “Bagi saya, mengajar adalah kegiatan yang menyenangkan, karena selain menambah penghasilan, berbagi ilmu dan pengalaman merupakan kebahagiaan tersendiri,” terang Arya.

Pada bidang riset dan kepenulisan, Arya berhasil menyalurkan ilmunya melalui empat publikasi artikel ilmiah di jurnal bereputasi, baik nasional maupun internasional. Salah satunya pada jurnal Royal Society Open Science (RSOS).

“Walaupun saya tidak selalu menjadi penulis pertama di setiap jurnal, hal tersebut menjadi kebanggan tersendiri bagi saya. Bisa menerbitkan artikel yang dapat dipahami oleh orang lain merupakan pengalaman pertama yang baru saya dapatkan,” tambah Arya.

Meski dalam perjalanannya tidak selamanya mudah, namun Arya percaya bahwa pasti selalu ada jalan jika seseorang tidak pernah menyerah. “Tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanyalah manusia yang selalu berproses ke arah yang lebih baik,” pungkas Arya.

Penulis: M. Rizal Abdul Aziz

Editor: Yulia Rohmawati