Universitas Airlangga Official Website

Penentuan Usia Melalui Gigi dengan Metode Demirjian pada Populasi di Surabaya

Tim Peneliti

Metode Demirjian digunakan untuk menentukan tahapan pertumbuhan dan perkembangan gigi dalam rangka mengestimasi usia seseorang. Pada tahun 1973, Demirjian mengidentifikasi delapan tahapan pertumbuhan dan perkembangan gigi beserta kriteria yang terkait. Pendekatan Demirjian menggunakan urutan kalsifikasi gigi sebagai indikator usia kronologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi validitas metode Demirjian dalam memperkirakan usia gigi anak usia 6–17 tahun di Surabaya, Indonesia. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus–Oktober 2020 dengan mengambil 162 radiografi panoramik pasien usia 6–17 tahun dari bagian radiologi RSGM Airlangga.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Demirjian tidak menunjukkan perbedaan signifikan antara usia kronologis (CA) dan perkiraan usia gigi (EDA) pada kelompok laki-laki. Namun, terdapat perbedaan signifikan antara CA dan EDA pada kelompok perempuan. Uji komparatif dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara CA dan EDA pada semua kelompok umur laki-laki yang menggunakan metode Demirjian. Temuan ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sinha et al., Zhai et al., dan Bagherian dan Sadeghi yang juga tidak menemukan perbedaan signifikan antara usia kronologis dan perkiraan usia menggunakan metode Demirjian.

Perbedaan dalam estimasi usia dapat mencerminkan variasi dalam perkembangan gigi yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Nutrisi yang berbeda dapat mempengaruhi pertumbuhan individu secara signifikan. Beberapa penelitian menunjukkan variasi waktu perkembangan gigi di antara kelompok populasi. Faktor-faktor seperti genetik dan lingkungan juga dapat mempengaruhi variasi dalam waktu perkembangan gigi.

Perbedaan yang ditemukan antara laki-laki dan perempuan dalam penelitian ini mungkin disebabkan oleh faktor gender tertentu, dan penyesuaian dilakukan untuk faktor-faktor maturasi lainnya pada perempuan seperti maturasi seksual, perkembangan kerangka, dan tinggi badan. Proses percepatan pertumbuhan dapat mempengaruhi pematangan gigi dan sering terjadi pada satu kelompok umur. Percepatan pertumbuhan terjadi pada usia yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Pertumbuhan yang dipercepat terjadi pada wanita sekitar usia 12 tahun dan pada pria sekitar usia 14 tahun. Terdapat juga variasi yang signifikan dalam percepatan pertumbuhan, dengan perbedaan satu tahun, dan kadang-kadang percepatan pertumbuhan terjadi pada laki-laki di atas usia 16 tahun.

Untuk keperluan pemeriksaan forensik, penting untuk memperkirakan usia gigi dengan sejelas mungkin. Berdasarkan hasil penelitian ini, metode Demirjian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara estimasi usia gigi (EDA) dan usia kronologis pada laki-laki di Surabaya. Oleh karena itu, metode ini dapat digunakan sebagai alat perkiraan usia anak-anak dan remaja usia 6-17 tahun di Surabaya. Semakin kecil selisih antara EDA dan usia kronologis (CA), semakin tinggi tingkat presisi metode ini ketika diterapkan pada populasi tertentu. Selain itu, penggunaan mean error forecast dengan hasil maksimal 1 dapat dianggap akurat. Identifikasi usia dapat ditingkatkan dengan menggunakan kombinasi beberapa metode, seperti menggunakan informasi gigi dan tulang. Pendekatan ini akan meningkatkan keandalan identifikasi usia dan memberikan hasil yang lebih akurat daripada hanya menggunakan satu metode.

Maber et al. dan Liversidege menekankan bahwa hasil penelitian dapat bervariasi tergantung pada variasi antara sampel populasi dan standar populasi umum, seperti perbedaan usia, ukuran sampel, bias sampel, variasi biologis dalam populasi sampel, lingkungan, kebiasaan makan, dan akurasi dalam mengevaluasi metode yang digunakan. Meskipun ada perbedaan dalam hasil penelitian ini, perbedaan antara usia kronologis dan usia gigi pada setiap kelompok umur masih berada dalam batas yang ditetapkan oleh antropologi forensik, yaitu antara ± 0,5 tahun hingga ± 1 tahun pada populasi dewasa dan anak-anak.

Secara kesimpulan, metode Demirjian dapat digunakan untuk mengestimasi usia gigi pada anak-anak di Surabaya, Indonesia. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk populasi perempuan dalam konteks ini. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat berbeda jika diterapkan pada populasi lain karena adanya faktor-faktor yang beragam. Eksplorasi lebih lanjut dengan ukuran sampel yang lebih besar akan memperkuat keandalan penggunaan pendekatan Demirjian di Indonesia.

Penulis: Arofi Kurniawan, drg., Ph.D.

Diambil dari artikel jurnal berjudul: Using the Demirjian method for estimating the dental age of children in Surabaya, Indonesia

Artikel dapat diakses pada tautan berikut: https://doi.org/10.20473/j.djmkg.v56.i2.p87-91